Jilid 45

2K 56 0
                                    

Sampai disini dia berpidato hadirin menyambut dengan tepuk tangan lebih riuh rendah, sampai sekian lamanya keplok ramai ini tidak berhenti.

Terdengar kedelapan Hou-hoat berseru lantang: "Berkat anugrah Tay-siang yang berbudi luhur, kami bersumpah setia membela kepentingan Pang kita sampai titik darah terakhir."

Thay-siang manggut2 pertanda telah menerima sumpah setia para pengikutnya ini, lalu berkata: "Bagus sekali, kalian boleh memberi hormat kepada Pangcu."

Delapan Hou-hoat yang baru serentak menjura ke arah Pek-hoa-pangcu, serunya: "Hamba menyampaikan hormat kepada Pangcu."

Pek-hoa-pangcu yang sudah berdiri balas menghormat, katanya dengan suara merdu. "Kuberi selamat kepada kalian yang telah naik pangkat jadi Hou-hoat Pang kita, kami ikut gembira dan merasa beruntung bagi Pang kita."

Di tengah sorak-sorai yang riuh rendah itu, Thay-siang beranjak balik ke tempat duduknya. Lalu Pek-hoa-pangcu juga kembali ke tempat duduknya.

Pelan2 Thay-siang menggeser duduk miring ke arah Ling Kun-gi, sorot matanya se-olah2 menembus cadar hitam, suaranya kalem: "Ling-siangkong!"

Lekas Kun-gi membungkuk, tanyanya: "Thay-siang ada petunjuk apa?"

"Kemarin Losin telah bicara dengan kau, akan kuangkat sebagai Hou-hoat Pang kita, entah Ling-siangkong sudah memikirkan hal ini belum?"

Diam2 senang hati kedelapan Hou-hoat yang baru saja menduduki jabatannya, semua berpikir: "Tamu agung yang duduk di bawah Pangcu betapa sih lihaynya, ternyata juga setaraf Hou-hoat saja di dalam Pang kita."

Baru saja Thay-siang selesai bicara, Kun-gi lantas dengan suara lirih seperti berbisik dipinggir telinganya: "Ling-kongcu lekas terima tawarannya" -itulah suara Pek-hoa-pangcu, Kun-gi dapat membedakan suaranya.

Kun-gi memang sudah berdiri, sikapnya amat tunduk dan patuh, dia menjura ke arah Thay-siang serta berkata: "Berkat junjungan Thay-siang yang maha pengasih, Cayhe tak berani menolak tugas mulia ini?" Itulah pertanda bahwa Bi-sin-hiang-wan telah bekerja di dalam tubuhnya.

Terunjuk senyuman yang terkulum diujung bibir Thay-siang, katanya manggut2: "Bagus sekali, Losin tahu kalau Ling-siangkong hanya diangkat sebagai Hou-hoat dalam Pang kita, tentunya rada merendahkan derajatmu . . . ." sengaja dia menarik panjang suaranya serta berhenti.

Kun-gi baru saja akan duduk, mendengar kata2 Thay-siang ini, seketika terunjuk rasa gugup dan gelisah, ter-sipu2 dia menjura, katanya: "Hamba sebagai tunas muda kaum persilatan, bahwa Thay-siang sudi memupuk hamba, sungguh membuat hamba tidak tenteram lahir batin, kesetiaanku selama hidup rasanya takkan setimpal membalas kebaikan Thay-siang ini."

Kalau kemarin jelas dia takkan sudi mengeluarkan kata2nya ini, tapi sekarang dia sudah makan Bi-sin-hiang-wan, maka selama hidupnya dia hanya akan setia dan tunduk lahir batin terhadap Pek-hoa-pang, terutama terhadap Thay-siang.

Thay-siang manggut2, katanya lebih lanjut: "Jabatan Hou-hoat sebetulnya juga tidak terhitung rendah di dalam Pang kita, terutama Cong-hou-hoat dan Coh-yu-huhoat, semuanya merupakan pilihan dari para Hou-hoat, maka setiap Hou-hoat mempunyai hak dan kesempatan untuk menjadi Cong-hou-hoat, apalagi selamanya Losin mengutamakan kepandaian sejati, bukan saja kepandaian silatnya, juga kecerdikan dan tindak-tanduknya harus tegas, maka jabatan ini harus diperebutkan secara adil. Sampai dimana tingkatan yang dapat kalian jabat? Itu tergantung sampai dimana pula tarap kepandaian kalian yang sejati."

Secara tidak langsung kata2nya ini memberi kisikan bagi Ling Kun-gi bahwa sekarang aku hanya bisa mengangkatmu sebagai Hou-hoat, kalau kau mampu dan punya kepandaian boleh kau berusaha memperebutkan kedudukan Cong-houhoat. Secara tidak langsung pula dia memberi pernyataan kepada kedelapan Hou-hoat yang lain bahwa merekapun boleh mencalonkan diri merebut jabatan itu secara adil.

Pendekar Kidal (Cin Cu Ling) - Tong Hong GiokOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz