37

4.5K 309 1
                                    

Beberapa hari pun berlalu.

Diam-diam aku mengharapkan pemberitahuan pemecatan dari istana. Tapi sampai sekarang aku belum menerima kabar apapun.

"Apasih masalahnya? Ya ampun...."

Aku menggerutu sambil menyesap kopi dingin digenggamanku. Kafein memang teman terbaik ketika otak kita perlu bekerja keras.

"Huft, bagaimana caranya aku membuat rumor tentang proyek yang kukerjakan ini...."

Dokumen yang sedang kubaca merupakan dokumen yang terkait dengan produksi sabun.  Akhirnya para pengrajin dan anak didiknya berhasil menemukan cara untuk melakukan produksi massal. Dokumen itu mencakup pengukuran yang diperlukan setelah memutuskan bahan apa yang harus dihilangkan dan ditambahkan dari sabun yang biasa digunakan para bangsawan.

Sementara itu, aku masih mencari cara untuk mendistribusikan sabun yang akan diproduksi dalam jumlah besar di Illion.

Sesungguhnya, membuat orang menggunakan sabun tidaklah sulit. Aku bisa saja membagikan pada tiap rumah dengan cuma-cuma. Tapi yang paling penting bagaimana caranya membuat orang rutin menggunakan sabun.

"Bagaimana caranya ya supaya mereka rajin menggunakan sabun....?"

Tidak akan berguna jika sabun yang dibagikan hanya tersimpan rapi dirumah. Mereka harus mandi dan mencuci tangan dengan baik menggunakan sabun. Tapi manusia didalam dunia ini pemalas, jika tidak ada alasan tertentu, mereka tak akan mencuci tangan nya sama sekali.

"Hm........"

Tidak cukup dengan menjelaskan kalau mereka tidak akan sakit jika rutin menggunakan sabun. Karena orang-orang ini terobsesi pada gagasan kemarahan Dewa sebagai alasan dari penyakit yang dideritanya.

Aku perlu cara lain.

Jika mereka tidak menggunakan sabun mereka akan didenda? Tidak, ada risiko mereka akan menyembunyikannya kalau begitu.

Haruskah kubilang kalau Dewa akan senang jika mereka membersihkan diri nya? Tidak, aku tidak ingin ini kembali menggunakan nama kuil. Terlebih lagi tujuan bisnis sabun ini untuk melemahkan kekuatan kuil.

"Ugh... kepala ku pusing"

Aku bahkan tidak bisa menemukan alasan yang tepat.

Secara insting aku meraih cangkir kopi dihadapanku. Ternyata cangkir sudah kosong dan ketel pun terasa ringan.

"Huh? Sudah habis saja?"

Aku segera memanggil pelayan, tak lama kemudian pelayan muda tiba dikamarku.

"Ada yang dibutuhkan, Madam?"

"Bisakah kamu membuatkan kopi lagi untukku?"

"Ya, tentu saja Madam!"

Entah mengapa suaranya terdengar bersemangat.

"Apakah Madam tahu kalau akhir-akhir ini beberapa wanita bangsawan mulai menikmati kopi? Sepertinya rumor kalau Madam menyukai kopi sudah tersebar"

Kemudian pelayan itu segera keluar dari kamarku.

"..........."

Aku tercengang. Jadi, sekarang kopi mulai populer?

"Itu dia!!!!"

Ya ampun, otak ku pasti sudah berkarat. Atau bahkan aku kehilangan jati diriku dari dunia asalku setelah tinggal lama didunia ini.

"Sial, kita bisa mengiklankannya!!!"

Menggelikan. Sepertinya indraku mulai tumpul setelah tinggal terlalu lama didalam novel.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now