(t/n: idiom nya tuh semacam kalau mau nyerang harus sampai penghabisan dan lawannya ga bisa nyerang balik duluan)

Aku pun mulai menulis surat balasan untuk pejabat Illion.

"Saya membaca di jurnal akademis kalau lebih baik untuk meminum air panas setelah didinginkan daripada hanya langsung meminum air dingin. Maka dari itu, beritahukan rakyat untuk meminum air setelah mendinginkannya sebisa mungkin"

Karena disini memiliki budaya minum teh, apakah perlu aku memberitahukan hal ini? Eh.. Tapi tidak ada salahnya mencoba.

Ketika aku tengah menulis surat, Uros yang tadi menemui Caelus pun sudah kembali.

"Tuan sudah memberikan izin. Mulai sekarang beliau bilang Madam boleh membaca surat yang ditujukan untuk Tuan dan memilahnya"

"Oh ya, baiklah"

Beban kerja ku meningkat, tapi hatiku terasa lebih hangat.

Caelus percaya padaku. Hal itu berarti besar bagiku. Bukankah ia orang yang lebih memilih bekerja sendiri?

"Tolong sampaikan terima kasih ku, Uros"

"Baik, Madam"

Tuan rumah yang mempercayaiku, dan juga ditambah kepala pelayan yang setia.

Sungguh sempurna, aku tak akan gagal.

Sejak hari itu, aku mulai membalas sebagian besar surat yang mengundang Kaelus. Isi dari balasanku cukup singkat dan semuanya hampir sama 'terima kasih atas undangannya, namun saya akan hadir lain kali'.

Surat yang kelihatannya lebih penting langsung kuberikan pada Caelus, tapi ternyata jawabannya pun sama saja.

"Aku menolak semuanya"

Ada juga surat yang mengundang kami berdua sebagai pasangan. Tapi aku merasa tidak ingin mendatangi semuanya.

Lagipula, Caelus tak pernah keluar lagi sejak terakhir menghadiri konser di kediaman Countess Erinis. Aku bahkan tidak tahu kapan kami akan keluar lagi.

Meskipun begitu, kalangan sosialita selalu membicarakan Caelus setiap hari

**

"Marchioness Hestia! Saya bahkan bertanya-tanya kapan Marchioness akan mengunjungi salon saya lagi"

Ketika aku akhirnya mengunjungi salon setelah sekian lama, Madam Harmonia masih terlihat senang. Aku pun membalas dengan senyum lebar

"Aku benar-benar sibuk tertimbun pekerjaan. Aku juga ingin mengunjungi Madam"

Ketika aku muncul, terjadi kehebohan didalam salon. Aku sedikit mengalami kesulitan entah bagaimana ceritanya. Aku merasa seperti menjadi selebritas, ini berkat kesayanganku.

Madam Harmonia cepat memahami suasananya.

"Pasti akan menjadi sedikit ramai sekarang"

Kemudian ia memanduku menuju ruangan yang telah ia siapkan sebelumnya. Sepertinya ada hal lain yang ingin disampaikan padaku.

Awalnya kukira ia akan menanyakan Caelus, tapi menilai dari ekspresi nya, sepertinya akan lebih serius dari yang kubayangkan.

"Madam, apakah terjadi sesuatu?"

Tentu saja Madam Harmonia tersenyum canggung dan menghela nafasnya.

"Seperti yang diduga, Marchioness memang sangat peka"

"Apakah ada sesuatu? Apakah ini berkaitan dengan Putri Mahkota?"

Aku mencoba melemparkan sesuatu yang berani. Tapi aku malah menerima jawaban berupa helaan nafas yang makin menjadi.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now