Arkaninda : Sacrifice (END)

By Tialrhyu

1.1M 94.7K 41.7K

Mahogra series-1, Roman - Teenfic [17+] THERE ARE RUDE WORDS AND SCENES OF VIOLENCE❗ Bagi seorang Aninda, tak... More

0. Prolog (REVISI)
1. Arkana Mahesa Putra
2. Si Cowok Kulkas
3. Evidence kiss
4. Gara-gara Arkan
5. Butuh Pertanggungjawaban
6. Sebuah Permintaan
7. Pemilik Kartu Nama
8. Drama Queen
9. Rasa yang semakin nyata
10. Keributan Kecil
11. Gelora Asmara
12. Kembali
13. Meminta ijin
14. Gengsi
15. Dia
16. Darren!!
17. Bersama Hujan
18. Melody itu siapa?
19. Bukan Pacar Arkan
20. Diserang
21. Cemburu
22. Serius
23. Ayah?
24. Start to come
25. Dihukum
26. Nggak bohong
27. Hancur
28. Penenang
29. Runtuh
30. Tidak mungkin, kan?
31. Cuma milik Arkan
32. Masalah
33. Boleh cium?
34. Si Pengusik
35. Terlukanya Si Cantik
36. Arkan VS Aninda
37. Dendam kesumat Aninda
38. Melody terusssss!
39. Kelakuan
40. Arkan kenapa?
41. Acara Pensi dan Pertemuan
42. Terungkap
43. Terluka lagi
44. Berakhir?
45. Jangan tinggalin Arkan..
46. Pelampiasan
47. Charleston?
48. Queen of Charleston
49. Arkan Selalu Gagal
50. Tak Sejalan Dengan Hati
51. I Love You, Aninda
53. Arkan or Rizal?
54. Rasa sakit
55. Kangen
56. Want you
57. Memory
58. No Different
59. Selamat Jalan, Melody
60. Tak tergenggam lagi
61. Cinta?
62. Terlalu sakit
63. Anak pembunuh!
64. Arkana Daniswara
65. Nyonya Mahesa
66. Difficult
67. Inside UKS
68. Brother?
69. Boyfriend?
70. Love and friendship
71. The Queen
72. Bukan siapa-siapa
73. Just scared
74. Mahogra VS Charleston
75. Sacrifice
Epilog
Spin off or sekuel?
Spesial Part 01 (On Karyakarsa)
Spesial part 02 (On Karyakarsa)

52. Benar-benar Kehilangan

16.7K 1.3K 714
By Tialrhyu

FOLLOW AUTHOR Tialrhyu🤍

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #arkanindawattpad #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

Ss bagian yang kamu suka, tag aku sama rp di Instagram❤️❤️

⚠️Terdapat adegan kekerasan dan bullying di bagian ini. Mohon bijak⚠️

430 VOTE + 500 KOMENTAR UNTUK NEXT PART. OKE? SPAM🤤😠!

PLAK!

Kepala Arkan langsung tertoleh kasar setelah menerima tamparan keras dari Ningrum. Wajah wanita itu memerah dengan napas memburu menandakan bahwa dirinya sangat kesal.

Arkan meringis. Mengusap pelan pipi sebelah kirinya yang terasa panas, cowok itu menatap bundanya berkaca-kaca.

“KAMU ANAK BUNDA BUKAN, SIH?! KAMU ANAK BUNDA BUKAN, HAH?! KURANG AJAR KAMU!”

PLAK!

Dan untuk yang kedua kalinya, tamparan keras itu kembali Arkan rasakan. Membuat cowok itu meringis lagi.

“Kenapa ninggalin Melody?” Suara Ningrum melembut, nampak tidak tega setelah menampar putranya, wanita itu lantas memeluk Arkan. “Kenapa ninggalin Melody, Arkan kenapa? Udah bunda bilang jangan nyari gara-gara.”

Arkan membalas pelukan Ningrum. Menenggelamkan kepala pada ceruk leher bundanya. Isakan cowok itu mulai terdengar. “Arkan capek, Nda. Arkan nggak mau kayak gini terus...”

“Bunda juga capek,” balas Ningrum. Mengusap punggung Arkan. “Makanya kamu jangan berulah terus. Apa susahnya ngikutin kemauan Melody?”

