35

5.1K 370 12
                                    

*Sudut pandang Hestia*

Saat ini aku berada di taman kediaman Countess Erinis.

Meja yang hanya berisi aku dan Countess kini tersaji beragam camilan yang mewah.

"Saya bisa menikmati kemewahan semacam ini berkat Hestia"

"Apa maksud Anda berkat saya? Ini semua berkat kebaikan yang ditanam oleh Countess sendiri"

Dengan kemampuan sosialnya yang mumpuni, Countess Erinis tidak menyia-nyiakan kesempatan emas dan masuk menjadi kategori 'teman Diana'.  Hanya ia seorang yang merupakan bangsawan yang telah menikah diantara bangsawan muda lainnya.

Camilan berkualitas tinggi ini merupakan sogokan untuk Countess Erinis dari tokoh berpengaruh di kalangan sosialita demi menjalin koneksi dengan Putri Mahkota.

Tapi jika ingin berkata jujur, kualitas hadiah ini biasa saja. Tapi yang terpenting bukanlah kualitas hadiah itu sendiri, melainkan pengaruh yang dimiliki Countess Erinis.

Ia memperhatikan wajahku yang tak berhiaskan senyum seperti biasanya.

"Tapi kupikir ini semua masih belum memenuhi ekspektasi Marchioness..."

"Oh sebenarnya....."

Aku sedikit menyeruput teh sebelum mulai berbicara lagi.

"Saya ingin Countess menjadi lebih dekat dengan Diana dibandingkan Madam Harmonia"

"Aha.."

Countess tersenyum getir.

"Tapi sayangnya Putri Mahkota tidak membuka hatinya hanya dengan kata-kata manis. Selain itu, hadiah pun tak berarti baginya...."

"Hmmm...."

"Saya yakin dulu Madam Merope juga mengalami hal yang sama denganku. Saya memang satu langkah dibelakang Madam Harmonia, dan bukan berarti harga diri saya tidak terluka"

Kejadian Madam Merope yang meninggalkan istana memang mengejutkan kalangan sosialita. Bahkan Madam Harmonia sampai mengunjungi ku dan meminta untuk membujuk Diana.

Tapi alih-alih bertemua Diana, aku malah menemui Helios. Bagaimana kalau aku bertemu dengan Diana tapi untuk tujuan yang berbeda dari yang diinginkan Madam Harmonia?

Kemudian Countess Erinis menggelengkan kepalanya.

"Saya rasa kita harus mengubah rencana kita Marchioness, kita tidak bisa hanya seperti ini"

Aku melirik pada camilan yang tersaji di meja.

"Aku tahu, Anda bahkan sudah menerima banyak hadiah. Kita harus melakukan sesuatu"

"Apa Marchioness memiliki ide?"

Countess Erinis tersenyum, melihatnya begitu aku pun jadi menyeringai dan sedikit menggelengkan kepala.

"Countess memang sangat tajam"

"Oh Marchioness, jangan mengatakan hal yang sudah pasti. Sosialita lain mengagumi kepandaian Anda lho"

Semua orang juga paham jika menyanjung seseorang berlebihan itu berarti ada hal yang diinginkannya. Tapi ini pun termasuk kemampuan sosial yang harus dimiliki.

Seolah aku tak tahan lagi, akhirnya aku menghela nafas.

"Duh, karena Countess terlalu memuji orang seperti saya, jadi saya akan memberitahu apa yang terlintas dipikiran saya. Tapi saya masih harus memikirkannya lebih lanjut agar mendapat gambaran lebih detail"

"Oh, tentu saja Marchioness!"

Wajah Countess Erinis berubah menjadi lebih cerah.

"Bagaimana kalau kita menggerakan orang disekitar Putri Mahkota, Countess?"

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now