Jilid 19

2.3K 62 0
                                    

Berubah roman Kun-gi, katanya dengan gusar: "Apakah tidak keterlaluan kata2 nona?"

"Bicara terus terang, kurasa wajah Cu-cengcu mungkin juga dirias sedemikian rupa."

Sikap Kun-gi semakin garang, katanya: "Lo-hu berjalan tidak perlu ganti nama, duduk tidak perlu mengubah she, kenapa harus pakai merias diri segala?"

"Memangnya aku juga berpikir demikian, tapi melihat kenyataannya mau tidak mau aku harus bercuriga."

"Maksud nona, kalian salah mengundangku kemari?"

"Mungkin demikian, cuma kupikir apakah kau sengaja mewakili Cu-cengcu kemari."

"Sengaja mewakili Cu-cengcu?' kata2 ini betul2 menggetar sanubari Ling Kun-gi, diam2 ia kerahkan tenaga di tangan kiri, mukanya kereng, katanya: "Apa, maksud nona?"

"Jangan marah Cu-cengcu, aku hanya ingin membongkar rahasia hatiku sendiri, tiada maksud jahat terhadapmu," tanpa menunggu Kun-gi bersuara, dia lantas menambahkan: "peduli Cu-cengcu tulen atau palsu kau tetap adalah tamu agung terhormat di Coat-sin-san-ceng ini."

Kun-gi bersikap tidak mengerti, katanya sambil menatap Hian-ih-lo-sat: "Apa maksud nona sebenarnya?"

"Dihadapan seorang asli tidak perlu berbohong," tiba2 Hian-ih-lo-sat cekikikan, "semalam di Liong-bun-kin aku menawan seorang, kalau dibandingkan dengan kau 'Cu-cengcu', dia agak sedikit mirip."

"Agak sedikit mirip", maksudnya orang yang dibekuknya semalam itu pasti adalah Ciam-liong Cu Bun-hoa yang tulen.

Semula Kun-gi masih ragu, tapi setelah dia hitung waktunya, memang saatnya tepat sesuai janji Cu Bun-hoa untuk meluruk kemari menolong dirinya dari luar, jadi kini Cu Bun- boa telah tertawan oleh musuh. Bagaimana ilmu silat Cu Bun-hoa ia sendiri tidak tahu. Tetapi Kim Kay-thay, Un It-kiau, Lam-kiang-it-ki dan tokoh2 silat lainnya ber-turut2 menghilang, kemungkinan semuanya telah menjadi tawanan komplotan Cin-cu-ling, bahwa Ciam-liong juga menjadi tawanannya, kiranya dapat dipercaya.

Cuma di mana orang2 ini disekap? Apakah di dalam Coat-sin-san-ceng juga? Mendadak dia ingat pada ibunya yang telah menghilang beberapa wak-tu lamanya, kemungkinan beliau juga terkurung ber-sama orang banyak ini. Bukan Mustahil di taman bunga ini terdapat kamar tahanan di bawah tanah.

Melihat sekian lama orang tidak bersuara, dengan suara lembut Hian-ih-lo-sat berkata pula: "Kini kau sudah percaya?"

"Lohu justeru tidak percaya, dikolong langit ini mana bisa muncul dua Ciam-liong Cu Bun-hoa sekaligus."

"Yang tulen tentu hanya satu, kalau Cu-cengcu punya minat, bisa kubawa kau melihatnya," demi-kian ajak Hian-ih-lo-sat.

"Baik sekali, Lohu memang ada maksud ini."

"Bolehkah ini dinamakan pertemuan dua naga?

Dua Ciam-long bernama Cu Bun-hoa akan saling berhadapan, kisah ini tentu akan menjadi dongeng yang mengasyikan di Bu-lim."

Ling Kun-gi berdiri, katanya: "Dimana dia?"

"Mari Cu-cengcu ikut aku," lalu Hian-ih-lo-sat menuju gardu atau paseban sebelah.

Agaknya sedikitpun dia tidak menaruh pra-sangka apa2, dia berjalan di depan membelakangi Ling Kun-gi, seluruh Hiat-to dibelakangnya berarti terpampang dihadapan anak muda itu. Jarak kedua orangpun amat dekat, asal mau ulur tangan Kun-gi pasti bisa membekuknya. Tapi Hian-ih-lo-sat berjalan dengan gemulai se-olah2 dia yakin bahwa Ling Kun-gi tidak akan berani turun tangan terhadap dirinya.

Kun-gi sendiri juga ragu2 dan kebat-kebit, terpaksa ia ikuti masuk ke sebuah kamar kecil dibelakang paseban.

Waku ia awasi kamar kecil ini, tampak di se-belab timur sana, di atas sebuah dipan kayu rebah telentang seorang. Wajahnya tampak halus putih, alisnya tebal, jenggot hitam sebatas dada, sekilas pandang dia lantas tahu wajah orang ini mirip sekali dengan muka dirinya, muka asli Ciam-liong Cu Bun-hoa.

Pendekar Kidal (Cin Cu Ling) - Tong Hong GiokWhere stories live. Discover now