61

14.2K 686 230
                                    

*sudut pandang Diana, Helios, dan Caelus*

"......"

"......"

Kaisar dan Diana adalah yang pertama kali meninggalkan rapat kabinet. Diana, yang merasakan tatapan mengikuti mereka, menggertakan giginya dan menahan hasrat ingin berbalik dan teriak.

Kaisar juga benar-benar terdiam.

Hanya ketika setelah mereka meninggalkan aula konferensi dan hampir tiba di kamar Kaisar barulah akhirnya berbicara lebih dulu.

"Diana"

"Ya, Yang Mulia"

Tatapan Kaisar berisikan emosi kompleks yang tak mudah dijelaskan dengan kata-kata.

"Aku akan melindungi mu hingga akhir, jadi kamu harus tetap kuat dan bertahan"

"......"

"Sudah beberapa waktu berlalu sejak kamu menjadi bagian dari keluarga, namun badai masih belum berhenti sampai saat ini"

"Maafkan saya........."

"Kupikir ini semua terjadi karena Dewa begitu peduli padamu. Tanah akan mengeras setelah hujan, jadi mari bertahan untuk mengatasi krisis ini"

"Baik, Yang Mulia"

Walaupun begitu, perasaan Diana tak kunjung membaik bahkan setelah Kaisar menenangkannya.

Bukan orang lain, tetapi Caelus sendiri yang mendakwa kuil! Bukankah sebelumnya ia mengatakan kalau Diana tak melakukan kesalahan?

Lalu setelahnya Caelus malah benar-benar mengayunkan pedang pada kuil, atau pada dirinya.

Kaisar masih menatap Diana dengan wajah kaku, dan akhirnya berbicara lagi.

"Tenangkan dirimu lebih dulu. Aku akan memanggilmu lagi nanti, Diana"

"Ya, Yang Mulia"

Diana menunduk dan meninggalkan Kaisar.

Akhirnya Diana menyadari ketika satu hal yang mengejutkan tiba-tiba menerjangnya, ia bahkan tak bisa menangis.

"Aku baru akan meminta maaf....."

Setelah berdebat dengan Helios ketika doa bersama, Diana memutuskan dengan serius untuk meminta maaf pada Caelus.

Diana tak bermaksud begitu, tapi akhirnya ia menyadari kalau karena dirinya dan Helios lah yang membuat Caelus begitu kesulitan hingga ingin menghabisi nyawa nya sendiri.

'Kenapa kamu tak bisa menunggu sebentar lagi saja?'

Duduk dibelakang Kaisar, Diana tak bisa melihat ekspresi Caelus ketika ia membacakan dakwaan.

Namun, Diana tak perlu susah payah memeriksa ekspresinya. Nada suaranya yang tegas dan tidak goyah serta postur yang tegap sudah menjelaskan kalau Caelus sudah bertekad untuk melakukan ini.

Jika Caelus sudah berniat melakukannya, kenapa kemarin dia mengatakan kalau Diana tak melakukan kesalahan?

Jika saja Diana bisa mengekspresikan perasaannya dengan jelas saat itu, mungkin saja ia bisa menghindari bencana hari ini.

Ia sungguh berpikir kalau Caelus tak akan mengkhianatinya.

Tapi kenapa...

Diana hanya berdiri mematung di tengah taman yang ada di istana Lily. Berbagai macam emosi bergumul dalam hatinya hingga ia tak menyadari posisinya berada saat ini.

Sudah berapa lama waktu berlalu? Matahari, yang sebelumnya berada di puncak langit, kini sudah condong ke barat tanpa ia sadari.

Helios muncul dibelakangnya dengan langkah kaki yang gusar.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now