47

8.7K 538 34
                                    

Sebelum aku pergi menemui Helios, aku begitu sibuk membalas surat yang tak ada habisnya.

Surat pertama yang kudapatkan merupakan balasan dari Baron Photos.

[Saya merasa menyesal mendengar bahwa Marchioness marah]

Rasa merendahkan dirinya begitu terasa didalam tiap kalimat yang ditulisnya.

Lagipula permintaanku juga mudah, hanya mengoreksi rumor mengenai rencana investasiku. Tapi aku tak bisa yakin hanya dari suratnya, apakah ia benar-benar menepati janjinya.

Jadi aku juga menulis surat pada Madam Harmonia.

[Jika ada rumor mengenai investasiku, tolong katakan kalau aku belum membuat keputusan apapun].

Tak lama berselang surat balasan tiba yang berisikan kalau ia akan melakukan seperti yang kukatakan.

Selanjutnya aku mendapat surat balasan dari Countess Erinis. Surat dariku yang mengatakan kalau Diocke mengincar posisi penting menjadi istri Marquis dan mendekati Putra Mahkota.

Dan aku mendapat balasan yang setimpal dari informasi yang sengaja kusebarkan.

[Nona Diocke sangat arogan]

Aku cukup puas dengan balasannya.

Countess Erinis akan menjalankan sisanya. Aku tinggal menunggu rumor tentang Diocke tersebar dikalangan sosialita.

Jika nanti Diocke berlari kesini untuk mengunjungi ku, aku harus menggunakan strategi persuasi yang efektif.

Tidak ada yang lebih bagus untuk dimanfaatkan selain orang yang arogan dan bodoh.

**

"Salam pada matahari..."

"Sudahlah, berdiri"

Begitu aku menemui Helios dan mencoba memberikan salam, ia lebih dulu mengibaskan tangannya seolah apa yang kulakukan itu menyebalkan.

Apa kamu sudah kembali menjadi karakter pemeran utama lagi? Tak heran aku senang bertemu denganmu.

Buru-buru aku berdiri setelah sedikit menghela nafas. Namun berkat wajah tampan yang memiliki rambut hitam ini, disekitarku menjadi lebih cerah walaupun cuacanya mendung.

Helios memandang keluar jendela dan bertanya muram.

"Jika kamu datang kesini ditengah hujan lebat begini, kurasa urusannya sangat penting"

"Bukankah sebelumnya Anda bilang kalau saya tidak berhak menilai penting tidaknya penglihatan yang saya dapatkan?"

"......Kamu benar"

Helios seperti terpaksa menyetujui perkataanku.

Aku tersenyum dan mengulurkan amplop yang sudah kubawa.

"Kembali ke topik, saya membawa ini. Yang mulia, tolong dibaca hati-hati tentang masalah ini"

"......"

Matanya menatapku tajam.

Ketika Helios membaca isi dari ramalanku, hanya terdengar suara rintik hujan diluar jendela.

"Kapal dagang milik Baron Photos akan segera karam"

"Ya, Yang Mulia"

Ia mondar-mandir didepan jendela sambil memegangi suratku.

"Pasti ada banyak aristokrat yang berinvestasi pada Baron Photos"

"Ya, beberapa waktu lalu saya bertemu dengannya dan ia berkata kalau ia berencana untuk menarik investor baru"

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now