6

2K 250 7
                                    

Aku sedikit menaikkan ujung mulutku. Kemudian aku lanjut berbicara dengan nada santai.

"Anda pasti salah satu orang yang dekat dengan sang suci Diana dan Anda pasti juga tahu jika Marquis Caelus memiliki perasaan untuk Diana. Menyumbangkan lahan juga dilakukan olehnya karena alasan tersebut. Tapi sekarang sang suci sudah menjadi Putri Mahkota dan lahan itu menjadi tidak berguna, maka dari itu harus dikembalikan ke pemiliknya"

"Meskipun begitu, Marquis pasti sudah tahu kalau Diana tidak akan sepenuhnya memiliki lahan tersebut. Jadi walau lahan itu dimiliki oleh kuil, ia juga pasti sudah memahaminya"

Pendeta besar masih menunjukkan wajah senyum tanpa ekspresi nya. Maka dari itu, aku harus menghilangkan senyum tersebut.

"Saya tidak bisa menerima alasan itu. Meskipun mendengar penjelasan saya seperti ini, Anda masih bergeming. Saya sudah bilang pada pendeta sebelumnya, jika tidak bisa diselesaikan disini, saya berencana untuk mengajukan banding ke Yang Mulia Kaisar. Sepertinya pengajuan banding dengan alasan 'Wanita jahat yang memanfaatkan kepolosan Marquis Caelus hanya untuk kepentingan pribadi nya, dan kuil adalah dalang dibaliknya' terdengar bagus bukan?"

"Marchioness!!!!"

Yes, akhirnya senyum itu menghilang.

"Oh ya ampun, apakah saya terlalu terus terang? Hal ini pasti akan membuat Anda sangat khawatir. Entah lahan tersebut dikembalikan atau tidak, reputasi dan kekuasaan kuil pasti akan hancur"

Tentu saja satu masalah ini tidak akan merusak citra kuil semudah itu. Tapi bagaimana kalau aku terus melancarkan serangan setelahnya?

"Sampai saya mendapatkan kembali lahan itu, permintaan saya tidak akan berubah. Tapi tentu saja kekaisaran pasti ricuh. Jadi saya sampaikan sekali lagi, saya ingin masalah ini diselesaikan antara kita saja"

Aku maju mendorong wajahku mendekat Pendeta Besar yang terlihat tegang. Kemudian seperti tokoh antagonis lainnya, aku pun berbisik

"Bagaimana kalau saya membawa nama Putri Mahkota? Bukankah ini akan menjadi aib?"

"Apa, apa maksud Anda?"

Aku semakin menyeringai ketika melihat pendeta besar tergagap.

"Pasti ada beberapa orang yang akan senang jika saya bilang saya akan membongkar rahasia Putri Mahkota yang mencuri banyak lahan menggunakan kepolosan wajahnya yang saat itu masih menjadi perwakilan kuil"

"Ini...!!"

"Tidak mudah menghapus jejak mendiang Putri Letona yang sudah meninggalkan beberapa hal hebat. Jika Anda bisa melihat dan mendengar, Anda pasti tahu kalau masih banyak bangsawan yang tidak mengakui Putri Mahkota yang berstatus rendah, apalagi dibelakang nya ada kuil yang menjadi pendukung nya"

Pendeta Besar seolah ternganga hingga tidak bisa berkata. Ia pasti tidak mengira aku akan maju mengintimidasi dengan cara seperti ini. Tapi aku bukan bangsawan asli dari dunia ini. Aku tokoh antagonis yang siap untuk memainkan peran sebanyak mungkin.

"Bagaimana kalau saya berkata bahwa Marquis akan memutus segala donasi nya untuk kuil? Jika saya terdengar menggertak, apa sebaiknya kita lihat betapa seriusnya saya sekarang?"

"..Ini sungguh tercela bagi seorang bangsawan bertindak seperti ini, Marchioness!!"

Dia bahkan tidak bisa berbicara dengan jelas.

"Huh, untuk apa saya berpura-pura menjadi orang yang sombong? Jadi berikan saja lahan itu tanpa harus membuat kegaduhan"

Mata pendeta besar masih terlihat tegang.

"Yang Anda inginkan hanya kuil mengembalikan lahan bukan?"

"Benar! Kan itu yang sudah saya sebutkan sejak awal"

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now