Side Story - 4

9.8K 604 107
                                    

Proses Putra Mahkota untuk menikah lagi dilaksanakan dengan cepat namun penuh kehati-hatian.

Sebelum para bangsawan bisa membentuk kubu, dengan cepat Helios mengerucutkan kandidat dan diam-diam mengirim pelayannya pada masing-masing keluarga.

Diam-diam ia juga mengunjungi rumah Caelus sambil membawa data yang dikumpulkan oleh pelayannya.

Hari sudah sangat larut ketika Helios tiba, namun karena ia sudah memberitahukan lebih awal, Hestia dan Caelus bisa menyambutnya tanpa merasa panik.

"Maaf aku datang terlalu larut"

"Tidak masalah, ini pasti sangat penting"

Hestia membalas dengan anggun.

Mereka bertiga kemudian duduk di ruang kerja Caelus.

Berkat kata-kata dokter yang mengizinkan Hestia meminum teh maksimal 3 gelas dalam sehari, sekarang ia bisa meminum kopi untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan.

Helios meletakkan tumpukan kertas yang sudah ia bawa keatas meja.

"Sekarang, bantu aku menentukan Putri Mahkota"

"....."

"....."

Hestia dan Caelus saling menatap dengan ekspresi bingung.

"Apakah sungguh tak apa-apa bagi kami untuk melakukan ini?"

Hestia bertanya karena ia sungguh khawatir. Namun Helios benar-benar cuek.

"Kupikir kalian dulu menandatangani perjanian pernikahan lebih sederhana dari cara ini?"

"Uh....."

Hestia kehilangan kata-kata, ia tak bisa menjawab. Karena Helios memang benar.

Sambil mengambil selembar kertas Caelus mendengus.

"Tapi penilaianmu juga tidak begitu buruk. Ini cara cepat untuk menyingkirkan salah satu kandidat sebelum kubu aristokrat mendorongnya maju"

"Benar, lagipula standar untuk calon Putri Mahkota juga sudah ditentukan"

Helios menjawab kemudian ia menunjuk pada salah satu kertas.

"Sebaiknya ia berasal dari keluarga yang tidak terlalu berpengaruh. Boleh ambisius tapi jangan terlalu ambisius, terpelajar dan berbudaya serta kondisi tubuh yang sehat"

Hestia menahan untuk tidak berkomentar. Tapi ia merasa kandidatnya hampir mirip dengan Diana.

Anehnya, Helios bisa menangkap perubahan ekspresi Hestia.

"Kurasa kamu ingin mengatakan sesuatu padaku, Duchess?"

"Oh..."

Tiba-tiba Hestia menjadi ragu. Jika ia beritahukan sejujurnya pada Helios, sepertinya mereka akan adu urat.

Helios masih saja mendengus.

"Yah, wajahmu menunjukkan sangat ingin komplain akan suatu hal"

Caelus menatap mereka bergantian seakan mempertanyakan apa yang sedang mereka bicarakan. Lalu Hestia pikir sebaiknya ia katakan saja sebelum suaminya merajuk.

"Uh, ciri mereka tidak begitu berbeda jauh dengan Diana..."

"...."

Helios mencoba menahan kekesalannya. Benar, karena itulah tadi Hestia ragu. Caelus mencoba membantu Helios dengan senyum getir.

"Maksudku, dia harus lebih memahami berbagai budaya kehidupan aristokrat dibandingkan Diana"

Kata-kata 'berbudaya' itu sendiri memiliki banyak arti, tapi tidak ada kata lain yang lebih tepat dibandingkan ini.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now