Side Story - 6

8.6K 611 58
                                    

Setelah Yuno kembali ke istana, Caelus menghampiri Hestia.

"Apa yang kalian bicarakan dengan begitu gembira?"

"Haha, nona Yuno pasti memiliki banyak kekhawatiran karena pernikahannya tinggal sebentar lagi"

Kemudian Caelus mencium Hestia dengan penuh afeksi.

"Ia bisa saja langsung menandatangani surat pernikahan tanpa memikirkan apapun sepertiku dulu"

"Oh ya ampun. Apa seharusnya tadi aku berikan saran seperti itu ya?"

Hestia sedikit memukul suaminya dengan gestur bercanda. Selanjutnya ia menautkan jarinya pada jari Caelus yang lebih panjang.

"Nona Yuno juga menginginkan pernikahan yang bahagia. Tapi ia khawatir kalau bayang-bayang Diana terlalu gelap"

"Yah, memang ada banyak alasan baginya untuk merasa khawatir"

"Tapi jika aku sendiri mengetahui bagaimana pernikahan pertama Putra Mahkota secara garis besarnya, aku juga akan merasa takut"

Sesungguhnya, Helios sendiri pasti memiliki beberapa kenangan ketika menikahi Diana. Pernikahan mereka terasa dingin bagai diatas es setiap saat, karena mereka juga harus menghadapi dendam Hestia selama pernikahan mereka.

Hestia memang tidak secara langsung yang menggerakan kekacauan antara Helios dan Diana. Tapi karena papan permainan yang sudah digelar oleh Hestia lah yang membuat hubungan mereka berdua secara natural menjadi retak. Ditambah karena tidak adanya rasa kepercayaan dan hanya memendamnya menggunakan hubungan romantis mereka berdua sebagai tameng.

Helios dan Diana tidak akan hidup menjadi pasangan suami istri yang bahagia, sebagaimana yang sudah terjadi sebelum Hestia kembali ke masa lalu, itu adalah hal yang digariskan seperti bom waktu.

Hestia menarik nafas dan menghelanya perlahan. Bayi dalam kandungannya makin besar, jadi seringkali ia kehabisan nafas.

"Cael..Bayi kita makin terasa menurun. Aku khawatir bayinya bisa keluar ketika aku berjalan..."

"Kita akan berhati-hati Hesse.."

Caelus meyakinkan Hestia namun ekspresi wajahnya sendiri nampak khawatir.

Dokter memperkirakan kondisi fisik Hestia bisa membuat bayinya lahir kapan saja. Memang sepertinya lebih cepat dari perhitungan, namun itu adalah hal normal.

Kemudian dokter juga menambahkan dengan nada suara yang serius.

"Madam harus tetap berjalan meskipun Madam merasa tubuhnya makin berat. Jika tidak, ada kemungkinan yang mempersulit proses melahirkan Anda"

"Baiklah.."

Kegiatan fisik yang cukup juga hal penting bagi wanita hamil. Hestia sudah bersumpah ia akan tetap mencoba berjalan walaupun rasanya makin berat setiap saat.

Makin mendekati waktu kelahirannya, diam-diam Hestia merasakan kecemasan. Itu karena ia mengetahui betapa sakitnya ketika melahirkan seorang anak.

"Uh..aku takut..."

Suatu hari ia bertanya pada Countess Erinis melalui surat. Hestia bertanya seberapa sakit ketika ia dulu melahirkan anaknya, dan dibalas dengan jawaban yang lebih luar biasa.

'Saya lebih memilih mati, jika bisa'

"Yah...."

Hestia melempar surat jawaban itu. Seharusnya ia tidak bertanya. Ini hanya membuatnya makin takut entah mengapa.

Sementara itu, pernikahan antara Helios dan Yuno sudah digelar, namun Hestia tidak bisa menghadirinya.

Caelus juga mencoba tetap berada dirumah, tapi ia tidak bisa membantah omelan Hestia dan akhirnya menghadiri upacara pernikahan itu.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now