Melepaskan pelukannya, kemudian Ningrum mengusap wajah Arkan yang basah. “Sekarang masuk lagi, minta maaf sama Melody.”

Arkan menggeleng. “Mending kita temuin Aninda, Nda. Tadi Arkan udah sepakat sama papanya mau melakukan Tes DN--”

“Nggak!” sentak Ningrum. “Lupakan soal Aninda dan papanya itu! Lupakan soal Tes DNA! Jangan urus-urus mereka lagi. Sekarang kamu masuk, temuin Melody dan minta maaf!”

“Nda..”

“Masuk Arkan,” kata Ningrum penuh penekanan yang sudah tidak bisa Arkan bantah lagi.

“Sekarang restoran Bunda udah mulai rame. Usaha Bunda juga lancar. Tolong jangan bikin ulah aneh-aneh lagi. Kamu mau hidup kita kembali seperti dulu, kan?”

“Melody juga sayang banget sama kamu. Tidak ada yang salah jika kamu kembali sama dia, Arkan.”

•••

Mira yang semula tengah duduk di kursi samping brankar langsung bangkit menyadari kehadiran Arkan. Sedang Melody malah dengan sengaja membuang mukanya, enggan melihat cowok itu.

“M-mami.”

PLAK!

“Dasar brengsek! Masih punya nyali kamu?!”bentak Mira, setelah mendaratkan tamparannya pada pipi Arkan.

“Kenapa ninggalin Melody?! Jadi cowok itu tanggung jawab, Arkan! Kamu pikir kamu siapa tanpa kami?!” Mira menoyor kening Arkan. “Ingat, bunda kamu bisa buka usaha lagi itu karena kami. Tahu diri sedikit dong! Tanpa kami pasti kalian udah jadi gembel!”

Kemudian setelah mengatakan serentetan kalimat menyakitkan itu, Mira pun segera keluar begitu saja dari dalam ruangan. Wanita itu sengaja, karena dia tahu jelas apa yang putrinya inginkan.

Kalo ada Arkan ke sini, mami cepat-cepat keluar aja. Mel mau berduaan.”

Arkan menghembuskan napas beratnya. Sebenarnya hatinya terluka. Tapi sebisa mungkin dia berusaha tenang. Menarik kursi samping brankar, lalu Arkan duduk di sana.

“Mel.”

“Jangan panggil-panggil! Mel benci Arkan!” bentak Melody, tanpa menoleh.

“Kenapa sih harus nekat?” tanya Arkan, tidak habis pikir.

Tepat setelah Arkan meninggalkan Melody tadi, gadis itu kembali berulah hampir mencelakai dirinya sendiri. Sama seperti sebelumnya, Melody hendak menghilangkan nyawanya sendiri menggunakan gunting. Tapi beruntungnya Mira segera datang dan berhasil menghentikannya. Walaupun ujung-ujungnya Arkan sendiri yang kena marah karena wanita itu melapor kepada Ningrum.

Sepertinya, jika Melody mati terkena santet sekali pun yang disalahkan akan tetap Arkan. Ah sial! Arkan benar-benar sudah terjebak sekarang. Dia harus gimana?

“YA ITU SEMUA GARA-GARA LO! GUE MAU SAMA LO ARKAN! LO BERUBAH! LO UDAH GAK SAYANG SAMA GUE! BUAT APALAGI GUE HIDUP KALO GITU HAH?!” teriak Melody menggebu-gebu.

Arkan menghela napasnya. Beranjak dari kursi, kemudian cowok itu pindah duduk di pinggir kasur. Membuat Melody lantas menggeser sedikit tubuhnya, memberikan ruang kepada Arkan, di sampingnya.

“Mel mau sama Arkan terus,” lirih Melody langsung tenang, tepat setelah memeluk erat tubuh Arkan.

“Tapi sekarang semuanya udah berubah, Mel.”

“Jangan ngomong gitu! Selamanya Arkan cuma milik Mel! Nggak ada yang bakal berubah! TITIKKKK!” erang Melody, disusul menangis keras membahasi dada bidang Arkan.

“Jangan tinggalin Mel! Nggak boleh! Jangan tinggalin kalau Arkan gak mau Mel mati!”

Arkan memejamkan mata mendengarnya. Nampak sangat lelah dengan tingkah Melody yang seperti ini. “Stop egois, Mel."

