38

4.7K 397 31
                                    

Tidak ada kabar terbaru apakah aku berhasil memisahkan Diana dan Madam Harmonia. Jadi aku memutuskan untuk menunggu dengan santai.

Sementara aku masih menunggu hasil, akhirnya aku mendapatkan panggilan dari Helios.

"Lama juga dia memutuskan hal ini, hmmm"

Aku tertawa sinis ketika membuka amplop yang memiliki segel Putra Mahkota.

Isi dari surat pun cukup singkat yang meminta kehadiranku sendiri hari ini. Dari surat yang kubaca, aku masih tidak dapat memahami apa yang Helios pikirkan.

Tapi ini tanda yang cukup baik. Melihat surat ini berarti aku berhasil menyelamatkan wajahku.

Karena tidak ada alasan untuk ragu, aku langsung mempersiapkan diri untuk bergegas menuju istana

**

"Salam pada matahari kecil kekaisaran"

"Berdiri"

Entah bagaimana Helios tidak mengabaikan salam yang kuberikan hari ini, tidak seperti biasanya.

Oh ini masalah besar. Apakah kamu berubah pikiran?

Perlahan aku mengangkat kepalaku seperti perintahnya dan menunggu Helios membuka suara lebih dulu.

Bahkan diantara semua hal ini, Helios terlihat tampan hingga membuatku kesal. Rambut hitam dengan mata emas yang sedikit cekung nampak seperti pahatan, jadi setidaknya wajah itu membayar kurangnya etika yang ia miliki.

Hari ini Helios tidak terlalu menampakkan pergolakan batinnya.

"Beberapa hari yang lalu aku mengadakan pertemuan pribadi dengan suami mu"

"Saya tahu"

Aku jadi teringat wajah dinginnya yang berpapasan dengan ku di mansion tempo hari.

"Kamu pasti sudah mendengar garis besarnya dari Caelus 'kan?"

"Saya tidak mendengar detailnya, tapi saya merasa Anda kesulitan menentukan kelanjutan pekerjaan saya"

Sebelum menjawab, Helios menunduk kebawah. Kemudian ia tertawa dan mendengus.

"Yah.. kamu memang cepat mengerti"

".........."

Apa ini? Kupikir sesuatu berubah, tapi ia tetap sama saja. Percuma saja aku khawatir.

Helios berdiri dari kursinya dan kemudian berjalan menuju jendela.

"Sementara itu, kamu tidak banyak memberikan info penglihatanmu"

"Ya...."

Entah kenapa aku merasa malu. Jumlah ramalan yang kuberikan memang dapat dihitung dengan jari, jadi aku tak bisa menyangkalnya.

"Tapi dari semua ramalan yang kamu berikan sangat penting untuk menentukan nasib kekaisaran ini, dan semua itu juga akurat."

"Ya, Anda benar"

Aku senang mendengarnya, tapi aku harus menenangkan diriku agar tak terlalu bersemangat.

Sesungguhnya, aku harus mengapresiasai karena kejadian yang terjadi sebelum dan setelah aku melakukan perjalanan waktu tidak banyak berubah. Karena aslinya aku memang tak memiliki penglihatan masa depan.

Maka dari itu, pujian yang dilontarkan Helios bukan karena kemampuanku. Tanpa kusadari kini Helios berdiri didepanku.

"........Mau tidak mau aku harus mengakuinya, aku membutuhkan kekuatanmu"

"Saya paham, Yang Mulia"

Aku tetap menundukkan wajahku untuk menghindari kontak mata dengannya. Kemudian aku mendengar dengusan yang sama dengan sebelumnya.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang