The Wood Man

147 10 0
                                    

Di sebuah hutan, hiduplah seorang perempuan bernama Birdy. Perempuan itu tinggal sendirian. Setiap hari, dia memetik dan merawat buah dan sayuran yang dia tanam sendiri di kebun belakang rumahnya. Dia juga selalu mencari bahan bakar di hutan. Birdy merasa senang setiap harinya dia gunakan hanya untuk memasak, memberi makan hewan sekitar, dan menjual makanannya ke pusat kota.

"Mencari bahan bakar lagi?"

Birdy terlonjak kaget ketika dia mendengar sebuah suara yang datang entah darimana karena jelas-jelas dia hanya sendirian di hutan ini dengan beberapa kayu yang ada di punggungnya.

"Halo."

Birdy melebarkan kedua matanya ketika dia melihat sebuah pohon tersenyum ke arahnya. Pohon itu tampak seperti manusia. Dia memiliki mata, hidung, mulut, bahkan dahan pohonnya dia gerakkan seperti sepasang tangan.

"Aku udah merhatiin kamu sejak lama. Kamu selalu nyari kayu di sini, ya?" kata pohon itu lagi. "Kenapa kamu kaya takut banget gitu? Aku gak jahat, kok."

"Iya, aku selalu nyari kayu di sini," jawab Birdy, ragu. "Kamu pohon? Atau apa?"

"Pohon," Pohon itu mengangguk. "Manusia yang dikutuk jadi pohon, lebih tepatnya."

"Sejak kapan?"

"Sejak kapan, ya? Udah lama. Belasan tahun yang lalu, mungkin," kata pohon tersebut. Dia pun menyodorkan dahan pohonnya. "Panggil aja Wudi."

Sejak itu, Birdy selalu mengunjungi Wudi. Terkadang, hanya sekedar untuk duduk bersampingan dan bercerita mengenai pengalaman masing-masing. Terkadang, hanya sekedar menghabiskan waktu bersama dan merasakan kehangatan satu sama lain. Sampai akhirnya, mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

Wudi bercerita bahwa dia dulunya adalah seorang manusia yang dikutuk menjadi pohon oleh seorang penyihir. Sampai kapanpun, dia takkan bisa kembali lagi menjadi manusia sehingga Wudi hanya bisa menerima keadaannya. Sudah belasan tahun dia menjadi sebuah pohon dan baginya sudah tak apa-apa. Sudah tak ada yang dia sesali. Dia menerima dan menjalani kehidupannya sebagai sebuah pohon yang barangkali bisa berguna bagi banyak orang dan hewan. Mungkin, buahnya bisa dimakan. Mungkin, daun-daunnya bisa digunakan untuk berteduh sebentar. Mungkin, batangnya bisa digunakan untuk bersandar.

Birdy kagum dengan semua yang Wudi ceritakan mengenai apapun yang sudah Wudi lewati. Baginya, Wudi adalah orang yang sangat baik dan tak ada alasan bagi Birdy untuk tak menyukai Wudi. Meskipun hubungan mereka bukanlah hubungan yang normal seperti layaknya pasangan pada umumnya, tapi dia menyukai sesuatu yang ada dalam jiwa Wudi, bukan fisiknya ataupun rupanya.

Namun, Birdy merasa banyak sekali hal yang berubah sejak dia dan Wudi mulai menjalin hubungan. Mereka kerap berkelahi mengenai hal-hal kecil, mereka kerap mendebatkan sesuatu yang tak penting. Mereka jadi jarang duduk bersama dan mengobrol panjang, yang terjadi mereka justru berkelahi akibat salah bicara jika duduk mengobrol terlalu lama.

