12

1.7K 228 3
                                    

Beberapa hari kemudian Clarice memberikanku info

"Pencuri yang ramai dibicarakan selama ini sudah tertangkap Madam"

"Benarkah?"

Aku yakin saat ini Diana dan Helios sudah mendengar beritanya. Apakah kalian masih meragukanku?

Aku berjalan ke arah jendela sambil memegang cangkir teh. Pemandangan taman dari kamarku sungguh indah, ini menjadi kebiasaanku sekarang.

"Eh??"

"Ada sesuatu Madam?"

Clarice merespon ku. Aku merasa terkejut dan menunjuk keluar jendela.

"Caelus keluar dari kamarnya!"

"Oh ya ampun..!!"

Aku dan Clarice melihat Caelus yang berjalan sendirian di taman. Namun tiba-tiba Caelus jatuh bersimpuh sambil memegangi dada nya.

Cangkir ku tidak sengaja lepas dari pegangan ku karena terkejut. Aku segera berlari keluar kamarku.

Melihat aku yang berlari tiba-tiba, Uros juga langsung mengikutiku.

"Caelus!!"

"Marquis!!"

Caelus berjongkok di dekat bebatuan dan napasnya berat, wajahnya menunjukkan kesakitan. Uros segera membantunya.

"Anda tidak apa-apa Tuan?"

Wajah Caelus tampak pucat. Aku berteriak panik pada Clarice.

"Clarice cepat panggil dokter!!!"

"Baik Madam!"

Clarice berlari ke arah mansion. Uros buru-buru melepas jas nya dan menyelimuti Caelus. Aku terlambat menyadari bahwa Caelus masih memakai pakaian tidurnya yang tipis.

"Uros, apakah semalam Marquis baik baik saja?"

"Tidak ada yang salah ketika Marquis bangun tadi pagi..."

Uros terdengar yakin namun entah mengapa ekspresinya berkebalikan. Sementara itu nafas Caelus mulai terdengar stabil.

Aku juga mendengar gumaman pelannya. Aku mencoba mengabaikan nya dan kemudian menginstruksikan Uros.

"Ayo segera kita bawa Marquis kembali ke kamar nya"

"Baik Madam. Tuan, apakah Anda bisa berdiri?"

Bukannya menjawab, Caelus mulai berdiri perlahan.

"...Sudah cukup"

Tapi kita tidak bisa mempercayai perkataan pasien itu sendiri. Meskipun sikapnya dingin, aku dan Uros mengikuti Caelus dari belakang, seolah anak itik mengikuti induknya. Karena Clarice yang buru-buru mencari dokter, kediaman Marquis cukup kacau hari itu.

Aku dan yang lainnya mengikuti ke kamar Caelus.  Dokter memeriksa Caelus meskipun mendapat tatapan dari para pelayan Caelus.

Caelus terdengar bergumam merajuk, ia juga bersandar lesu pada sofa.

"Aku hanya merasa sedikit frustasi. Tidak ada yang perlu diributkan"

Dokter sedikit menggelengkan kepala nya setelah mengukur denyut jantung Caelus.

"Tidak ada yang aneh. Saya rasa ini hanya karena keadaan psikologis Marquis yang masih belum stabil"

Caelus yang bersandar lesu kini mengadahkan kepalanya.

"Aku bukan lagi anak kecil, apa-apaan kalian semua?"

Tapi aku tetap lega mendengar bahwa tidak ada kelainan pada kondisi fisik Caelus. Namun aku juga sedih mengingat kondisi psikologis Caelus yang masih menderita, bahkan untuk berjalan di taman saja ia masih belum cukup kuat.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteOnde as histórias ganham vida. Descobre agora