“MEL ENGGAK EGOIS!”

“Bukannya semua orang berhak memilih? Gak ada yang bisa nentuin mau sama siapa hati kita jatuh.”

“BISA! HATI ARKAN UDAH JATUH SAMA AKU! IYA KAN?! SAYANG JAWAB!” Melody makin berteriak-teriak bak orang kesetanan.

“ARKAN YANG DULU SELALU JAWAB IYA DENGAN APA PUN YANG MEL KATAKAN! ARKAN YANG DULU GAK PERNAH NOLAK DAN SELALU NGIKUTIN APA PUN YANG MEL MAU! ARKAN YANG DULU GAK PERNAH NYAKITIN MEL! ARKAN YANG DULU---”

“DAN GUE BUKAN ARKAN YANG DULU, ANJING!” bentak Arkan spontan, berhasil mengejutkan Melody.

Dengan cepat gadis itu menjauh dari Arkan, badannya sampai gemetar ketakutan. “A-arkan yang dulu juga nggak pernah be-berani bentak M-mel, hiks.”

Dada Arkan naik-turun. Emosinya makin di ubun-ubun. “Lo bisa mikir nggak sih, Mel? Lo ninggalin gue gak sebentar!”

“LO YANG HARUSNYA MIKIR, ARKAN! HARUSNYA LO JAGA HATI BUAT GUE!! BUKAN MALAH BERPALING KE ANINDA! ANAK JALANG ITU!”

“JANGAN NGATA-NGATAIN ANINDA, KALO SIKAP LO LEBIH MIRIP!”

Mulut Melody terbuka lebar mendengarnya. “A-arkan,” lirihnya, disusul memegangi kepala. “P-pusing. J-jangan m-marahin Mel! Kep-ala Mel pusing!!!!”

Memijat pangkal hidungnya, kemudian Arkan berdecak kesal. “Gue ada tempat yang bagus kalo lo mau bunuh diri. Gak usah pake gunting. Langsung terjun dari tebing, mau?”

“ARKAN!” teriak Melody lagi, tak percaya dengan perkataan cowok itu. “KEPALA AKU PUSING KENAPA KAMU GAK PEDULI! ARKAN!”

“Ck!” Jengah, Arkan pun menghampiri Melody. Mengangkat tubuh gadis itu dan segera menidurkannya ke kasur. “Gue panggil dokter dulu.”

“ENGGAK! GAK BOLEH TINGGALIN MEL LAGI!” Melody tiba-tiba menarik kasar tangan Arkan sampai tubuh cowok itu oleng dan jatuh menimpa badannya.

“Lepasin, Mel,” pinta Arkan, karena Melody malah dengan sengaja memeluk erat tubuhnya seolah tak mengijinkannya pergi. “Nggak usah murahan, Mel.”

“Mau jual mahal kan Arkan nggak punya uang,” cicit Melody, terkekeh pelan.

“Bahkan sampai sekarang Arkan masih bisa makan aja, itu semua karena bantuan dari mami aku. Kamu nggak jadi di keluarkan dari SMA Rajawali juga karena papi aku, kan?” Melody menggigit bibir bawahnya.

“Makanya kamu nggak usah sok-sokan nolak aku terus, Ar. Karena hidup kamu, sekarang udah ada di tangan aku. Jadi jangan macam-macam. Paham, Sayang?”

•••

“Makan sayang,” ucap Afrizal menyodorkan sesendok nasi dengan sayur kepada Aninda.

Aninda mengalihkan muka tanda menolak. “Nggak enak.”

“Biar cepat sembuh. Enak kok, kan Izal yang suapin,” bujuk Afrizal, tak menyerah. “Supaya kepala kamu nggak pusing lagi. Ayo, buka mulutnya.”

“Ishh gak mau!”

“Dikit aja, Sayang.”

“Nggak mau Izal!”

“Eh?” Aninda tersentak kaget. Gadis itu refleks menepis tangan Afrizal yang terus menyodorkan sendok ke arahnya, sampai makanannya tumpah mengenai pakaian cowok itu dan sendok nya terjatuh.

“Astaga, Anin nggak sengaja!” ucap Aninda langsung panik, seraya membersihkan pakaian Afrizal bagian dada yang terkena kuah sayur.

“Iya, nggak apa-apa, Sayang.”

