58

12.7K 663 118
                                    

*Sudut pandang Helios dan Diana*

Dokter yang sudah kembali dari kediaman Duke kini berada di ruangan kerja Helios.

"Saya sudah memeriksanya dengan hati-hati, tapi tidak ada yang aneh, Yang Mulia Putra Mahkota"

"......"

Walaupun mendengar kabar baik, ekspresi Helios tak kunjung merasa lega. Dokter yang tak tahu apa-apa sudah melapor dengan jujur, tapi ia hanya menerawang jauh.

"....Baiklah, kamu boleh kembali"

"Ya, Yang Mulia"

Mungkin karena lega akhirnya bisa keluar dari tekanan, dokter buru-buru pergi setelah memberi salam hormat.

Helios menekan pelipisnya.

"Huuuu.."

'Aku harus mengubahnya bagaimanapun caranya'

Helios tak akan bisa membiarkan Hestia mati begitu saja.

Tapi masalahnya...

"Kenapa kamu begitu acuh?"

Helios hanya bisa berteriak pelan.

Ekspresi dan sikap yang ditunjukkan Hestia, tak terlihat adanya keinginan untuk bertahan hidup.

Siapapun yang hidup di dunia ini berusaha hidup sekeras mungkin walau dibayangi oleh kematian. Karena itu adalah insting alami dari makhluk hidup.

"Sial..."

Apakah ini karena dia pernah merasakan kematian satu kali? Apa karena itu ia tak memiliki keinginan untuk menghindari kematian.

Hestia mempertaruhkan kehidupan kedua nya untuk menyelamatkan Caelus, tapi kenapa tidak dengan nyawa nya sendiri?

Helios tak dapat mengerti.

".....Dewa..aku memohon dengan segala kuasa Mu..."

Tanpa lelah Diana terus-menerus memanjatkan doa nya yang sudah berlangsung berjam-jam lamanya. Kini hanya tersisa beberapa orang disekitarnya.

"Ha...."

Diana menghela nafas panjang. Ia merasa doa nya masih kurang, mungkin ia akan berada disini sepanjang malam.

Ketika ia mengambil nafas sebelum melanjutkan doa nya.. Ia membeku melihat seseorang yang menghampirinya.

"Heli, apa yang membuatmu datang ke pertemuan doa bersama ini?"

Melihat istrinya yang tak lagi tersenyum padanya, Helios merasa skeptikal pada rasa cinta.

Ketika Putra Mahkota datang, para pelayan yang tersisa segera pergi. Kini hanya tersisa mereka berdua ditengah area yang luas ini.

"Kurasa aku ingin berdoa bersama mu"

"...."

Diana hanya menatap Helios, tak memahami apa yang ada didalam kepalanya.

"Bisakah aku bertanya sesuatu?"

"....Aku harus berdoa, jadi cepatlah"

Helios tersenyum getir.

"Haruskah aku berlutut dalam waktu yang lama sebelum Dewa mendengar doa ku?"

Alis Diana berkerut. Ia tak tahu kalau pertanyaan Helios itu sungguhan atau hanya sarkasme belaka.

"Rasa takut dan percaya pada Dewa adalah hal yang paling utama. Tak peduli seberapa besar kamu menginginkannya, Dewa tak akan mendengar jika itu hanya keinginan demi keuntungan pribadi"

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now