Memang sekilas terlihat tenang, tapi aku langsung paham dengan pengalamanku. Helios kesulitan untuk berpura-pura terlihat baik-baik saja.

Seperti yang kuduga, apa yang kurasakan hari itu benar adanya.

"....."

Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku tutup mata begitu saja?

Aku pun mengambil keputusan untuk berpura-pura tidak tahu. Selain itu Helios berusaha sampai sebegitunya hingga aku tak bisa mengabaikan usahanya begitu saja.

Baiklah, mari kita lakukan itu saja.

(t/n: kayaknya ada yang bingung ya soal bagian Hestia dan Helios ini termasuk di chapter kemarin. Jadi intinya Helios ada feeling sama Hestia, terus Hestia sadar pas kemarin dia ngobrol berdua aja sama Helios. Nah hari ini Hestia mau mastiin feelingnya dia kemarin dan bener aja Helios gabisa natap Hestia langsung, jadi perkiraan Hestia itu bener kalau perasaan Helios 'goyah' karena dia suka sama Hestia)

Akhirnya, aku memilih mengganti topik daripada menekannya terus menerus.

"Bisakah Anda memindahkan kantor Anda ke istana Singa?"

"Kantorku? Kenapa?"

Bola mata keemasan yang tadi nampak lelah, sekarang terlihat lega.

Aku menjawab sambil menundukkan kepalaku.

"Tempo hari, suami saya berpapasan langsung dengan Putri Mahkota. Serangan paniknya kambuh dan dia masih harus beristirahat sampai sekarang"

"Oh.."

"Saya takut kejadian ini akan terulang kedepannya. Jadi saya memohon pada Anda. Saat ini Anda bertanggung jawab terkait urusan negara mewakili Kaisar, ada baiknya jika Anda melakukannya di istana Singa"

"Hm....Baiklah akan kupertimbangkan saran darimu"

"Terima kasih Yang Mulia, saya pamit undur diri"

Aku membungkuk hormat dan berbalik bersiap pergi.

"......Bagaimana keadaan...Marquis?"

"Sudah lebih baik, dalam beberapa hari ia akan kembali mengurus pekerjaannya"

"Ya..."

Sepertinya sudah tak ada yang ingin dikatakannya lagi, jadi aku membungkuk sekali lagi dan keluar kantor.

**

Begitu tiba dirumah, aku mengeluarkan dokumen yang tadi diberikan Helios.

Susunan acara yang hanya terdiri atas 3 atau 4 lembar saja.

"Cih.."

Aku tak punya pilihan selain berdecak. Rencana ini begitu kacau meskipun Diana tahu acara ini acara tahunan yang selalu diadakan oleh keluarga kekaisaran yang mengundang utusan diplomat negara lain.

"Bahkan festival sekolah memiliki susunan yang lebih mendetail daripada ini"

Hampir semua penanggung jawab acara diserahkan pada 'pendeta besar Kuil'

Aku tak percaya ini.

Lalu apa yang akan kamu lakukan, Diana, jika semuanya kamu serahkan pada kuil?

"Lalu apa yang disiapkan oleh kuil, hah??"

Untungnya pada halaman terakhir terdapat susunan rencana dari kuil.

Setidaknya aku bisa bernafas sedikit lebih lega.

Acara dimulai dengan ritual yang dipimpin oleh pendeta dari kuil baru, lalu menu makanan hampir semuanya terdiri atas menu vegetarian. Terakhir akan dilakukan penutupan dengan berdoa pada Dewa.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now