43

5.9K 442 45
                                    

Setelah rahasianya ketahuan, sepertinya Diana berubah pikiran.

"Oh akhirnya kamu tiba juga!"

Aku bersenandung kecil.

Akhirnya! Undangan yang kutunggu-tunggu pun datang. Aku diundang untuk hadir ke pesta minum teh pribadi Diana dan teman-temannya.

Tentu saja wanita itu juga mulai menggunakan otaknya. Tanggal undangan acara tersebut keesokan hari persis. Seolah menyiratkan kalau ia tak memberiku waktu untuk bersiap.

Menyebalkan, tapi bukan berarti aku tak bisa mengatasinya.

"Fyuh... Kamu pikir kamu akan kalah dalam hal berdandan?"

Aku tak akan bisa mengalahkan Diana dalam kategori kecantikan. Sejak awal dia kan memang 'kecantikan yang tiada duanya'.

Ia merupakan gadis yang baik, cantik, hingga pemeran pria tak mungkin tak jatuh hati padanya.

Dengan begitu, aku harus menyainginya dengan suasana yang berbanding terbalik. Penting bagiku untuk membentuk citraku sendiri yang tak dapat ditiru oleh Diana.

Aku pun buru-buru mencari Clarice dan Tekima.

"Besok aku harus datang ke pesta minum teh pribadi nya Putri Mahkota. Tapi aku ingin bersiap dengan sempurna"

Clarice menatapku dengan serius.

"Pertama-tama, pastikan Madam memakai cincin keluarga. Tidak ada yang dapat mengalahkan Anda dalam hal kekuasaan"

"Apa Madam punya strategi atau konsep yang terpikirkan? Saya akan membuat gaun dan memilihkan aksesoris yang sesuai"

Tekima bergabung sambil mengelap dahinya dengan sapu tangan.

Aku pun membariskan gaun dan aksesoris yang kumiliki didepan mereka. Beberapa pelayan bahkan mengintip dan tidak meninggalkan ruangan karena sepertinya ini hal yang seru.

"Yah, ini semua yang kumiliki. Aku ingin warna yang kontras dengan Putri Mahkota. Aku tak perlu terlihat menawan"

Aku tak hanya meminta saran Clarice dan Tekima, namun seluruh gadis yang ada didalam mansion ini.

Apa yang kubutuhkan sekarang? Ya tentu saja ide-ide kolektif!

Ketika aku sudah memberikan izin, masing-masing dari mereka mulai memberikan pendapatnya. Tak lama pun ruangan menjadi berisik.

"Bagaimana kalau semuanya hitam! Warna rambut madam juga hitam, pasti akan cocok sekali!"

"Nanti malah bukannya mirip Putra Mahkota ya? Madam, rata-rata tamu nya merupakan gadis muda yang belum menikah, bagaimana kalau citra yang bermartabat?"

"Ya ampun! Madam Hestia masih seumuran dengan mereka kok!"

Kurasa jajak pendapat ini cukup ramai.

Ditengah kegaduhan, aku mendengar suara ketukan pelan.

"Madam, ini Uros"

Aku pun akhirnya sadar.

"Ah... kami terlalu berisik ya? Seharusnya aku menutup pintunya dengan rapat"

"Haha, bukan begitu Madam. Hanya saja Marquis penasaran......"

Ah aku lupa, dirumah ada yang sedang mempelajari taktik diplomatis ya. Aku harus berhenti mengganggunya.

Wajahku terasa panas, namun ketika aku mulai bersiap merapikan gaun dan aksesoris, seseorang muncul.

"Sepertinya ada yang terdengar seru, bolehkah aku bergabung?"

"Oh..!!"

Kesayanganku disini!!!!

Ia mengikat rambut panjangnya hingga aura ketampanannya menguar kemana-mana!!

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now