"Kejadian apa?" tanya Hoan-kun.
"Beberapa temanku khabarnya ditawan orang2 Hek-liong-hwe, disangka bahwa mereka dijadikan sandera disangka bahwa mereka adalah Hou-hoat-su-cia dari Pek-hoa-pang, maka mereka dijadikan sandera supaya Pek-hoa-pang menyerahkan diriku sebagai imbalannya."
Bertaut alis Un Hoan-kun, tanyanya: "Lalu apa tindakanmu?'
"Kecuali Thay-siang, tiada orang kedua yang tahu letak sarang Hek-liong-hwe, terpaksa aku harus tanya kepada Thay-siang."
Un Hoan-kun kaget, serunya: "Kau mau menemui Thay-siang?"
"Hu-pangcu sudah berjanji, bila aku selesai membuat obat, dia akan membawaku menemui Thay-siang."
"Kudengar Hu-pangcu So-yok, perempuan yang berdarah dingin, cantik rupanya, kejam hatinya, banyak curiga dan gampang berubah pendirian, kau harus hati2!"
"Aku dapat melayaninya."
Un Hoan-kun melirik, mencibirnya serta berkata dengan tertawa: "Kelihatannya kau banyak akal, kudengar Pek-hoa-pangcu Bok-tan amat ramah terhadapmu, mungkin So-yok juga. . . ."
"Kiranya Pek-hoa-pangcu bernama Bok-tan.
Merah muka Kun-gi, katanya lirih: "Nona jangan kuatir, aku bukan laki2 bergajul."
Pipi Hoan-kun jadi merah, tapi hatinya merasa bahagia, kepala terunduk mulutpun menggerutu: "Memangnya aku peduli padamu." Lalu ia menambahkan: "Waktu sudah larut, aku harus lekas pergi."
"Kuharap nona selekasnya meninggalkan tempat ini saja," bujuk Kun-gi.
Hoan-kun sudah melangkah beberapa tindak, tiba2 berpaling: "Setelah kau menanyakan sarang Hek-liong-hwe, aku akan pergi bersamamu." Begitu pintu terbuka, cepat ia berkelebat keluar.
Setelah Un Hoan-kun pergi, sementara sudah mendekati kentongan kedua, Kun-gi dorong pintu kamar buku langsung menuju kamar masak obat, ia mengeluarkan Pi-tok-cu terus dimasukkan ke dalam guci yang merendam obat bubuk, lalu kembali menutup pintu dan masuk ke kamar tidur.
=ooo0ooo=
Matahari sudah tinggi, Kun-gi masih tidur nyenyak.
Pagi2 Hu-pangcu So-yok bersama Congkoan Giok-lan sudah datang, mereka duduk menunggu di kamar buku.
Giok-lan mondar-mandir tidak sabar, katanya kepada Sin-ih: "Coba dilihat apakah Ling-kongcu sudah bangun?"
So-yok menggoyang tangan, katanya tertawa: "Sam-moay, kenapa tabiatmu sekarang lebih gopoh daripadaku, kita sudah menunggu, lebih lama sedikit tidak jadi soal. Sin-ih, biarkan Ling-kongcu tidur lebih lama, jangan ganggu dia."
Sin-ih mengiakan lalu berdiri meluruskan tangan.
Sudah tentu Giok-lan tahu Hu-pangcu yang biasanya bertabiat kasar, angkuh dan tinggi hati serta suka aleman ini, ternyata sekarang begini sabar, rupanya dia telah jatuh hati pada Ling Kongcu?
Dia cukup kenal Thay-siang, kalau Ling Kun-gi tidak berhasil membuat obat, jiwanya tentu amblas. Umpama betul dia berhasil membuat obat, Thay-siang juga takkan gampang memberi kebebasan padanya untuk meninggalkan Pek-hoa-pang. Maka sejak mula dia sudah berpikir, pemuda seperti Kun-gi, jalan paling baik adalah melamarnya menjadi Huma, kalau tidak nasibnya tentu akan menyedihkan.
Tentunya hal ini juga sudah terpikir oleh Toaci (Pek-hoa-pangcu), ini dapat dilihat sikapnya waktu dia menyambut dan menjamu Ling Kun-gi. Pada hal dia baru merancang cara bagaimana untuk merangkap perjodohan ini, tahu2 sekarang dilihatnya Ji-ci (So-yok) juga kepincut pada Kun-gi, sudah tentu urusan bisa runyam. Dikala hatinya gundah itulah, didengarnya pintu kamar Kun-gi berkeriut dan pelan2 terbuka.
ESTÁ A LER
Pendekar Kidal (Cin Cu Ling) - Tong Hong Giok
Ficção geralLenyapnya Tong Thian Jong, tertua keluarga Tong di Sujwan yang terkenal dengan ilmu senjata rahasia dan racunnya serta Un It Hong, tertua keluarga Un di Ling Lam yang terkenal dengan obat bius dan wewangian yang memabukkan, yang terkait dengan "CIN...
Jilid 40
Começar do início