Jilid 102

2.4K 58 1
                                    

"Kebaikan Pangcu sungguh membuat Cayhe amat terharu . . . ."

Bok-tan tertunduk lalu angkat kepala pula, katanya cemas: "Ling-heng, kau tahu aku tidak menginginkan rasa harumu saja."

Wajah Kun-gi menunjukan perasaan kurang tanteram, seperti mau bicara tapi urung,

Tiba2 sorot mata Bok-tan menjadi rawan, katanya lembut: "Ling-heng tidak menjelaskan juga aku sudah tahu, apakah kau sudah punya kekasih?" tanpa memberi kesempatan Ling Kun-gi bersuara dengan tertawa dia menambahkan: "Dengan karakter dan kepandaian silat Ling-heng, adalah jamak kalau banyak gadis yang kasmaran kepadamu, hal ini tidak menjadi soal bagiku, karena kita berkenalan agak lambat, asal kau sudi menerimaku, aku sudah amat puas." Tidak kepalang haru Kun-gi, dengan kencang dia genggam pundak Bok-tan, katanya dengan suara tersendat: "Pangcu . . . ."

Semakin jengah muka Bok-tan, dia balas genggam lengan Kun-gi, sambil bersuara aleman, katanya: "Nah, lagi2 kau panggil Pangcu." lalu dia angkat kepala dan bertanya: "Siapakah kekasih Ling-heng? Apakah yang menyamar Kiu-moay . . . ."

"Blang", tiba2 suara gedebrukan berkumandang dari kamar sebelah kanan.

Dua orang sama tersentak kaget, lekas mereka berpaling kesana, tampak pintu jeplakan di sebelah kanan itu kembali terbalik, dari luar menerjang tiba seorang dengan langkah sempoyongan, sekujur badannya berlepotan darah, tiga empat langkah saja dia gentayangan lalu jatuh tersungkur. Karena orang gentayangan sambil menopang badan dengan pedang, terang orang ini terluka amat parah.

Mata Kun-gi amat tajam, sekilas pandang dia sudah jelas muka orang ini, ia berteriak: "Kongsun-heng!" -Sebat sekali dia memburu maju.

Lekas Bok-tan ikut memburu maju, katanya: "Bagaimana mungkin Kongsun houhoat keluar dari lorong rahasia ini?"

"Betul, dia terpencar denganku waktu masih berada di Hwi-liong tong, tadi Oh Coan-oh keluar dari sini, mungkin karena ter-buru2 sehingga lupa menutup pula pintunya, maka dengan leluasa Kongsun-heng bisa keluar kemari," sembari bicara Kun-gi periksa keadaan Kongsun Siang.

Bok-tan berdiri di sampingnya, tanyanya: "Apakah lukanya berat?"

Bertaut alis Kun-gi. katanya: "Ada tiga luka bekas tabasan pedang dan satu luka kena piau, mungkin juga terluka dalam, umpama tidak terluka, dalam sehari semalam tanpa makan minum dan tidak tidur lagi, pula harus mengalami pertempuran sengit, badannya juga pasti loyo."

Sembari bicara dia keluarkan obat luka dan dijejalkan ke mulut Kongsun Siang, lalu sebelah tangan menekan Ling-tai hiat dari pelan2 salurkan hawa murninya.

Keadaan Kongsun Siang betul2 amat gawat, untung Kun-gi segera memberi saluran hawa murni sehingga jiwanya direnggut balik dari perjalanan ke akhirat, sesaat kemudian matanya mulai melek, lama dia pandang muka Kun-gi, mendadak dua titik air mata menetes dari kelopak matanya, katanya dengan lemah: "Congcoh . . . aku . . . . aku . . . . mungkin . . . tak kuat . . ."

"Kongsun-heng jangan bicara," bujuk Kun-gi.

"Sehari semalam ini . . . .aku bertemu . . . .delapan belas jago . . .Hek-liong-hwe . . . . badanku terluka pedang beberapa tempat . . . . tapi mereka berhasil kubunuh . . . .seluruhnya . . . . Barusan ada seorang lagi . . . . lari dari sini, aku menempurnya pula . . . . sampai lama, aku kena dipukulnya sekali di Bong-hwe-hiat di belakang pundak . . . . tapi diapun . . . . kutusuk luka . . . ."

"Kau terlalu letih, terluka luar dan dalam lagi, darah keluar terlalu banyak, beruntung dasar Lwe-kangmu amat kuat sehingga dapat bertahan sekian lama, barusan kau sudah kuberi minum Po bing-hing-kang-san buatan guruku, sekarang jangan banyak bicara, biar obat bekerja, tanggung kau tak-kan apa2."

Pendekar Kidal (Cin Cu Ling) - Tong Hong GiokWhere stories live. Discover now