Hingga akhirnya, sesuatu yang menggantung di leher Afrizal berhasil membuat pergerakan tangan Aninda terhenti. Kening gadis itu berkerut, spontan menyentuh sebuah kalung dengan logo serigala hitam yang Afrizal kenakan.

“Kalung Izal serem,” ceplos Aninda, mengejutkan cowok itu.

“Eh, ini?” Afrizal juga menyentuh kalungnya. Kemudian ia lepas, dan memakaikannya pada leher Aninda tanpa persetujuan.

“Hei! Kenapa di kasih ke aku?” pekik Aninda kaget. Tak sempat menolak, gadis itu pun menunduk, menatap kalung Afrizal yang kini sudah terpasang indah di lehernya.

“Soalnya kamu berhak.”

“B-berhak apa?”

“Kalung ini,” Afrizal menyentuh kalungnya lagi. “Cuma berhak di pake sama Raja dan Ratu nya Charleston,” jelas Afrizal, membuat Aninda bungkam.

“Tadinya aku mau nunggu kondisi kamu stabil buat ngomongin ini. Tapi, kayaknya sekarang juga nggak apa-apa.” Afrizal mengusap tangan Aninda. Menatap gadis itu lekat.

You are the queen of Charleston, Sayang. Dan kamu punya misi penting yang harus banget kamu selesaikan.”

Ceklek.

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka membuat interaksi keduanya teralihkan. Seorang suster langsung menghampiri Aninda.

“Maaf,” ucap suster itu, tiba-tiba menyentuh rambut Aninda, sampai gadis itu terkejut.

“Eh, mau ngapain, Sus?” tanya Afrizal, yang ikut terkejut juga.

“Kita akan melakukan Tes DNA, atas permintaan Bapak Prasetyo.”

•••

“Kenapa harus dengan Aninda, sih?! Kamu kalo mau membuktikan Arkan beneran anak kamu atau bukan, ya kamu Tes Berdua aja sama dia! Aninda tidak perlu, Mas!” sahut Madya, menatap kesal ke arah suaminya. “Pasti setelah ini Ninda jadi mikir aneh-aneh! Gak ada angin gak ada hujan dia tiba-tiba di Tes DNA.”

“Aku melakukan ini, supaya Arkan bisa percaya bahwa dia dan Aninda benar-benar anak ku, Ya.”

“Ya tapi gak perlu gini juga kan?! Lagi pula kenapa sih harus segitunya meyakinkan Arkan? Anak nggak tau diri juga!” omel Madya. “Pokoknya aku nggak suka dengan cara kamu, ya, Mas. Karena secara gak langsung kamu udah meragukan aku dan Aninda.”

“Hei, bukan gitu maksud aku, Sayang,” ujar Prasetyo, meraih tangan Madya yang hendak pergi.

“Aku mau nyusulin suster yang tadi buat batalin Tes DNA antara kamu sama Aninda!”

“Enggak bisa,” jawab Prasetyo. “Sudah diproses, Madya. Sekarang kita hanya tinggal nunggu waktu 2-4 Minggu untuk hasilnya keluar.”

“Aish, kurang ajar!” dengus Madya, refleks meninju angin. Membuat Prasetyo yang melihat itu lantas mengerutkan kening.

“Kamu ini kenapa? Kayak panik gitu.”

•••

HOT NEWS!!

Seorang siswi bernama Melody Claudia Jonathan telah dengan sengaja mencelakai Aninda Gabriella Qirani sampai menyebabkannya hilang ingatan.

Badan Melody langsung gemetaran setelah membaca sebuah tulisan yang tertera di mading sekolahnya itu. Siapa yang dengan berani sudah menulis berita hoax tersebut?! Iya kan hoax? Melody tidak salah!

Bisa-bisanya, baru menginjakkan kaki ke SMA Rajawali setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, Melody malah mendapatkan masalah seperti ini. Mana semua orang langsung menghujatnya lagi. Mencaci-maki nya dengan pedas.

“Serius Mel? Parah sih lo!” sahut salah satu siswi seraya menatap Melody.

“Jadi waktu Anin dibawa ambulans itu gara-gara lo?” timpal siswi yang lain.

“Gue tebak pasti gara-gara Anin sama Arkan pacaran ya? Lo kan mantannya!”

“Psikopat lo Mel!”