Birdy terbiasa menyukai dan kagum terhadap Wudi dengan sifat baiknya yang selalu ingin membantu orang lain. Birdy terbiasa untuk percaya bahwa Wudi adalah orang yang baik dan tak mungkin menyakitinya, tapi faktanya, tiap kali mereka berkelahi dan Wudi lepas kendali, dia bisa berubah menjadi seorang monster berupa pohon yang menyeramkan. Dia bisa kehilangan kendali dan tak sadarkan diri, lalu menyakiti Birdy.

Wudi yang Birdy percayai sebagai orang yang baik, ternyata bisa menyakiti Birdy secara batin dan fisik.

Suatu hari, Birdy mendatangi hutan itu lagi dengan semua lebam di tangannya dan luka di kakinya, bekas amukan Wudi kemarin. Wudi yang melihat kondisi fisik Birdy tampak tak baik-baik saja itupun hanya bisa menghela napas. Dia berkali-kali minta maaf tiap kali dia menyakiti Birdy, tapi faktanya, dia tetap kehilangan kendali dan menyakiti Birdy lagi setelahnya. Permintamaafan yang sia-sia. Permintamaafan yang kosong, tak ada isinya, dan tak berguna karena tetap ada pengulangan lagi setelahnya.

"Aku nyakitin kamu lagi," gumam Wudi. Birdy hanya bisa diam, mengangguk pasrah.

Faktanya, kita memang paling mudah untuk menyakiti orang yang paling kita cintai. Itu tak bisa dielakkan.

"Aku bawain kamu makanan," kata Birdy mengalihkan pembicaraan, meletakkan keranjangnya di atas bebatuan, lalu meraih sekotak makanan dari benda tersebut.

"Kupikir, kita harus pisah, Birdy," ujar Wudi lagi, membuat Birdy tertegun, menoleh ke arah Wudi dengan tatapan yang beku. "Aku udah keterlaluan. Kamu gak mungkin lebam terus setiap hari karena ulahku."

Birdy tersenyum ringan. Nanar. "Iya. Kamu bener."

Wudi ikut tersenyum miris. Daun-daunnya digoyangkan angin. Dedaunan itu lebat dan sejuk, menjaga Birdy dari teriknya matahari.

"Kamu berhak dicintai sama seseorang yang gak cuma minta maaf tiap kali nyakitin kamu," Wudi memberi jeda. "Kamu berhak dicintai sama orang yang punya ribuan usaha untuk enggak nyakitin kamu dan bahagiain kamu."

Birdy mengangguk. "Kamu juga."

Birdy menyadari satu hal. Ternyata, kita bisa kagum dan suka ke siapapun, karena perasaan bukanlah sesuatu yang bisa kita kontrol. Namun, tak semua orang yang kita sukai bisa menjadi orang yang 'tepat' untuk dijadikan pasangan. Terkadang, mereka lebih tepat untuk dijadikan teman. Atau bahkan terkadang, mereka lebih tepat dijadikan kenalan. Sedangkan Wudi... Birdy merasa dia bahagia ketika dia menjalin hubungan kasih dengan Wudi, tapi tak sebahagia ketika dia masih berteman baik dengan Wudi.

Kita memang paling mudah untuk menyakiti orang yang paling kita cintai. Itu tak bisa dielakkan. Entah kita bermaksud. Entah kita tidak bermaksud. Kita cenderung membuka diri dan memperlihatkan berbagai versi dari diri kita kepada orang yang paling kita cintai. Semakin kita mencintai seseorang akan semakin banyak gesekan yang membuat kita rentan. Bisa berhenti hanya pada gesekan. Bisa meluas menjadi percikan.

Namun...

Seseorang yang sungguh mencintai kita akan berusaha berhenti hanya pada gesekan dan tak membiarkan terjadi percikan. Seseorang yang sungguh mencintai kita akan selalu berusaha mengantongi sekantung air apabila gesekan meluas menjadi percikan.

Sejatinya... cinta adalah usaha.

-----------------------------------------------

4 Nov 2023

-----------------------------------------------

back lg akhir novmbr

My Cerpens; Kumpulan CerpenHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin