15

2.2K 222 7
                                    

"Ah ternyata berat......"

Aku sedikit mengeluh dalam perjalananku menuju istana. Cincin berlian yang kupakai ini ternyata cukup berat. Kupikir cincin ini tidak akan muat di jari ku karena ini dibuat berdasarkan ukuran jari Diana, namun untungnya aku bisa memakai nya di jari manisku.

"Hehehe.."

Tetap saja aku sedikit merasa bangga. Aku menyesal karena harus meminjamnya sebentar, namun Caelus bilang aku bisa menyimpannya! Ini hadiah pertama yang kudapatkan dari kesayanganku.

Sudah kubilang, aku tidak terkesan karena harganya yang mahal, tapi karena Caelus yang memberikannya pada ku. Aku tak peduli kalau cincin ini dulunya hendak diberikan pada Diana. Namun sekarang ini menjadi milikku!

Aku akan segera bertemu dengan Diana. Tapi bukannya gugup, aku malah menantikannya.

Tak lama kemudian aku tiba di istana tempat Putra Mahkota dan istrinya tinggal. Istana ini disebut 'Istana Lili' karena ada banyak lili putih yang tumbuh disekelilingnya. Ketika aku berkunjung sebelumnya, bunga lili belum bermekaran tapi hari ini terlihat sudah bermekaran dengan indah.

Aku menunggu di ruang tamu setelah diarahkan pelayan istana. Tak lama kemudian Diana muncul, memamerkan kecantikannya. Aku masih merasa kagum setiap kali melihat rambut merah muda itu berkibar. Tapi menurutku rambut Caelus lebih indah.

Ah, aku harus tetap bersikap sopan pada Diana.

"Terima kasih telah mengizinkan saya untuk bertemu dengan Anda, Yang Mulia Putri Mahkota"

"Saya hanya bertanya-tanya mengapa Anda ingin bertemu saya, maka dari itu saya menyetujuinya"

Sepertinya Diana sudah terbiasa dengan posisi sebagai Putri Mahkota. Aku tersenyum sambil menatap Diana.

"Sebagai bangsawan, bukankah sudah seharusnya saya melakukan yang terbaik bagi keluarga kerajaan? Tolong terima niat baik dari hati saya, Yang Mulia"

Aku sengaja tersenyum tapi menutupi mulutku dengan jari yang terdapat cincin berlian. Aku ingin memamerkannya, tidak mungkin kan Diana tidak melihatnya.

Aku masih tersenyum sambil memperhatikan ekspresi wajah Diana. Akan bagus jika dia bisa menunjukkan wajah muram nya didepanku. Namun Diana sudah terbiasa dengan kehidupan Putri Mahkota, tidak menunjukkan perubahan ekspresinya.

"Baiklah, saya akan mendengarkan apa yang ingin Anda sampaikan lebih dulu"

Oh sepertinya dia waspada terhadapku. Sepertinya Helios sudah memberikan info pada Diana setelah kunjungannya ke kediaman Marquis kemarin.

Bagaimanapun, aku memutuskan untuk membuka pembicaraan. Aku mengulurkan amplop yang sudah kusiapkan pada Diana.

"Saya yakin Anda sudah tahu bahwa kemampuan saya sungguhan, Yang Mulia"

"Ah, maksudmu penglihatan. Ya, seperti yang Anda bilang, pencurinya benar-benar tertangkap.

Diana melirik padaku dan kemudian membuka amplopnya. Hanya ada beberapa kalimat dalam surat yang kutulis dalam amplop itu.

"Ini...."

Aku menjawab sambil menyeringai.

"Tertulis didalam amplop itu apa yang akan segera terjadi. Saya  sudah memutuskan, saya akan menggunakan kemampuan saya untuk kekaisaran"

Diana membaca isi surat tanpa berkata apapun.

Hal yang kutulis merupakan contekan dari catatan mengenai kejadian mendatang. Dalam rentang waktu ini, ada provokasi dari musuh yang disamarkan menjadi bandit pada perbatasan area kekuasaan mendiang Duke Orcus. Sebelum aku kembali, penyamaran ini baru diketahui beberapa waktu setelahnya bahwa bandit itu merupakan tentara dari negara tetangga. Tentu saja Pangeran Helios mendapat kesulitan mengatasinya.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now