31

3.8K 344 31
                                    

Akhirnya kami tiba di Illion. Caelus membuka pintu dan turun lebih dulu.

"Tuan!"

Memang sudah tersebar berita kalau Caelus sedang sakit. Jadi ketika ia muncul di Illion, walikota dan pengurus Illion terlihat lega setelah membuktikan kalau Caelus baik-baik saja.

Caelus berkata dengan ekspresi datar

"Kalian bilang ingin bertemu dengan istriku"

Ugh.. Dia bilang istri!!!! Aku istrinya!!!!

Sesungguhnya, walau status kami menikah tapi itu hanyalah diatas kertas, namun aku harus tetap berperan menjadi istri Marquis sepenuhnya. Dan hal itu amat sangat penting bagiku!

"Ini pertama kalinya saya menyapa. Saya Hestia"

Aku tidak boleh terlihat arogan namun juga tidak boleh terlalu lembut. Sopan santun seperlunya, karena menyapa bawahan juga memerlukan keahlian.

"Berkat perhatian Madam terhadap masalah internal, urusan yang mendesak bisa diselesaikan tepat waktu. Jadi kami ingin berterima kasih"

Mereka cukup sopan padaku.

"Sama-sama. Aku hanya melakukan tugasku sebagai istri. Sudah sewajarnya aku membantunya agar ia lebih fokus pada kesehatannya"

Mungkin akan terdengar sedikit kasar bagi yang mendengar. Tapi aku hanya ingin menyampaikan pada Caelus kalau aku tak memiliki niatan buruk pada wilayah miliknya. Entah ia menangkap maksudku atau tidak, Caelus kemudian berkata dengan santai

"Aku hanya akan sedikit berkeliling untuk menginspeksi"

"Oh benarkah? Baik kalau begitu, silahkan masuk lebih dulu Tuanku"

Walikota menjawab dengan senyum ramah. Kemudian kami mengikutinya.

Ketika berada dialam ruangan, diatas meja sudah tersedia makanan ringan. Sepertinya memang sudah disiapkan sejak pagi. Selain itu perlengkapan minum teh juga disiapkan disebelahnya.

Kopi lebih baik jika disajikan pagi hari, jika ada es Americano yang pahit akan lebih baik lagi.

"Hmmm..."

Caelus yang berdiri disebelahku agak memiringkan kepalanya dan berkata

"Apa tidak ada kopi?"

"Haruskah saya membuatnya sekarang?"

Pelayan kami bertanya balik dengan wajah kecewa. Seolah menyalahkan dirinya sendiri karena tidak memahami selera tuannya. Sementara itu aku berdiri tegak dan sedikit merasa berdebar. Tidak mungkin, apakah ini karena aku, Caelus?

"Istriku lebih suka menikmati kopi di pagi hari. Tolong ingat itu baik-baik"

"Ya saya mengerti, Tuan!"

Pelayan itu langsung menghilang. Aku sendiri masih tidak bisa bersuara apapun hingga sekarang. Kamu dengar itu? Caelus tahu seleraku!!! Sungguh kehormatan yang dapat diterima oleh seorang penggemar!!!!

"Uh...bagaimana kamu bisa tahu?"

"Apakah kamu pikir aku tidak mengetahui hal yang bahkan Madam dari salon ketahui?"

"Ah.. aku tidak bermaksud begitu..."

"Kita tinggal bersama, tentu saja aku tahu"

Aku bisa pingsan. Caranya bicara memang dingin dan cuek seolah itu semua bukan apa-apa.

Tak berselang lama, pelayan kembali dan membawa ketel berisi kopi. Cangkir yang berwarna putih kini sudah terisi kopi. Ini memang bukan es americano kesukaanku, tapi memangnya ini dimana? Jangan terlalu berharap pada dunia novel.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now