34

3.8K 311 8
                                    

*Sudut pandang Helios*

"Sial!!"

Ia meletakkan cangkir dengan kasar. Untungnya cangkir itu tidak pecah, namun teh didalamnya terciprat keluar.

Jennon kepala pelayan istana Lily dengan cepat menyingkirkan cangkir itu dan membersihkan tumpahannya. Sementara itu Helios berjalan menuju jendela dengan amarah tergambar jelas diwajahnya.

Sial, lagi-lagi Hestia seperti itu.

Melihat keluar jendela, wanita berambut hitam itu berjalan dengan santainya.

Hestia.

Rasanya Helios ingin mencabik rasa sesak didalam dadanya. Ia sudah pusing dengan masalah Madam Merope, kini wanita itu menambah beban pikirannya dan pergi begitu saja.

Diana, Merope, dan Hestia.

"Sial!!!!!"

Sejujurnya Helios bahkan tak tahu amarah ini ditujukan pada siapa. Mungkin ditujukan pada Hestia yang licik, atau Merope yang keras kepala dan juga Diana menjadi target amarahnya.

Ataupun bukan pada mereka semua.

"..........."

Ya itu jawabannya. Ia merasa marah pada dirinya sendiri yang tak bisa mengontrol diri. Ketika semuanya terasa menyesakkan, biasanya ia mengandalkan Caelus yang selalu berada di sisinya.

"Cael..."

Amarah dan kesedihan memuncak. Teman terdekat yang sangat ia rindukan.

**

Awalnya pertentangan antara Diana dan Madam Merope tidak seburuk itu. Diana mengundang beberapa aristokrat yang menjadi dekat dengannya ketika mengencani Helios pada perjamuan pertamanya. Saat itu, Madam Merope bisa mengubah niat Diana dan mengadakan pesta minum teh sesuai dengan suasana yang diinginkannya.

Masalah muncul setelahnya. Pesta minum teh yang akan dihadiri oleh hampir seluruh wanita bangsawan yang ada di ibukota.

Faktanya, acara itu merupakan acara yang kurang disukai oleh Diana. Para aristokrat yang lebih tua selalu menimbulkan perselisihan dengan Diana, bibit asal mula kekuatan otoriter dan juga kemewahan, yang mana kedua hal itu sangat dibenci oleh Diana.

Masalah yang tak bisa dihindari tentu saja harus dihadapi. Diana akhirnya memilih untuk mengubah acara perjamuan yang membebaninya menjadi arena deklarasi keyakinannya.

Madam Merope menolak dengan keras niat Diana.

Ia berpendapat kalau acara pesta minum teh ini tidak perlu memiliki maksud tertentu selain untuk berkumpul dan saling menyapa. Sebagai tambahan, Diana merupakan keluarga kerajaan yang memulai untuk menjamu para aristokrat. Jadi ia tidak bisa merendahkan martabat mereka.

Namun pada akhirnya, pesta minum teh berlangsung seperti keinginan Diana. Madam Merope merasa malu pada dirinya sendiri dan sejak itu ia tak lagi mengurusi masalah pekerjaan utama nya di istana.

Madam Merope sudah bekerja di istana bahkan sebelum Helios lahir. Begitu ia mendengar kondisi Madam Merope, Helios langsung mengunjungi nya dan meminta maaf.

Kemudian Madam Merope menangis sambil memegangi tangan Helios.

"Saya selalu memanjatkan doa untuk Pangeran agar bisa menjadi Kaisar yang baik. Dewa pasti akan menjaga Anda bahkan jika saya sudah tak lagi disisi Yang Mulia"

"Apa maksudmu berkata seperti itu!"

Helios cukup terkejut.

Madam Merope sudah seperti bibinya sendiri. Ia merupakan orang yang merawat Helios hingga ia tumbuh dewasa alih-alih Permaisuri yang telah meninggal sejak lama. Ia selalu loyal pada keluarga kekaisaran dan selalu merasa bangga terhadap pekerjaan yang dilakukannya.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now