Jilid 28

2.4K 59 0
                                    

Sambil melepaskan tali pengikat mulut karung Siau Yan, berkata: "Aku tahu, tadi kau dengar Siocia panggil namaku, betul tidak?" Setelah tali terlepas, dia terus membuka mulut karung lebar2.

Orang dalam karung pelan2 merangkak bangun dan berdiri.

Perawakan orang ini tinggi, mengenakan jubah hijau pupus usianya sekitar 45, wajahnya putih cakap, jenggot hitam menjuntai menyentuh dada. Cuma kedua alisnya terlalu gombyok, orang akan merasa wajahnya berwatak kejam dan suka membunuh. sepasang matanya tampak bersinar, terang se-olah2 pandangannya dapat meraba jalan pikiran orang, dan orang akan jeri beradu pandang dengan dia.

Gadis gaun panjang jarang mengembara di Kangouw, sudah tentu dia tidak kenal siapa laki2 ini, tapi sekilas melihat sorot mata orang, dia merasa sudah apal dan mengenalnya dengan baik, tak merasa jantungnya ber-debar2.

Laki2 berjenggot hitam memberi hormat, katanya tertawa: "Sungguh Cayhe tak sangka dapat bertemu dengan nona Un disini."

Melengak si gadis gaun panjang, matanya terbeliak, lekas dia balas memberi hormat dan berkata lirih: "Entah darimana Cianpwe bisa kenal diriku?"

Laki2 jenggot hitam tersenyum, katanya: "Aku sudah mengubah wajah, sudah tentu nona tidak mengenalku lagi."

Siau Yan periksa sini dan pandang sana, sekian lama dia menatap wajah orang, lalu menyeletuk: "Siapakah kau sebenarnya?"

"Cayhe Ling Kun-gi," kata laki2 jenggot hitam.

Seketika merah jengah muka si gadus gaun panjang mendengar nama yang disebut laki2 jenggot hitam, kaget dan girang pula hatinya. Ling Kun-gi, memangnya perjaka ini yang selalu menjadi kenangan dan pujaan hatinya?

"Kau ini Ling siangkong!" teriak Siau Yan tidak percaya, "Kenapa tidak mirip, sejak kapan Ling siangkong memelihara jenggot?"

Ling Kun-gi tertawa, katanya, "Tadi aku sudah bilang, aku telah mengubah wajahku." Lalu dia dia merogoh keluar kantong benang sulam serta diacungkan ke depan Siau Yan, katanya: "Sekarang percaya tidak?"

Semakin jengah muka si gadis gaun panjang, serunya girang: "Siau Yan, memang betul dia, masakah suara Ling siangkong tidak kau kenali lagi?"

"Hihi, lucu dan menarik sekali, kenapa Ling siangkong menyamar begini?" seru Siau Yan.

"Aku sedang menyamar sebagai Ciam-liong Cu Bun-hoa, Cengcu dari Liong-bin-san-ceng." Lalu Kun-gi berpaling ke arah si gadis bergaun panjang dan katanya pula: "Waktu di Coat-sin-san-ceng, Cayhe pernah berkumpul tiga hari dengan ayah nona. . . ."

Ternyata gadis gaun panjang adalah Un Hoan-kun, sebelum Ling Kun-gi bicara habis, dia sudah menyeletuk: Bagaimana ayahku?"

"Ayahmu bersama Lok-san Taysu dan Lo-cengcu keluarga Tong dari Sujwan semua berada di Coat-sin-san-ceng, mereka sama2 kena racun pembuyar Lwekang, maka kepandaian silat terganggu banyak sekali. . . ."

Berkerut alis Un Hoan-kun, teriaknya kuatir: "Lalu bagaimana? Memangnya siapa penghuni Coat-sin-san-ceng itu?"

"Nona tidak usah kuatir, ayahmu bertiga sudah kusembuhkan, dari pembicaraan orang2 ini tadi, agaknya Coat-sin-san-ceng sudah diserbu dan bobol oleh para Hwesio Siau-lim serta Lohujin dari keluarga Tong, tentunya ayahmu bertiga juga sudah bebas."

"Waktu Coat-sin-san-ceng bobol, apakah Ling-siangkong tidak berada disana?" tanya Un Hoan-kun.

Ling Kun-gi tertawa, katanya: "Cayhe sudah diselundupkan keluar oleh mereka," Melihat bungkusan besar berisi makanan, perutnya seketika keroncongan, katanya pula dengan tertawa: "Sudah dua hari aku berada di dalam karung, perutku sudah berontak minta di isi."

Pendekar Kidal (Cin Cu Ling) - Tong Hong GiokWhere stories live. Discover now