Jilid 68

2K 49 0
                                    

Disini Ling Kun-gi tengah menghadapi rangsakan Tokko Siu, sementara Ui-liong-tongcu Ci Hwi-bing telah menggerakan pedang, dengan keempat anak buahnya segera dia menerjang ke arah Ko-lotoa bertiga, bentaknya: "Ko Wi-gi, dua puluh tahun lebih kita tak bertemu, biarlah hari ini aku mohon pengajaranmu."

Setelah Kun-gi turun gelanggang, maka Ko-lotoa merupakan pentolan diantara mereka bertiga, maka Ci Hwi-bing lantas mengincarnya lebih dulu.

Ko-lotoa tertawa, mendadak dari samping badan dia mengeluarkan sebatang besi, mendadak kedua batang besi dia sambung terus diputar ke kanan-kiri menjadi sebatang tumbak besi, hardiknya, "Memang aku juga ingin mohon pengajaranmu."

"Lihat pedang, Ko Wi-gi!" bentak Ci Hwi-bing terus mendahului ayun pedang menusuk lambung Ko-lotoa.

Ujung tumbak Ko-lotoa ternyata bergantol, bentaknya dengan suara keras: "Serangan bagus!" Berbareng tumbak menyampuk dan menarik. Kedua orang segera saling serang dengan cepat, pertempuran mereka cukup sengit dan menegangkan.

Melihat Tongcu mereka melabrak Ko-lotoa, empat anak buahnya berpakaian hitam dibelakang Ci Hwi-bing segera ikut menyerbu maju. "Sret", Song Tek-seng sebera cabut pedang, katanya dengan tertawa: "Thio-heng, kebetulan kita masing? kebagian dua orang. Hayo kita berlomba, coba siapa merobohkan mereka lebih dulu."

Mulut bicara, pedangpun bekerja, sekali tutul pedangnya mamancarkan bintik sinar kemilau bagai rantai perak tahu2 meluncur ketenggorokan kedua lawan yang menyerbu tiba.

Sekali bergerak, Loan-bi-hong-kiam-hoat dari Go-bi-pay segera dia kembangkan dengan sengit.

Thio Lam-jiang ter-bahak2, serunya: "Baiklah, marilah kita berlomba mengalahkan musuh." Tangan kanan meraih, badanpun bergerak, sebelum lawan menerjang tiba dia sudah melambung ke atas, sinar pedang menyambar ke batok kepala kedua lawan.

Serangan pedang yang dilancarkan dengan badan menukik ini ternyata bukan olah2 lihaynya, Kiranya Thio Lam-jiang juga telah keluarkan iimu pedang Hing-san-pay yang ganas.

Tapi keempat orang berbaju hitam yang menjadi lawan mereka adalah empat diantara ke-12 Sin Ciu dari Ui-liong-tong yang memiliki kepandaian kelas satu. Apalagi pedang merekapun berwarna hitam gelap dan tak memancarkan sinar, jangankan di tengah malam gelap, umpama di tengah siang hari juga sukar untuk mengikuti permainan pedang mereka, jelas kondisi mereka lebih menguntungkan.

Untung ilmu pedang angin badai ajaran Go-bi-pay yang dilancarkan Song Tek-seng segencar hujan lebat, lawan merasa seperti disampuk ribuan jarum tajam yang sukar dijajaki.

Sedangkan Hing-san kiam-hoat yang dikembangkan Thio Lam-jiang mendenging nyaring, badan berlompatan naik turun, ada kalanya dia melambung ke udara dan menerkam laksana elang menerkam anak ayam.

Dengan kerja sama mereka berdua yang ketat ini, ternyata rangsakan lawan berhasil dibendung, untuk beberapa kejap lamanya mereka sama kuat dan tiada yang lebih unggul atau asor.

Bayangan orang lari kian kemari, sementara sinar pedang saling berseliweran, disana-sini mulai terjadi pertempuran yang gaduh dan sengit.

Begitu pertempuran kalut berlangsung di depan Ui-liong-giam, maka Hoan-thian-eng Siu Eng yang memimpin sisa Cap-ji-sing siok segera berhadapan dengan 20 dara kembang di bawah pimpinan Loh-bi-jin, mata tunggalnya kelihatan beringas, tiba2 ia angkat tangan seraya membentak: "Serbu!" Belum lenyap suaranya, sembilan orang yang seluruh tubuh terbalut dalam kulit anjing laut segera berlompatan maju, sisa Cap ji-sing-siok ini segera menyerbu dengan nekat.

Ke-20 dara kembang sejak tadi sudah siaga, jarak kedua pihak sebetulnya ada empat tombak, begitu melihat kesembilan Sing-siok menubruk maju, 18 orang diantara para dara kembang tiba2 berpencar menjadi dua kelompok, gerakan mereka begitu rapi dan terlatih, orang berada di ujung kanan mendadak mengayun tangan dan menimpukkan setitik sinar biru, sementara yang berada di ujung kiri juga mengayun tangan, entah darimana tahu2 tangan ke-dua orang sudah memegang seutas rantai sebesar ibu jari, begitu pinggang mereka meliuk, badanpun tiba2 mendekam ke tanah. Gerakan ini boleh dikatakan dilakukan serempak oleh delapan belas dara kembang, jelas bahwa mereka sudah lama terlatih dan digembleng.

Pendekar Kidal (Cin Cu Ling) - Tong Hong GiokDonde viven las historias. Descúbrelo ahora