Rambut menutupi wajahku setiap kali angin berhembus. Tapi aku tidak ingin menutup jendela nya, jadi aku hanya memegangi rambut ku.

Disisi lain, betapa elegannya kesayanganku!!! Rambut perak panjangnya bahkan tidak kusut karena angin, malah terlihat indah dan seksi. Bahkan angin pun tak berpihak padaku didalam novel sial ini.

Suasana didalam kereta cukup sunyi. Tiba-tiba aku mengingat kejadian original yang terjadi di Illion.

Caelus yang mengunjungi Illion dengan Diana merasa sangat malu ketika bertemu anak kecil yang meminta-minta di jalanan yang ramai. Diana, yang tersenyum lembut berkata itu semua tidak apa-apa kemudian bertanya kenapa anak itu meminta-minta. Anak itu menjawab karena ibunya sedang sakit.

Diana yang baik dan berani kemudian menyembuhkan ibu dari anak itu yang tidak bisa dirawat karena tidak memiliki uang. Seluruh penduduk Illion menjadi ramai karena penyamaran mereka. Mereka berkata sang suci anak Dewa mengunjungi area mereka dan memberikan anugerah.

Ketika bagian ini muncul didalam seri novel, pembaca yang mendukung Caelus menjadi ricuh. Apakah mereka akan tetap mendukungnya? Tentu saja, walaupun pemeran utamanya sudah ditetapkan untuk bersama Helios, pembaca yang menderita second lead syndrome seperti aku hanya mengharapkan Caelus berbahagia.

Dari sekian banyaknya cerita di Illion, bagian dimana identitas Diana terbongkar merupakan yang paling bermakna. Orang yang mengabaikan anak kecil itu merasa malu dan meminta maaf, sedangkan penduduk lainnya berterimakasih pada Caelus karena sudah membawa sang suci.

Bagian itu juga menyorot penderitaan Caelus yang mencintai Diana. Ia ragu untuk menjadi tamak demi mendapatkan Diana, ia juga takut kalau ia akan mengekang Diana yang seharusnya bisa bebas kemana saja dan membagi anugerah dari Dewa yang diberikan padanya.

Jika Helios memiliki kartu kuat yang disebut 'posisi sebagai Putra Mahkota', Caelus yang hanya memiliki status Marquis tidak dapat memberikan akses yang lebih luas untuk Diana yang sempurna.

Sekarang ini semua akan menjadi penentuan bagi Caelus yang kembali mengunjungi Illion setelah dicampakkan oleh Diana. Disana banyak kenangan indah dan tawa bersama Diana ditambah dengan perasaan bersalah sebagai tuan tanah bagi penduduk yang masih merasakan kesulitan.

Kamu bisa saja berkunjung jika kamu sudah lebih stabil, bukankah kamu terlalu menekan dirimu sendiri? Aku ingin sekali menegur nya yang bahkan belum pulih sepenuhnya.

Kurasa aku terlalu lama menatap Caelus tanpa menyadari nya. Mata indah berwarna violet itu perlahan menatapku.

"Apa kamu khawatir?"

"Oh......."

Aku sedikit menundukkan wajahku. Aku bertanya-tanya apakah pikiranku terlalu nampak tergambar pada wajahku?

Caelus tersenyum lemah.

"Aku harus mulai keluar lagi. Aku tidak bisa berdiam diri terus menerus"

"Kamu tidak perlu terburu-buru. Ini baru saja tiga bulan lamanya"

Sesungguhnya, ini pertama kali Caelus mengambil libur dalam jangka waktu yang lama, karena selama ini ia sudah bekerja keras sejak menginjak usia dewasa.

Karena kami sudah memulai obrolan, aku akan bertanya pendapatnya terkait kunjungan ke Illion.

"Bagaimana perasaanmu? Dulu..."

Aku tidak berkata kalau dulu ia berkunjung dengan Diana. Tapi kesayanganku bisa mengerti kalimat yang tak ku selesaikan. Kini tatapannya terarah keluar jendela lagi.

"......Kamu tahu aku berkunjung dengannya"

"Ya........"

"Aku sering mengira kalau kamu tidak melihat ke masa depan, tapi sesungguhnya kamu lebih mengetahui masa lalu"

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang