3

2.8K 295 2
                                    

!!!!!! TW : SUICIDE !!!!!!

Sambil menunggu di ruangan sebelah, aku memikirkan apa yang harus kulakukan selanjutnya. Tujuan utama ku yaitu membuat Caelus dapat hidup bahagia tanpa memikirkan kematian lagi. Dan untuk melakukan ini, aku harus menyelesaikan penyebab ia putus asa dan tersakiti.

Sejujurnya, aku tidak ingin menilai antara tindakan benar atau salah yang kesayanganku lakukan. Aku hanya ingin biasku bahagia. Dan aku bersungguh-sungguh akan hal itu.

Selain itu, bukankah dunia ini ada didalam novel? Ini mungkin terasa nyata bagi mereka yang tinggal didalamnya, tapi ini terasa tidak nyata bagiku. Aku tidak ingin membahas moralitas dan keadilan seperti pemeran utama wanita, sambil menahan keinginanku sendiri.

Alasan aku ada disini hanya untuk bias kesayanganku.

Aku bukan tokoh asli dalam novel ini. Aku tidak bisa meyakini kalau tempat ini adalah duniaku, kenyataanku sekarang. Ini merupakan novel yang sudah tamat, jadi kenapa aku tidak bisa sedikit mengacaukannya?

Dan tokoh utamanya kali ini adalah pemeran pria kedua yang dicampakkan pada alur cerita aslinya.

"Nona, Tuan Caelus ingin bertemu dengan Anda"

Kepala pelayan memperlakukan ku dengan sangat hormat.

"Ah, baiklah"

Setelah menyelamatkan Caelus, aku merasa lebih tenang dan dapat menjawab dengan ekspresi seolah tersenyum. Perlahan aku berdiri, namun kepala pelayan seolah sedikit ragu dan menundukkan kepalanya.

"Saya tidak tahu bagaimana harus berterima kasih pada Anda. Berkat Anda, hidup Tuan dapat terselamatkan"

"Bukan masalah, saya senang saya tidak terlambat"

"Saat ini, perasaan Tuan Caelus sangat sensitive. Bahkan jika beliau berbicara kasar, saya mohon agar Anda dapat mengerti"

"Ya, tentu saja. Terima kasih atas perhatian Anda"

Kata-katanya terdengar tulus, mungkin karena ia merupakan kepala pelayan yang mengurus Caelus yang kehilangan orang tuanya sejak kecil dan memperlakukannya seolah anaknya sendiri.

Aku mengikuti kepala pelayan dan berdiri didepan kamar Caelus lagi.

"Tuan Caelus, saya sudah membawa Nona"

Tidak terdengar jawaban dari dalam. Tapi kepala pelayan tetap mendorongku untuk masuk kedalam.

"Ini akan sulit, tapi..."

"Ah..."

Aku langsung mengerti. Caelus baru saja melakukan percobaan bunuh diri. Tidak akan mudah mengharapkan ketenangan darinya. Mungkin saja Caelus akan meneriaki ku karena mengganggunya.

Bagaimanapun, aku harus menghadapinya. Saat ini aku bisa menahan ujung dari hunusan pedang Caelus. Tapi jika aku ingin ia tetap hidup hingga nanti, aku harus bisa menanggung keputusasaan yang ia rasakan.

Untuk menghilangkan bayang kematian dari Caelus, aku harus kokoh pada pendirianku.

"........"

Caelus terlihat sedang duduk seperti yang aku bayangkan.

Rambut panjangnya yang berwarna perak terurai di bahunya, dan mata violet misteriusnya seperti permata. Baju nya yang terkesan longgar masih belum dirapikan.

"Siapa kamu?"

Suaranya terdengar kosong, namun terasa dingin. Aku menegakkan bahu, berusaha untuk tidak takut.

"Saya Hestia, Marquis Caelus"

Ini pertama kalinya aku berbicara dengan pemeran utama dalam novel ini. Sesungguhnya aku berharap suasana nya lebih baik dari ini, tapi aku harus merasa puas untuk saat ini.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now