62

22.8K 894 384
                                    

Untungnya, Caelus sudah kembali sebelum makan malam berakhir.

"....."

Ada banyak pertanyaan yang aku ingin tanyakan pada sahabatku yang tak memiliki banyak ekspresi ini, tapi aku berhasil menahannya dengan kesabaran tak terhingga sampai perjamuan selesai.

Semua dokter muda yang diundang hari ini pun kembali dengan ekspresi wajah yang puas. Ditambah dengan janji kalau mereka semua akan berpartisipasi ketika klinik dibuka.

Meninggalkan meja untuk dibereskan oleh pelayan, aku mengajak Caelus kembali ke kamarku.

"Apa kamu baik-baik saja?"

"Hm? Maksudmu aku?"

Wajah datar seolah yang menjadi subjek pertanyaanku adalah orang lain.

"Tentu saja! Kamu baru bertemu dengan Putri Mahkota"

"Oh..itu.."

Sepertinya ada yang aneh. Aku tidak ingin mendengar yang terjadi diantara mereka, tapi aku khawatir karena wajah kesayanganku menjadi aneh.

"Diana membicarakan masalah dakwaan tadi pagi? Kalau begitu biarkan aku yang menyelesaikannya, lagipula sejak awal harusnya aku yang melakukannya...."

"Tidak, dia meminta maaf"

"....?"

Jawaban yang begitu acuh. Butuh beberapa saat bagiku untuk memahaminya.

"Dia meminta maaf???"

"Ya, dia bilang dia tak menyalahkanku karena ingin mengakhiri hidupku"

Sungguh menggelikan.

Itu sebuah alasan, bukan permohonan maaf!!!

"Maksudnya...ia meminta maaf karena tak sengaja membuatmu mengambil keputusan itu...atau semacamnya..?"

"Dia mengatakan maaf berulang kali, jadi cukup. Aku bilang dia tak perlu minta maaf lagi"

"Ha...."

Aku memegangi keningku. Apa yang harus kulakukan pada wanita tak tahu diri ini?

Selama ini kamu diam saja, namun buru-buru meminta maaf karena kamu merasa khawatir pada tuduhan yang ditujukan untuk kuil?

Kunjungan kesini sepertinya ia berusaha untuk memperbaiki situasi dengan caranya sendiri, tapi bukan berarti yang itu berisikan air yang sudah terlanjur tumpah. (t/n: maksudnya niatnya diana kesini bukan minta maaf karena kejadian yang udah terjadi karena sikapnya dia.)

Yah mulai sekarang, opini publik akan mengarah dengan sendirinya tanpa perlu aku yang menyetir. Jadi kesalahan besar jika Diana berpikir semuanya bisa selesai cukup dengan bersikap baik didepan Caelus.

Aku tak senang untuk menerima secuil apel. (t/n: aku ga paham maksudnya apa, mungkin hestia ga senang sama permintaan maaf yang dilakukan Diana??)

"Bagaimana perasaanmu, Cael?"

"Perasaanku?"

Caelus memiringkan kepalanya.

"Uh...aku tak begitu senang. Aku hanya merasa malu"

Memang benar, seharusnya Diana tak menerobos kesini dengan cara seperti itu. Siapa yang tak akan merasa malu jika seseorang meminta bertemu ketika tuan rumah sedang menjamu tamu lain?

Jika Diana memang berniat untuk meminta maaf, bukankah seharusnya ia menyiapkan janji temu dengan baik dan menciptakan suasana yang serius?

Hanya dengan begitu lawannya bisa merasakan ketulusannya, bukan seakan ia melakukan hal yang menyebalkan dan berharap segera selesai. Apa yang kamu lakukan sih?

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα