28

3.5K 303 19
                                    

Pesta minum teh Diana menjadi topik hangat dikalangan bangsawan, khususnya tuntutan yang ia keluarkan.

"Dulu citra nya tidak seperti itu didalam novel, ya ampun...."

Faktanya, sifat Diana sendiri tidak masuk akal didalam kenyataan. Coba kita pikirkan, berapa banyak realitas yang diabaikan demi membuat karakter Diana menjadi orang yang hebat?

Tak peduli bagaimana karakter Diana, tapi ia merupakan rakyat biasa. Bagimana bisa ia menegur seorang bangsawan tanpa rasa takut?

Tentu saja itu ciri khas pemeran utama dalam novel. Sebuah narasi yang diberikan untuk membenarkan tindakannya walaupun mengabaikan konteks yang masuk akal. Pada kenyataannya, tindakan yang akan dinilai berbeda jika dalam realitas, bisa jadi mendapat dukungan jika dilakukan didalam novel. Jika sang penulis memiliki kemampuan yang baik, bahkan pembaca sendiri dapat diyakinkan dengan narasi yang disajikan.

"Tapi itu lah pesona novel rofan"

Ya, karena semua itu fantasi.

Sudahlah, biarkan saja berlalu. Toh kedepannya akan kupastikan tak ada lagi alur yang mudah bagi pemeran utama.

"Aku hanya perlu membuat Caelus bahagia"

Cerita yang kubuat sendiri dengan kesayanganku sebagai pemeran utama nya. Inilah daya tarik dari kreativitas.

"Madam, Tuan Caelus mencari Anda"

"Oh baiklah!!"

Mendengar suara Uros aku segera menutup catatan ku ketika aku sedang menuliskan hal yang terjadi pada pesta minum teh.

Caelus menungguku di ruang kerja nya.

"Kamu memanggilku?"

"Oh..Ya"

Sekarang ia langsung menuangkan teh dihadapanku, seolah itu sudah menjadi kebiasaan.

"Aku memanggilmu karena aku ingin mendengar cerita pesta minum teh kemarin. Aku rasa kamu tidak akan menceritakannya padaku jika aku tak bertanya"

"Oh......."

Kesayanganku hari ini agak terlihat pucat. Namun wajahnya yang tanpa ekspresi tetap terlihat menarik. Setelah menarik nafas, aku mulai bercerita.

"Aku melakukan hal yang sedikit berani. Aku beradu argumen dengan Yang Mulia Diana"

Alis Caelus sedikit mengerut, namun aku tetap melanjutkan

"Tapi aku tidak bisa diam saja, kebetulan semuanya membicarakan kamu dan aku tidak suka suasananya yang tidak nyaman"

Caelus masih diam, aku menganggapnya sebagai tanda untuk lanjut bercerita.

"Dan ini hanya pendapatku, tapi kedepannya pasti akan muncul ketidakpuasan dari bangsawan terhadap Yang Mulia Diana. Cara beliau menjamu mereka sangatlah sederhana, ia bahkan menjelaskan bahwa itu semua memang disengaja"

"Hmmm....."

"Aku yakin mereka semua merasa diabaikan. Jika opini publik menguat seiring berjalannya waktu, Putri Mahkota akan kesulitan meminta bantuan ketika ia membutuhkannya"

Bangsawan lainnya yang tidak berperan menjadi antagonis dapat menjadi pendukung pemeran utama dan tentunya kekuatan yang diperlukan.

"Maka kuil akan mengambil alih"

Caelus berkata sambil mengusap dagu nya.

"Ya, dan hal itu yang paling ditakutkan oleh aristokrat"

Aku meninggalkan sentimen pribadi sebisa mungkin dan menanganinya seolah ini bisnis. Aku khawatir kalau perasaan puas dan gembira ku akan ketahuan.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now