24

2.4K 219 6
                                    

Tekima sudah mulai bekerja membuat gaun ku. Sementara itu, aku mengunjungi salon Madam Harmonia. Aku memang sering mampir dalam beberapa hari sekali untuk menepati janjiku pada Madam Harmonia, walau aku tidak punya tujuan khusus.

Meskipun begitu, ketika aku menguping percakapan orang lain, aku bisa mendapatkan beberapa info berharga. Terkadang ada beberapa informasi berkualitas tinggi yang tidak bisa kudapatkan hanya dari majalah yang biasa Madam Harmonia kirimkan padaku.

Selain itu topik pesta minum teh Diana cukup sering diperbincangkan. Ada banyak yang bisa kudapatkan dibanding hanya duduk berdiam diri didalam mansion.

"Selamat datang Marchioness Hestia"

"Wow, terima kasih selalu menyambut saya dengan hangat, Madam"

Wajah yang familiar menyapaku. Aku juga segera bergabung dengan meja terdekat.

Madam Harmonia paham kalau aku kurang menyukai teh, lalu ia mulai menyiapkan kopi sebagai gantinya. Beberapa waktu lalu aku sempat menyiratkan bahwa aku lebih menyukai kopi, sejak saat itu ia hanya menghidangkan kopi untukku. Sungguh beruntung.

"Kudengar anda menjadi salah satu ajudan Putra Mahkota"

Madam Harmonia membuka pembicaraan sembari menyesap aroma kopi.

"Oh itu... Saya memang tidak terlalu cakap, namun sepertinya Putra Mahkota merasa saya cukup bisa diandalkan"

"Ya ampun.." Madam Harmonia seolah kagum mendengarnya, kemudian ia melanjutkan

"Saya juga sudah mendengar situasi yang terjadi di Illion sekarang lebih baik sejak Marchioness mengambil alih. Banyak sekali yang memuji Anda"

"Benarkah?"

Berita macam apa ini? Ternyata rakyat Illion puas dengan hasil kerja ku.

"Marquis Caelus memang memiliki mata yang tajam"

"Yah...."

Agak aneh karena Caelus tiba-tiba dipuji, tapi terserahlah, selama itu hal baik. Aku masih tersenyum, sekarang gantian aku yang bertanya.

"Omong-omong, bagaimana kabar Putri Mahkota akhir-akhir ini? Jika dilihat, beliau seolah tidak akur dengan para tetua didalam istana...."

Aku mendengarnya sendiri ketika aku mengunjungi Helios, untuk apa pula aku menutupinya? Tapi aku sengaja mengatakannya seolah hal ini hanya rumor.

Senyum yang Madam Harmonia tunjukkan cukup aneh.

"Persiapan untuk pesta minum teh berjalan dengan baik. Ada hal lain yang menyulitkannya"

"Wow....."

Ia benar-benar mempercayai Diana. Aku penasaran dengan apa yang Diana tunjukkan pada Madam Harmonia. Kebaikan? Kebijaksanaan? Ah peduli apa, toh aku sebentar lagi akan menghancurkan citra itu.

Untung saja Madam Harmonia tidak tahu kalau aku memusuhi Diana. Sekarang tinggal menunggu bagaimana perubahan reaksinya padaku setelah pesta minum teh nanti, setidaknya untuk sekarang dia masih bersikap baik.

"Apakah maksud Anda ocehan disekelilingnya, Madam?"

Aku bertanya seolah aku polos. Madam Harmonia terlihat memejamkan matanya.

"Marchioness ternyata sudah tahu ya, apakah Anda punya banyak telinga dimana-mana?"

"Ah, bukan seperti itu. Ini hanya kebiasaan saya yang mendengarkan hal-hal remeh. Saya merasa saya harus bisa bertahan didalam lingkungan semacam itu"

Madam Harmonia hanya mengangguk menyetujui. Karena latar belakang ku yang berasal dari rakyat biasa pasti cukup meyakinkannya.

"Anda memang bijak, Marchioness. Jika saja Putri Mahkota lebih bebas dari sekarang, beliau pasti bisa bersikap seperti Anda.."

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang