Payung dan Hujan

401 15 1
                                    

"SEMOGA besok hujan," ujar Nana, menatap ke arah luar jendela penuh harap. Sudah tiga hari ini, dia selalu mendoakan hal yang sama, yaitu hari yang dihiasi oleh hujan.

Tiga hari yang lalu, ibu membelikan payung baru untuk Nana. Payung itu berbentuk telinga kucing berwarna merah muda yang sangat imut. Ibu sengaja membeli payung tersebut karena Nana memang pulang sekolah dengan berjalan kaki dan payung yang biasanya Nana bawa sudah rusak. Apalagi, Nana memang tak menyukai payung itu sejak awal karena payung itu adalah souvenir pernikahan teman ayah yang memuat nama kedua mempelai. Itulah kenapa, sejak ibu membelikan Nana payung baru, Nana tak sabar untuk menggunakannya ke sekolah dan memperlihatkannya kepada teman-temannya.

Keesokan harinya, Nana terlambat bangun karena pagi itu terasa lebih nyaman dan sejuk daripada biasanya. Suara khas hujaman air hujan yang menghantam atap rumah pun terdengar. Nana bangun dengan seutas senyuman di wajahnya ketika pandangannya jatuh ke arah kaca jendela yang mengembun oleh air hujan dan udara yang dingin.

"Pagi ini hujan, ya," kata ayah tersenyum, melihat wajah Nana yang berbinar saat sarapan. "Tapi, kayanya terlalu deres. Kamu gak bisa jalan kaki pergi sekolah, Na, nanti sepatumu basah. Ayah anterin, ya?"

"Dianterin?" Nana menaikkan sebelah alisnya. "Tapi, Nana jadi gak bisa pake payungnya, dong?"

"Bisa. Pas turun dari mobil, kamu bisa jalan pake payungnya sampe gedung sekolah, kan?" tambah ibu. "Daripada sepatu kamu basah. Hari ini masih hari Rabu."

Nana pun menuruti ucapan ayah dan ibu. Nana pun duduk manis di dalam mobil, diantar pergi sekolah oleh ayah. Jalanan basah, benar-benar hujan lebat. Tak sedikit Nana melihat beberapa orang pengendara motor yang berteduh di sebuah toko ataupun kios yang ada di pinggir jalan. Mau tak mau, mereka harus menunggu hujan reda agar mereka bisa melanjutkan perjalanan mereka.

"Loh, ternyata serabinya belum jualan," ujar ayah, menoleh ke kiri dengan tatapan kecewa. "Di sini ada serabi enak banget, Na. Tadinya ayah mau beli buat Nana, sekalian bagiin buat temen-temen."

"Biasanya jualan dimana, Yah?"

"Di situ," jawab ayah, menunjuk pinggiran jalan. "Mungkin, bapaknya gak jualan karena hujan, ya. Nanti kalau udah reda, mungkin baru deh bapaknya bisa lanjut jualan."

"Kalau ternyata gak reda sampe sore?"

"Mana mungkin gak reda sampe sore," kekeh ayah. "Ya, kalau gak reda sampe sore, mau gimana lagi. Berarti, jualannya besok. Kita doain besok harinya cerah ya, biar bapaknya bisa jualan."

Nana terdiam. Sudah tiga hari ini, dia selalu berdoa agar hujan datang hanya agar dia bisa memakai payung barunya dan memperlihatkannya kepada teman-temannya di sekolah. Namun, di sisi lain, bisa saja ada banyak orang yang berdoa meminta hari yang cerah agar mereka bisa berjualan dan dagangan mereka laku. Di sisi lain, bisa saja ada banyak orang yang tidak memiliki mobil, justru berdoa meminta hari yang cerah agar mereka bisa mengantarkan anak mereka pergi sekolah tanpa harus berbasah-basahan atau berteduh di sebuah toko dan kios.

"Yah, kayanya Nana gak suka hujan," kata Nana. "Ada banyak orang yang gak jadi jualan karena hujan dan berbasah-basahan di atas motor karena hujan. Harusnya jangan ada hujan."

Ayah mengernyitkan dahinya. "Kenapa ngomong gitu?"

"Nana liat orang-orang berteduh dari hujan karena mereka gak punya mobil," balas Nana. "Bahkan, beberapa dari mereka itu pake seragam merah putih kaya Nana. Terus, serabi yang ayah suka jadi gak jualan karena hujan."

"Nana percaya gak, kalau tiap rezeki gak bakalan ketuker?" tanya ayah. "Kalau hujan bikin para pedagang gak jualan, di lain sisi ternyata ada petani yang seneng hujan turun. Ada bisnis cuci kendaraan yang seneng karena abis ini mereka nerima banyak pelanggan. Ada penjual bakso dan makanan anget yang seneng karena mereka jadi nerima banyak pelanggan. Penjual jas hujan dan penjual payung… semuanya udah punya porsi masing-masing dan semuanya gak akan ketuker, mau kita suka atau gak suka jalaninnya."

Nana terdiam. Benar. Ketika hujan turun, ibu paling suka memesan bakso untuk dimakan di hari hujan yang dingin. Ayah juga jadi sering mencuci mobil dan motornya karena jadi sedikit kotor karena hujan. Lalu, jangan lupa, payung baru yang Nana suka ini dibeli karena ada hujan yang menguntungkan bisnis dan penjual payung.

"Mungkin, lain kali, lebih baik gak usah spesifik untuk meminta hujan turun, ya," kekeh ayah. "Cukup doain cuaca yang terbaik aja. Entah itu cerah ataupun hujan, keduanya sama-sama cuaca yang baik."

-----------------------------------------------

19 Mar 2023

My Cerpens; Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now