"Baiklah, itu lebih baik"

Uros sungguh kepala pelayan yang luar biasa, ia bisa memahami keinginanku tanpa perlu kujelaskan satu persatu.

Dokter kemudian tersenyum padaku.

"Sepertinya Anda terlihat lebih menyukai kesibukan daripada berdiam diri"

"Haha..."

Sejujurnya, aku berharap aku lebih sibuk dari ini. Tidak masalah jika nantinya aku meratapi masalah yang kuciptakan sendiri, tapi aku ingin menjadi lebih sibuk agar bisa melupakan kecemasan dan juga kesepian yang terkadang merangkak naik ketika aku tak melakukan apapun.

"Uh..mari kita periksa surat berikutnya"

"Baik, Madam"

Dokter menghela nafas dan kemudian menggunakan lagi kacamatanya yang tebal.

Karena pengumuman yang terpampang di pusat kota, hal yang kulakukan ini dengan cepat menjadi topik hangat di kalangan sosial.

Dan yang mengejutkannya, kuil kali ini merespon.

Surat berisi protes yang begitu panjang sampai di tanganku. Tapi kesimpulannya hanya satu.

"Apa? Jangan berani menginjak-injak kekuasaan Dewa?"

Tidak, sejak kapan praktik pengobatan hanya menjadi eksklusif milik kuil? Kalau begitu, apakah dokter milik keluarga aristokrat adalah pendosa yang mengabaikan Dewa? Lalu bagaimana dengan istana?

"Wah..kurasa apa yang kulakukan adalah hal yang benar karena kuil marah seperti ini. Kalau begitu aku harus melanjutkan hal ini. Hmph"

Aku mendengus.

Tak lama lagi ketika keluhan yang akan diajukan diketahui oleh seluruh dunia, arogansi semacam ini akan berakhir. Terlambat jika mereka menyesal setelah dipenggal.

Namun, hanya ada satu alasan kenapa kuil begitu sensitif menanggapi masalah ini. Karena setelah pengumuman dari seorang Duchess dipasang, pendeta muda dari kuil mulai berbelok.

Faktanya, banyak surat yang kuterima berasal dari pendeta muda yang masih bekerja pada kuil. Dalam banyak kejadian, mereka diam-diam menitipkan surat melalui pengunjung kuil, demi menghindari aturan ketat dari kuil.

Sesungguhnya, dalam pengumuman yang kubuat tidak menjanjikan perlakuan berbeda pada mereka yang bekerja di bidang medis.

Walaupun begitu, keresahan ini hanya bisa dianggap kalau pendeta muda tidak begitu tertarik pada kuil.

Lalu, apakah ini salahku kalau para pendeta muda memilih angkat kaki dari kuil? Itu adalah kesalahan pemiliknya yang tak mengurus pekerjanya dengan baik!

"Mereka selalu sibuk menyalahkan orang lain"

Aku berdecak dan kemudian melempar surat protes itu kedalam api.

--

Beberapa hari kemudian, Uros memberikan dokumen padaku.

"Saya sudah memisahkan antara bangunan yang siap digunakan dan bangunan yang perlu sedikit perbaikan, Madam"

"Aha"

Aku pun memeriksa daftar yang Uros sudah atur. Tak lama berselang, dokter yang sudah kupanggil pun mulai memilih denganku.

"Mansion ini awalnya digunakan sebagai tempat tinggal, tapi ada beberapa area luas seperti aula dan ruang makan. Jika kita dekorasi dengan benar, ini bisa menjadi klinik yang bagus"

"Lalu bagaimana dengan ini? Dulunya berfungsi sebagai akademi, namun sudah kosong selama beberapa tahun. Kurasa kita bisa menggunakannya sebagai pusat pelatihan setelah kita sedikit perbaiki"

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now