Jilid 53

2.2K 53 0
                                    

Sudah tentu bukan maksudnya ingin membela Ling Kun-gi, soalnya dia juga iri dan tidak terima kalau jabatan Cong-su-cia jatuh ke tangan Leng Tio-cong. Dari pada Leng Tio-cong memungut keuntungan, biarlah tetap dijabat oleh Ling Kun-gi saja. Maklumlah kedua orang ini memang sering perang dingin dan tarik urat.

Baru pertama kali ini Kun-gi naik ke tingkat ketiga yang jauh lebih sempit daripada tingkat kedua.

Thay-siang menempati ruang tengah, sebelah depannya ada sebuah ruang kumpul, dimana terdapat kursi berjajar, ditengahnya ada sebuah meja dan kursi. Kamar tidur Thay-siang di sebelah dalam. Di sebelah kiri masih terdapat dua kamar lagi, tertutup oleh kain gordyn yang tersulam indah, itulah tempat tinggal Pangcu dan Hu-pangcu.

Dari letak beberapa kamar ini, dapatlah disimpulkan jendela kamar Thay-siang tentu berada di sebelah kanan, jadi berlawanan dengan jendela kamar Pangcu dan Hu-pangcu.

Begitu Kun-gi melangkah masuk ruang pertemuan, Pek-hoa-pangcu lantas angkat tangannya, katanya: "Silakan duduk Cong-su cia."

Kun-gi menjura, sahutnya: "Hamba sebagai tertuduh yang patut dicurigai, biarlah berdiri disini saja."

Tengah bicara, dua pelayan menyingkap kerai, tertampak Thay-siang melangkah datang dari kamarnya. Pek-hoa-pangcu, Hu-pangcu, Ling Kun-gi dan Giok-lan sama berdiri serta membungkuk menyambut kedatangannya.

Menyapu pandang wajah para hadirin, Thay-siang mengangguk serta berkata: "Kalian sudah menemukan pembunuhnya?"

"Lapor Thay-siang," seru Pek-hoa-pangcu, "Som-lo-ling dan jubah hijau sudah ditemukan, cuma . ...."

Thay-siang menuju ke kursi besar berlapis bulu binatang dan duduk, dia lantas menukas: "Baik, sekali kalau sudah ditemukan."

So-yok menyela dengan gugup: "Thay-siang, walau kedua barang ini ditemukan di kamar Cong-su-cia, tapi Tecu berpendapat pasti musuh sengaja hendak memfitnah dia."

Pek-hoa-pangcu menambahkan: "Tecu juga berpendapat musuh sengaja hendak mengkambing hitamkan dia, harap Thay-siang suka periksa."

"Bagaimana duduk persoalannya?" tanya Thay-siang.

Maka So-yok lantas ceritakan usul Ling Kun-gi serta cara pemeriksaan seorang demi seorang, lalu menggeledah kamar.

Setelah mendengar laporan So-yok, Thay-siang berkata: "Hay-siang, bawa kemari barang2 bukti itu."

Hay-siang mengiakan, tersipu-sipu dia persembahkan kotak perak dan jubah hijau itu dengan kedua tangannya.

Memegang kotak perak Som-lo-ling itu Thay-siang mengamati sekian lama dengan teliti, katanya kemudian: "Benda ini amat ganas sekali, memang barang tiruan yang mereka buat dari seorang ahli, tak ubahnya dengan barang aslinya." Dia letakkan kotak itu, diatas meja lalu bertanya: "Hay-siang, kau bilang pernah menyambit penyantron dengan panah, apakah timpukanmu mengenai sasaran?"

Hay-siang membungkuk, sahutnya: "Lapor Thay-siang, lengan kanan jubah hijau itu ada lubang kecil, itulah bekas kena timpukan panah Tecu."

"Kau pernah melihat bayangan punggung pembunuh itu, apakah mirip Ling Kun-gi?"

Hay-siang ragu2 sebentar, sahutnya: "Gerak tubuh orang itu teramat cepat, Tecu tidak melihat jelas wajahnya, jadi tak berani sembarang bicara, tapi kalau dilihat bentuk perawakannya memang rada2 mirip Cong-su-cia."

"Nah, itulah," ujar Thay-siang.

Berdegup jantung Pek-hoa-pangcu, Hu-pangcu dan Giok-lan serentak mereka berteriak: "Thay-siang!"

Sedikit menggerak tangan, Thay-siang cegah mereka bicara, matanya tertuju ke arah Kun-gi, katanya: "Ling Kun-gi, apa pula yang hendak kau katakan?"

Pendekar Kidal (Cin Cu Ling) - Tong Hong GiokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang