25

3K 275 8
                                    

!!!!!! TW : Mentioning r*pe and mu**er !!!!!!!!!!!!


Suara obrolan pun berhenti. Para bangsawan serempak bangkit dari kursi. Aku mengikuti etika bersamaan dengan wanita bangsawan lainnya, dan kami membungkuk hormat pada Putri Mahkota.

Suara langkah kaki Diana terdengar arogan.

"Kalian boleh bangkit"

Aku menatap Diana. Rambut merah muda mengibar dengan indahnya, menciptakan suasana seolah dewi turun ke bumi. Ditambah dengan mata berwarna biru laut yang bersinar seperti permata.

Diana merupakan wanita paling cantik dalam novel ini. Setidaknya karena tidak disebutkan ada hal lain yang lebih cantik darinya. Karena itulah keinginan sang penulis novel ini.

Tiba-tiba aku jadi penasaran. Bagaimana tanggapan penulis padaku yang membenci pemeran utama novel miliknya?

Namun aku cepat menghilangkan pikiran tak berguna. Aku tidak boleh lengah didepan Diana, karena hari ini adalah arena pertempuran. Aku masih saja bertingkah seolah aku masih menjadi pembaca novel.

Ketika Diana telah duduk, barulah kami semua bisa mengikuti.

"Sangat beruntung bisa bertemu dengan Anda semua seperti hari ini. Saya harap semuanya dapat menikmati hari ini"

Wanita yang lebih senior kemudian mulai berbicara.

"Saya berdoa untuk kebaikan bagi keluarga kekaisaran dan juga Putri Mahkota. Terima kasih banyak atas undangan hari ini, Yang Mulia"

Kursi ku cukup dekat dengan Diana. Sepertinya penempatan berdasarkan status suami kami, dalam hal ini Caelus suamiku. Lalu disebelahku tempat Countess Erinis duduk.

Aku juga menyapa Diana dengan wajah penuh senyum.

"Saya tidak menduga akan bertemu lagi dengan Anda didalam istana Kaisar. Sepertinya Yang Mulia Kaisar sangat memperhatikan Putri Mahkota"

Kemudian Countess Erinis mendukung ku, seolah ia sudah menunggu isyarat.

"Saya setuju dengan Marchioness! Sungguh kejutan yang menyenangkan"

"Ini semua berkat reputasi Yang Mulia Putri Mahkota, Anda pasti setuju kan?"

Diana menatapku dengan sedikit gugup. Apakah karena ia merasa kurang nyaman dengan ku setelah kejadian cincin berlian? Bibirnya memang menunjukkan senyuman yang indah, tapi sayangnya mata nya juga tidak ikut tersenyum.

"Saya sangat bersyukur karena kebaikan Kaisar, saya sendiri juga terkejut"

Diana hanya menjawab kaku.

Tak lama kemudian, nampan yang berisi minuman dan makanan ringan dibagikan pada masing-masing meja. Piring cantik yang berisi kue pun disiapkan di meja kami dimana aku, Countess Erinis dan Diana duduk.

Namun, entah mengapa tiba-tiba suasananya menjadi tidak enak.

Sejujurnya, hanya aku yang menganggap minuman dan kue ini berkualitas karena standar pribadi ku. Tapi tidak bagi mereka yang selama ini sudah hidup sebagai bangsawan sejak lahir.

Ekspresi wajah para wanita perlahan menjadi kaku.  Mereka saling bertukar pandangan antara piring dan rekan satu mejanya. Tidak banyak senyum yang muncul dari wajah mereka.

Rumor memang menyebutkan bahwa Diana bertentangan dengan Madam Merope terkait persiapan pesta minum teh, tapi sepertinya tema pesta telah ditetapkan menjadi 'sederhana' seperti keinginan Diana.

"Yah...."

Aku mendengar seruan dari meja yang cukup jauh, bahkan aku tidak bisa membedakan itu seruan atau keluhan. Sesungguhnya, mereka semua pasti memiliki ekspektasi 'kan?

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now