“Cuma gara-gara cowok sampai nyelakain orang? GAK WARAS!”

“Anjir salah kira gue soal Lo, Mel. Ternyata lo sejahat itu!”

“Jangan ditemenin! Dia pembunuh!”

“ENGGAK!!” bentak Melody tidak terima, kemudian segera pergi dari sana dengan air matanya yang mengenang.

Tidak, mental Melody tidak sekuat itu untuk menerima hujatan, cacian, dan omongan kebencian dari orang lain. Sedari kecil, dia hidup di lingkungan yang dipenuhi oleh orang-orang yang menyayanginya.

BRUK!

Tubuh Melody terjatuh karena tak sengaja menabrak seorang gadis yang berpapasan dengannya di pengkolan lorong.

“OH JADI LO ORANGNYA?!” bentak gadis yang tak sengaja bertabrakan dengan Melody itu, seraya menarik kasar kerah baju Melody dan memaksanya bangkit.

“Astagfirullah! Gheol jangan galak-galak ihhh Ula serem liatnya!!” pekik Paula menutupi matanya merinding.

Tak ingin memedulikan sahabatnya, Ghea menatap Melody tajam. Cengkraman tangannya makin kuat pada kerah baju Melody sampai gadis itu tercekik kesakitan.

Suasana sekitar langsung ricuh detik itu juga.

“Jadi lo yang udah nyelakain Aninda!? JAWAB SIALAN!”

“ENGGAK!!”

Mendengus kesal, kemudian Ghea menghempaskan tubuh Melody sampai gadis itu menabrak dinding cukup keras.

Bruk!

Calista terkekeh pelan melihat kelakuan Ghea. Dia cukup kagum ternyata sahabatnya juga bisa se kasar itu. Setelahnya Calista ikut menghampiri Melody.

“Biar gue aja,” katanya, menahan tangan Ghea, membuat gadis itu mundur.

“K-kalian bakal nyesel udah giniin gue!!” teriak Melody, tepat setelah Calista berdiri di hadapannya.

“Bangun lo,” ucap Calista, menendang pelan pinggang Melody.

“SAKIT, ANJING!” bentak Melody emosi, disusul langsung bangkit berdiri dan menjambak kasar rambut Calista sampai kepala gadis itu mendongak.

“LIS---”

“CAL!”

Teriakan Ghea dan Paula terpotong oleh kedatangan seorang cowok yang tiba-tiba menghampiri Calista dan menyelamatkannya dari keganasan Melody.

“Cal, gapapa?”

Kedua mata Calista sontak membulat karena ternyata yang menghampirinya adalah Abiyan. Meringis pelan, kemudian Calista mengalihkan pandangan ke sekitar. Semua orang tengah memperhatikannya.

Oh, shit!” Calista menggigit bibir bawahnya panik. Gadis itu menatap Abiyan berkedip-kedip seperti memberi isyarat agar Abiyan menjauh darinya.

Tapi Abiyan tidak pekaan itu malah mengerutkan keningnya. “Cal---”

“ARKAN! Tolong aku hiks, aku di bully! Arkan mereka jahatin aku!” ucap Melody menyela perkataan Abiyan sampai fokus semua orang langsung teralih ke arahnya yang dengan tiba-tiba memeluk tubuh Arkan yang baru datang bersama Kenzie dan Yogi.

“A-arkan, hiks. T-teman-teman Anin jahatin aku, hiks.” Isak Melody, mengeratkan pelukannya pada Arkan.

“Melody lebay! Ula nggak suka!” ceplos Paula, segera dihampiri Yogi.

“Kalo sama Yogi suka nggak, Neng?”

“Nggak juga! Yogi jelek! Mirip Darren!”

“Kok Darren?” Yogi terheran-heran. Padahal Darren tidak ada di sana.

Tapi belum sempat Paula menjawab lagi, Kenzie malah menghampiri mereka, disusul merangkul pundak Ghea. “Aku salpok sama Abi Lista, Yang. Kayaknya mereka ada anu, deh,” bisik Kenzie pada telinga Ghea.

“Anu apaan?!” balas Ghea, sensi. Emosinya masih belum reda gara-gara Melody.

“Anu kamu.”

“Sialan!” umpat Ghea, menyikut perut Kenzie.

“Ah, kasar banget cewek gue!” ringis Kenzie. “Jadi mau bawa ke kamar.”

