Omong-omong..

Aku baru menyadari sesuatu, masalah besar yang sebelumnya tak terpikirkan olehku.

"Oh!!"

Fakta yang sebelumnya tidak terjadi ketika aku belum melakukan perjalanan waktu.

Satu hal yang tak dapat aku 'prediksi'. Hal itu adalah kepulangan Caelus dari perbatasan dengan selamat.

Kenapa aku tak memikirkan hal ini dengan bodohnya...

Keberhasilan negosiasi diplomatik tidak bisa hanya ku prediksi, tapi harus melalui persiapan menyeluruh.

Maka dari itu tak ada jaminan kalau Caelus bisa kembali dengan selamat.

"Aduh..."

Tidak ada nya kemampuan bisa 'memprediksi' ternyata lebih suram dan menakutkan dari yang kubayangkan.

Faktanya, jika dipikir-pikir lagi, tidak ada jaminan negosiasi diplomatik ini akan berakhir sukses.

Dulu Helios yang melakukan negosiasi ini, tapi kali ini akan dilakukan oleh Caelus.

Tapi apakah kesayanganku akan gagal melakukan apa yang sudah ia persiapkan dalam waktu yang lama? Kemampuan diplomatik Caelus lebih hebat jika dibandingkan dengan Helios.

"Ya, mari kita percayakan saja pada kesayanganku"

Yang aku harus lakukan adalah mempercayainya.

Negosiasinya pasti berhasil dan ia akan kembali dengan utuh dan selamat.

Kaisar tidak mungkin mengabaikannya. Seorang Duke dari kekaisaran bergerak dan ia pasti memberikan pengawalan yang ketat.

Jika mereka tidak memprioritaskan keselamatan Caelus, aku akan demo mogok makan didepan kantor Helios.

"Huuu...."

Kemudian aku meregangkan tangan dan jari ku.

Kenyataan hidup dalam dunia tanpa 'prediksi' menyambarku pada satu kejadian penting semacam ini.

Sejujurnya, aku takut.

-

"Tanggal keberangkatan ku sudah ditentukan"

Caelus memanggilku ke ruang kerja nya untuk mengatakan hal ini.

Aku ingin berusaha tenang didepannya, tapi wajahku malah menjadi pucat.

"Uh...aku mengerti"

Aku menundukkan wajahku untuk menyembunyikan ekspresi ketakutanku.

Tapi sepertinya ini malah aneh bagi Caelus.

"Ada apa Hesse? Apakah ada sesuatu yang salah?"

"Tidak...bukan apa-apa"

Caelus menafsirkan ekspresiku dengan arti yang berbeda.

"Tidak mungkin, apakah kamu mendapat penglihatan?"

Tidak, malahan aku tak lagi memiliki penglihatan apapun.

Aku memaksakan diriku untuk tertawa.

"Tidak, aku tak mendapat penglihatan. Maka dari itu aku khawatir..."

Pada akhirnya aku lebih baik jujur padanya.

Caelus tertawa.

"Ini bukan masalah besar"

"...."

Ia menganggap enteng hal ini, tapi tidak denganku, orang yang selama ini hidup mengandalkan 'penglihatan masa depan' berkat perjalanan waktu ke masa silam.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now