Special Story - 1

9.4K 579 41
                                    

Hestia membuka matanya, hari masih pagi ketika ia terbangun.

Perlahan ia menoleh kebelakangnya. Caelus, yang sudah tidur dengannya di ranjang yang sama selama 10 tahun, berbaring memunggunginya.

Bentuk tubuh yang indah disertai rambut perak panjang yang tergerai. Bahkan otot punggungnya pun terlihat indah.

"Hoho.."

Hestia tertawa pelan jika mengingat satu kenangan.

Suatu hari ia berkata dengan santai

Cael memang tampan mengenakan baju apapun, tapi dia terlihat lebih tampan ketika tidak memakainya'

Setelah tidak sengaja mendengarnya, Caelus menjadi memiliki kebiasaan tak menggunakan baju piyama ketika tidur malam.

Kemudian, rambut perak itu sedikit bergerak diiringi dengan lenguhan pendek.

"Uh.."

Hestia berdiri ketika Caelus menunjukkan tanda terbangun. Kemudian Hestia mengambil jubah tidur yang ada di sisi ranjangnya dan mengenakannya dengan cepat.

"Kamu sudah bangun Cael?"

Begitu selesai bertanya, Hestia mengambil jubah Cael yang sudah terjatuh ke lantai dan kemudian meletakkan asal di pinggir sofa.

Caelus masih duduk sambil meringis. Mungkin ia belum sepenuhnya sadar, karena ia hanya duduk sambil menundukkan kepalanya.

Hestia hanya bisa bergumam dalam hati karena ia merasa senang.

'Benar-benar deh, pria ini memang pemandangan nyata yang indah untuk dilihat. Bahkan dalam kondisi berantakan saja ia memukau'

Perlahan Caelus mengangkat kepalanya.

"Apa yang kamu lakukan, Hesse?"

"Ah..aku hanya..mengagumi karya seni?"

Caelus tertawa.

Istri tercintanya memang berbakat mengatakan hal memalukan seperti ini dengan santainya. Tapi tentu saja ia tidak melakukan ini pada orang lain, hanya pada Caelus seorang.

".........lelucon apa itu"

"Oh...akhirnya kamu menggunakan kata-kata itu!"

Hestia menatapnya dengan bangga. Seorang suami yang selalu mendengarkan apa yang ia ajarkan. Bahkan ketika mereka bertemu setiap hari selama 10 tahun, ia tidak pernah merasa bosan.

Suara yang diiringi dengan tawa kecil pun keluar.

"Sebentar lagi anak-anak akan berlari kesini. Cepatlah kenakan jubahmu"

"Ah..."

Hanya baru saat itu Caelus beranjak bangun dari ranjangnya. Ketika Hestia menyerahkan jubah yang tadi ia letakkan di sofa, Caelus memakainya dengan gerakan perlahan.

Dan pada saat itu.

"Ibuuu!"

"Ayaaah!!"

"Waaaa"

Tiga kakak beradik berlari masuk ke kamar diiringi dengan suara debam pintu. Tidak seperti Caelus yang sedikit tersentak, Hestia menyambut anak-anaknya dengan wajah santai.

"Kalian sudah bangun pagi sekali, anak-anak"

Masing-masing anaknya menjawab dengan berbeda.

"Aku sangat bersemangat!!"

"Karena matahari sudah terbit"

"Bangun tidur!"

Creus, yang seringkali mengatakan hal manis yang membayangi usia tujuh tahunnya. Deucalyon, yang begitu datar untuk anak berusia lima tahun, dan Carités yang hanya mengikuti apa yang kakaknya katakan karena ia belum bisa berbicara dengan lancar.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now