“KEN!” Ghea melayangkan tatapan tajamnya pada Kenzie.

“Bercanda, tapi kalo kamu mau beneran juga hayu.”

“IH KEN!”

“Hahaha, iya bercanda, By.”

Panggilan kepada Arkana Mahesa Putra, Melody Claudia Jonathan, dan Aninda Gabriella Qirani. Ditunggu di ruang kepala sekolah, sekarang.

“Nah kan, dipanggil,” seru Yogi, menatap Arkan yang sudah berdecak kesal.

Kenzie mengacungkan jempolnya pada Arkan. “Santai aje, bos! Sekolah ini milik bokap gue!” ujarnya bangga.

“Loh? Kenapa gue di panggil?” sahut Aninda, tepat setelah dirinya sampai di hadapan teman-temannya bersama Afrizal. Mereka baru datang dan terkejut dengan suasana yang ricuh.

Calista segera menghampiri Aninda. “Nin, lo beneran nggak ingat penyebab kepala lo terbentur itu karena apa?”

“Apa benar karena Melody?” tanya Calista lagi. Dibalas gelengan Aninda.

“G-gue nggak tau, Lis.”

“Kalo Anin nggak tau gimana caranya dia laporan sama kepsek njir!” sahut Ghea, kesal.

Kenzie pun refleks mengusap bahunya. “Santai aja, Sayang. Bukannya waktu itu Anin lagi sama si bos? Jadi, otomatis si bos tau kan?”

Mendengar perkataan Kenzie. Melody refleks menggenggam kuat tangan Arkan. Kemudian gadis itu menoleh, dengan mata berkaca-kaca. “A-arkan kamu harus bantu aku. J-jangan aduin aku, aku mohon.”

Tak ingin menyahuti perkataan Melody, Arkan malah menarik tangan gadis itu dan membawanya pergi dari sana. Hatinya tiba-tiba terasa panas melihat Aninda bersama Afrizal.

Kenapa harus semakin dekat dengan Afrizal? Aish! Menyebalkan!! Cowok brengsek itu benar-benar sudah membodohi Aninda nya! Tidak, Arkan tidak terima. Jelas-jelas Aninda mencintainya bukan? Ah! JAWAB IYA SAJA.

Tanpa sadar, Arkan meremas kuat tangan Melody sampai gadis itu meringis. Dia menatap Arkan bingung.

“Sakit, Ar,” ucapnya, tidak di dengarkan Arkan. “Arkan sakit, ish! Tangan Mel jangan diremes-remessss!”

Mendengus kesal, Arkan masih mengabaikannya juga. Pandangan cowok itu lurus ke depan, sambil terus berjalan dengan langkah yang selebar mungkin sehingga Melody sulit menyesuaikan langkah kakinya. Ya, mereka akan menuju ke ruangan Bapak Kepala Sekolah.

“ARKAN!”

“APA SIH ANJING?!”

Melody refleks mengerjap, kaget. “TANGAN MEL SAKIT ARKAN REMAS-REMAS!!” teriak Melody, tak kalah keras dengan bentakan Arkan. Membuat cowok itu spontan melepaskan tangannya.

“Makin ke sini Arkan makin galak sama makin kasar sama aku! Kenapa sih?!”

“Berisik, Mel.” Hanya jawaban itu yang keluar dari mulut Arkan, disusul pergi meninggalkan Melody jalan lebih dulu.

“IH ARKAN JANGAN TINGGALIN AKU!”

“Nggak udah teriak-teriak,” ceplos seorang gadis yang sedari tadi mengikuti Arkan dan Melody di belakang.

“NGGAK USAH IKUT CAMPUR LO, JALANG!”

What?” Aninda mengangkat sebelah alisnya cukup terkejut dengan perkataan Melody. “Lo ngatain gue?”

Melody mengangguk. “IYA! LO KAN EMANG JALANG! PELAKOR! PEREBUT ARKAN DARI GUE! CEWEK GATEL! MURAHAN! GAK TAU DIRI! BEBAN! NYUSAHIN! KENAPA NGGAK MATI AJA SIH LO?! HARUSNYA WAKTU KEPALA LO TERBENTUR ITU LO LANGSUNG MATI, SIALAN!”

