54

13K 746 209
                                    

Begitu kabar kalau Caelus akan dipromosikan menjadi Duke tersebar, mansion kini dipenuhi oleh orang yang datang memberikan hadiah dan juga ucapan selamat.

Tentu saja Caelus tidak berminat untuk menemui mereka. Bukan hanya ia tidak tertarik pada mereka yang ingin memberikan selamat, tapi saat ini dia sudah sibuk mengurung diri di ruang kerjanya karena disibukkan dengan membuat strategi untuk bernegosiasi dengan kerajaan yang waktunya semakin mendekat.

Tetap saja, sebagai nyonya rumah aku harus menggantikannya menemui para tamu. Ketulusan yang mereka berikan padaku hanya sebatas aku menerima hadiah hari mereka dan niatnya saja.

Aku sengaja tidak membereskan hadiah yang sudah menumpuk di ruang tamu. Itu semua demi membuat mereka terintimidasi setiap kali mereka datang dan memberikan hadiah.

"Hahaha..."

Ketika aku sudah sendirian di ruang tamu, tawa kesal keluar begitu saja.

Kini saatnya menerima tamu lain.

"Wow, Marchioness Hestia. Ah, tidak banyak waktu tersisa untuk memanggil Anda seperti ini. Jika kita bertemu selanjutnya, saya harus memanggil Anda Duchess"

"Ah Countess Erinis, selamat datang!"

Sapaan hangat dari Countess Erinis yang kusambut langsung karena aku sudah mengenalnya dalam waktu yang cukup lama.

Begitu kami duduk, ia langsung berceloteh.

"Sesungguhnya tidakkah Anda penasaran? Kenapa mereka baru mempromosikan status pelayan terbaik kekaisaran ketika ia baru akan melakukan negosiasi dengan kerajaan?"

"Hahaha...."

Para aristokrat di kekaisaran ini tidak sadar kalau adanya perang yang dipertaruhkan untuk melakukan negosiasi dengan kerajaan.

Walaupun begitu, mereka tahu kalau kerajaan itu tak bisa pulih karena banjir tahun lalu dan berujung pada penjarahan di perbatasan negara ini.

Keadaan kali ini dan dulu begitu berbeda karena ancaman perang tidak begitu besar dan menakutkan.

Helios yang menjalankan kekuasaan atas nama Kaisar, dapat mengurusnya dengan stabil karena ada bantuan abdi kekaisaran yang luar biasa bernama Caelus.

Berkat hal ini, kalangan sosial kekaisaran dapat menerima dengan lapang ada kemunculan keluarga Duke baru tanpa banyak penolakan.

Aku terkikik.

"Orang pasti banyak yang membandingkan aku dengan Duke Orcus bukan?"

"Wah, Marquis memang cepat tanggap pada apa yang terjadi saat ini"

Countess Erinis menggelengkan kepala ditambah dengan tatapan jengkel.

"Ketika orang mendengar kalau Marchioness Hestia diberikan wilayah Attica, mereka semua berbisik kalau Marquis sudah menyerap penuh kekuasaan lama Duke Orcus"

"Wow, ditambah lagi aku juga berkonfrontasi dengan Putri Mahkota seperti Letona"

Aku tak menyangkalnya.

Countess Erinis menyesap teh dan kemudian meletakkan kembali perlahan.

"Tapi akhir-akhir ini saya mendengar rumor aneh beredar"

"?"

"Putri Mahkota sepertinya 'menggoyangkan ekornya' pada Marquis lagi... Itu agak...."

Countess Erinis malu untuk melanjutkan dan akhirnya kehilangan kata-kata.

Aku tertawa begitu mendengarnya, karena tidak seperti biasanya yang menggunakan aksen aristokrat yang elegan, kini ia menggunakan ekspresi yang menyolok.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang