Jilid 40

2.1K 66 1
                                    

"Ternyata betul kau!" seru Kun-gi kaget dan heran. Gadis baju hitam ini ternyata Un Hoan-kun adanya, lekas dia menutup pintu.

"Siangkong tak usah kuatir: kata Un Hoan-kun, "Sin-ih berdua takkan siuman sebelum terang tanah."

Kun-gi mendekati nona itu, tanyanya pelahan: "Pulau ini dikelilingi air dan penjagaan amat ketat, bagaimana kau bisa menyelundup kemari?"

Dengan kedua tangan Un Hoan-kun membetulkan rambut di pelipisnya, katanya tertawa dengan kepala mendongak: "Aku punya lencana dan paham sandi rahasia mereka, sudah tentu dapat keluar masuk dengan leluasa."

"Apa tujuanmu menyelunduk ke Pek-hoa-pang" tanya Kun-gi.

Merah muka Un Hoan-kun, katanya sambil mengerling: "Apa tujuanku? Soalnya kau disekap dalam karung dan dibawa masuk ke Pek-hoa-pang ini, aku. . . kuatir, maka kuikut kemari."

Terharu hati Kun-gi, kedua tangan terulur memegang pundak orang, katanya halus: "Memang Cayhe sengaja membiarkan mereka mengangkut kemari. Terus terang hanya karung saja takkan mampu mengurungku, kenapa nona harus menempuh bahaya begini besar."

Un Hoan-kun biarkan saja orang pedang pundaknya, katanya: "Aku tahu Pek-hoa-pang takkan kuasa menahanmu, tapi aku tetap kuatir, maka kuikuti kau kemari dengan adanya aku diantara mereka, sedikit banyak bisa membantumu juga."

Kini Kun-gi ganti pegang kedua tangan orang, katanya lembut: "Betapa haru dan terima kasihku akan kebaikan nona, tapi kau lihat aku tidak kurang suatu apapun, kalau nona berada diantara mereka, rasanya juga berbahaya, bila jejakmu konangan pasti menggagalkan urusan, lebih baik nona cepat meninggalkan tempat ini."

Pelas2 Un Hoan-kun tarik tangannya, katanya: "Mereka meladenimu sebagai tamu terhormat lantas tidak berbahaya bagimu?"

"Paling tidak, dalam waktu dekat ini aku tidak akan mengalami bahaya."

"Kalau tidak ada bahaya, memangnya untuk apa malam2 begini aku mengunjungimu?"

Ling Kun-gi melengak, tanyanya: "Nona mendengar khabar apa?"

"Tujuan mereka menculikmu kemari supaya kau membuatkan obat penawar getah beracun bukan?, Thay-siang suruh kau menyelesaikan tugas dalam tiga hari, betul tidak?"

"Betul, kenapa?"

"Ketahuilah, Thay-siang sudah memberi perintah kepada Hu-pangcu, kalau dalam tiga hari kau tidak bisa menyelesaikan tugasmu, dia harus membawa kepalamu menghadap beliau?"

"Hal ini aku memang tidak tahu," kata Kun-gi, "tapi tidak perlu tiga hari, besok juga aku sudah berhasil menyelesaikan tugas."

Kini ganti Un Hoan-kun yang tertegun, katanya dengan suara ragu2: "Kau sudah berhasil membuat obat itu?"

"Belum," sahut Kun-gi meng-geleng2, "tapi aku sudah ada akal," Lalu dia jelaskan cara bagaimana dia merendam mutiara ke dalam air dan ternyata bisa menawarkan getah beracun itu..

"Kau pernah bilang mau mencari jejak bibi yang hilang, kini kenyataan bahwa bibi tidak berada di Pek-hoa-pang ini, buat apa kau harus membuat obat itu pula?"

"Nona hanya tahu yang satu dan tak tahu yang lain, bahwa aku rela disini sementara, maksudku hendak mencari tahu asal usul getah beracun dan Hwi-liong sam-kiam."

"Hwi-liong sam-kiam?" Hoan-kun menegas.

"Hwi-liong-sam-kiam sebetulnya ilmu pedang warisan keluargaku, tapi Tin-pang-sam-kiam (tiga jurus pelindung Pang) dari Pek-hoa-pang ternyata Hwi-liong-sam-kiam keluargaku."

"Bisa demikian?" seru Un Hoan-kun heran, "Ehm, sudah kau selidiki?"

"Belum sempat, tapi sekarang ketambahan lagi suatu kejadian."

Pendekar Kidal (Cin Cu Ling) - Tong Hong GiokWhere stories live. Discover now