“WOI! NGGAK WARAS LO, YA!” bentak Afrizal, segera menghampiri Melody, tidak terima dengan semua ucapan gadis itu. Membuat suasana sekitar kembali ricuh seperti sebelumnya.

Di depan sana, Arkan sudah menghentikan langkahnya. Menghela napas berat, melihat kelakuan Melody.

“APA?! NGGAK TERIMA LO?! DASAR SAMA AJA LO BERDUA!”

“Eh jaga ucapan lo---”

“Stop, Izal.” Dengan cepat Aninda menarik tangan Afrizal menjauhkannya dari Melody. “Its okay, nggak perlu diladenin.”

“Dia udah ngata-ngatain kamu, Nin.”

“Iya, nggak apa-apa, biarin aja.” Aninda mengusap pelipis Afrizal yang sedikit berkeringat. “Tunggu aku di kelas, ya.”

“Aku ikut aja. Bahaya kalo cewek gila itu gangguin kamu lagi.”

Aninda terkekeh pelan. Berbeda dengan Melody yang nampak membulatkan mata menahan emosinya.

“Janji bakal jaga diri,” jawab Aninda, diiringi senyuman manisnya.

“Jangan sampai kenapa-napa,” pesan Afrizal, langsung diangguki Aninda.

“Siap kapten!”

Dari tempatnya, Arkan refleks mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes melihat pemandangan yang begitu menyesakkan dada nya itu.

“Aku... benar-benar udah kehilangan kamu, ya, Nin?”

Makanya jadi cowok jangan brengsek, Ar. Nanti disiksa author 😁😠

Izal sama Melody makin lama makin keren ya ges aku jadi tersepona🤤😭❤️🔥🤪🙏🏻

Santai braderr! Ini masih belum seberapa dibandingkan dengan part-part selanjutnya yang lebih anu!

SPOILER NEXT PART CEK DI TIKTOK SAMA INSTAGRAM AKU AJA YA!

MAKASIH BANYAK UNTUK YANG SELALU SETIA SAMA CERITA INI DI TENGAH-TENGAH RAMAINYA ORANG-ORANG YANG PADA DEPRESI SAMPAI MEMILIH BERHENTI MEMBACA! KU KATAKAN KALIAN ... LUAR BIASA! 😎❤️🔥

SATU EMOT UNTUK MELODY➡️

SATU EMOT UNTUK AFRIZAL➡️

PESAN UNTUK ARKAN➡️

PESAN UNTUK ANINDA➡️

PESAN UNTUK AKU➡️

Follow Instagram mereka:
@mahogra.ofc @arkanamahesaa @anindagabriella @rizal.angkasa @melody.claudiaa @kenziepranjaa @abiyanchandra.d @a.yogiabrhm @darrenmargantara @ulaakuy @calistaprisilla @gheaanastasiaa

Guys! Kalian boleh kesal atau nggak suka sama tokoh aku. Mau marah? boleh, tapi di lapaknya aja ya, itu lah kenapa aku bikin role player. Jadi pembaca bijak, ya! Jangan sampai koar-koar ke visual aslinya yang jelas nggak tahu apa-apa.

Dilarang juga membawa-bawa cerita lain ke lapak ini, apalagi hanya karena nama tokoh, atau visual nya sama.

SPAM NEXT SEBANYAK-BANYAKNYA DI SINI UNTUK LANJUT KE PART BERIKUTNYA ➡️

Aku lagi sibuk-sibuknya sama urusan sekolah, jadi maaf kalo aku lama update berarti aku lagi nonton drakor😁🙏🏻

MENUJU ENDING.. TENTU NYA BAKAL MAKIN HOT! SIAPKAN DIRI MU BESTIE😘

Eh, cerita ini layak dilanjut, kan?

SEE U! LV u❤️

Continue Reading

You'll Also Like

7.9M 643K 62
Altopan Lioner, panggil saja dia Altop. Cowok yang terkenal sebagai ketua geng itu, harus menjalani sebuah hubungan percintaan dengan Glova Lovata, g...
3.9M 309K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
1.5K 133 4
Jennie {I love you forever} Taehyung {I still love you}
123K 7.3K 26
[15+] LENGKAP [Tidak ada adegan dewasa, hanya kata-kata yang kasar. Jangan ditiru!] Julian itu ganteng. Hampir semua cewek suka sama dia. Julian itu...