Jilid 41

2.2K 65 0
                                    

So-yok mengedip mata, katanya riang: "Mungkin resep itu warisan keluarga Ling-kongcu, jadi harus dirahasiakan?" .

"Bukan begitu," ujar Kun-gi tertawa: "Jiwa raga cayhe ada di dalam Pang kalian, keselamatan jiwapun sukar diramalkan, kalau dalam jangka tiga hari Cayhe tidak berhasil, batok kepala Cayhe tentu sukar dipertahankan, tapi setelah berhasil mungkin tetap menghadapi kesulitan, salah2 bisa dibunuh untuk menutup mulut. . . ."

Berubah air muka Giok-lan, katanya: "Ling-kongcu berjerih payah membuat obat untuk Pang kami, Pang kami berkecimpung dalam kangouw dan selalu mengutamakan keadilan dan kepercayaan, mana mungkin membalas air susu dengan air tuba?"

"Dari siapa Ling-kongcu dengar orang bilang demikian?" sela So-yok, "Terang sengaja hendak memecah belah belaka."

"Maaf, mungkin Cayhe mengukur seorang Kuncu dengan hati seorang Siaujin, Cuma dalam percaturan kangouw, tiada jeleknya berlaku hati2 terhadap sesama insan persilatan, air obat dalam kedua tempayan itu bertahan tiba bulan, selama itu bertahan pula jiwa raga Cayhe, harap kalian tidak salah paham."

"Ucapan Kongcu memang masuk akal," Ujar Giok-lan, "liku2 kehidupan kangouw memang serba buruk dan bahaya, adalah pantas kalau berlaku hati2. Cuma Pek-hoa-pang kami takkan berlaku curang dan lupa budi terhadap Kongcu."

Kata So-yok manis mesra: "Kalau Ling-kongcu tidak mau serahkan resep obatnya juga tidak soal, kau boleh tinggal saja disini, memangnya kau akan membocorkan hal ini kepada Hek-liong-hwe?"

Sementara itu Sin-ih sudah balik bersama seorang pelayan baju hijau, "Lapor Congkoan," kata Sin-ih, "Pangcu sudah siapkan perjamuan di Ing-jun-koan, Bak-ni (melati) disuruh mengundang Ling-kongcu, Hu-pangcu dan Congkoan kesana."

Si melati adalah salah satu pelayan pribadi Pek-hoa-pangcu, lekas dia tampil memberi hormat, katanya: "Mendengar Ling-kongcu berhasil membuat obat penawar, Pangcu sengaja mengadakan perjamuan di Ing jun-koan untuk merayakan keberhasilan Ling kongcu ini, silahkan pula Hu-pangcu dan Congkoan mengiringnya."

So-yok tertawa riang, katanya: "Toaci mengadakan perjamuan di Ing-jun-koan, ini jarang terjadi, silakan Ling-kongcu!"

Ing-jun-koan adalah tempat tinggal Pek-Hoa-pangcu, ucapannya kedengaran simpatik, tapi mengandung nada sindiran, Lalu ia berpaling kepada si melati, katanya: "Hayo tunjukkan jalan."

Bak-ni atau kembang melati mengiakan, dia berjalan di depan So-yok dan Giok-lan mengiringi Ling Kun-gi langsung menuju ke Ing-Jun-koan.

Setelah dekat si melati mendahului beberapa langkah serta membungkuk sambil berseru: "Lapor Pangcu, Ling-kongcu telah tiba!"

Lenyap suaranya tertampak Pek-hoa-pangcu sudah beranjak keluar menyongsong di ambang pintu. Hari ini dia menggunakan baju merah gemerlap dengan gaun panjang kain sutera bersulam mengikat pinggang, pada dua ujungnya dihiasi ronce beludru dan diikat menyerupai telur angsa, langkahnya ringan lembut tak ubahnya bidadari, kelihatan suci dan anggun. Memang setimpal sebagai bunga peoni (Bok-tan) yang menjadi raja dari segala bunga.

Pek-Hoa-pangcu tetap mengenakan kedok, tapi sepasang matanya nan jeli dan bening tampak bercahaya penuh kasih mesra, katanya merdu: "Sudah kutunggu cukup lama, silakan Ling-kongcu masuk dan duduk."

Begitu beradu pandang, jantung Kun-gi lantas berdebar keras, tanpa terasa timbul semacam perasaan aneh dalam benaknya, sesaat dia melongo mengawasi orang. Hal ini tak perlu dibuat heran, pemuda mana yang tidak terpesona berhadapan dengan sang jelita, apalagi pandangan Pek-Hoa-pangcu sedemikian mesra. Tapi cepat Kun-gi sadar, dengan muka merah ia menjura, katanya: "Pangcu mengundang dan menjamu secara besar2an, sungguh Cayhe amat bangga dan terima kasih."

Pek-hoa-pangcu mengiringinya masuk ke kamar makan, mereka jalan berjajar, katanya tersenyum manis: "Kongcu berhasil membuat obat, besar artinya bagi kepentingan Pang kami, aku hanya suruh mereka sekedar menyiapkan perjamuan untuk membalas budi kebaikan ini, rasanya masih jauh untuk mengimbali jerih payah Kongcu, harap tidak usah sungkan."

Pendekar Kidal (Cin Cu Ling) - Tong Hong GiokWhere stories live. Discover now