Nama Panggilan

652 52 5
                                    

NAMAKU Nala. Aku adalah anak perempuan yang berusia sebelas tahun. Aku duduk di kelas 5 SD. Aku memiliki rambut yang panjang, mata yang bulat, dan bibir yang mungil. Aku suka sekali jika tiap pagi, Ibu membantuku untuk menguncir rambutku dengan berbagai macam gaya. Aku suka terlihat cantik dengan penampilan yang berbeda tiap harinya.

Kalian tau kan, apa yang menarik selain berlomba untuk menjadi juara kelas bagi anak SD? Tentu saja, jatuh cinta kepada seseorang. Aku tak mengerti kenapa orang dewasa menyebutnya cinta monyet, tapi setidaknya, yang kurasakan memanglah perasaan tertarik terhadap seseorang, bukanlah perasaan yang sepele.

Aku menyukai temanku sejak kecil, namanya Candra. Dia adalah anak dari teman ibuku, bahkan kami adalah tetangga. Dia selalu berada di kelas yang sama denganku, sejak kelas 1. Bukan karena kebetulan atau pengelompokan kelas unggul dan semacamnya, tapi ibuku yang meminta agar aku tetap sekelas dengan Candra.

Aku adalah perempuan cengeng yang cukup sering diganggu oleh anak laki-laki. Ibu bilang, karena aku cantik dan mereka tertarik padaku, itulah kenapa mereka menggangguku. Selain itu, anak-anak perempuan juga tidak menyukaiku karena para laki-laki yang mereka suka terlalu sering mendekat dan menggangguku. Itulah kenapa Ibu meminta tolong kepada Candra untuk menjagaku di kelas dan memarahi orang-orang yang menggangguku dan membuatku tak nyaman.

Yah, Candra adalah anak yang cukup bertanggung jawab. Dia mendengarkan permintaan ibuku dan selalu memarahi orang-orang yang menggangguku, tak peduli jika itu adalah teman dekatnya sekalipun. Dia juga tak segan-segan memarahi para anak perempuan yang membuatku tak nyaman.

Sebenarnya, aku tak mengerti, kenapa laki-laki justru mengganggu perempuan yang mereka sukai. Bukankah seharusnya mereka bersikap baik agar perempuan itu membalas perasaannya? Aku sering mendengar pernyataan bahwa perempuan itu ribet. Sepertinya, laki-laki dan perempuan sama-sama ribet, tapi ribet dalam hal yang berbeda.

Namun, hampir setiap laki-laki yang kutemui, memiliki cara yang sama untuk mendekati perempuan yang mereka suka. Maksudku, mereka justru mengganggu, meledek, dan membuat perempuan yang mereka sukai kesal. Tak lama setelah itu, akan beredar gosip bahwa mereka diam-diam menyukai perempuan itu. Kalian pasti relate, kejadian wajar pada anak SD seperti ini.

Aku jadi mempercayai hal itu. Sepertinya, cara laki-laki menunjukkan perasaannya adalah dengan cara menjahili perempuan yang mereka sukai dan mengatakan sesuatu yang membuat mereka jadi kejar-kejaran di kelas.

Aku penasaran, apakah Candra juga memiliki niat untuk seperti itu kepada perempuan yang dia suka? Meskipun aku tak tau, dia suka kepada siapa.

Sebenarnya, Candra adalah anak yang cukup nakal di kelas, seperti anak laki-laki pada umumnya. Daripada harus belajar dan mengerjakan PR, dia lebih memilih untuk main dengan teman-temannya, sibuk dengan video game, dan melakukan hal-hal bodoh bin tak penting seperti membuat mobil dari kardus, pesawat kertas, dan lain-lain.

Tak heran jika nilai prakaryanya cukup bagus.

Candra juga anak yang cukup jahil. Dia sering membuat anak-anak perempuan kesal. Dia punya kebiasaan, yaitu menamai teman-teman sekelasnya dengan nama panggilan yang aneh. Misalnya, Yuda jadi roda, Jenar jadi senar, Ayu jadi putu ayu, Fadil jadi kerdil, Gilang jadi gelang, dan lain-lain. Dia juga kerap memberikan nama panggilan aneh untuk para perempuan.

Namun, dia tak pernah sekalipun memberikan nama panggilan untukku. Dia tetap memanggilku Nala, seperti seharusnya.

Bukan berarti hubungan kami terlalu kaku sehingga dia tak berani meledekku, tentu saja dia berani. Dia bahkan dengan seenak dengkulnya memanggilku nyet, njing, bego, dan lain-lain. Namun, kenapa namaku tidak diubah seperti yang lainnya?

My Cerpens; Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now