"Apakah ini karena aku?" Caelus bertanya

Ah seharusnya aku tidak berkata seperti itu. Caelus masih berkata dengan nada datar nya seperti biasa.

"Sebaiknya kita pergi untuk mengurus urusan masing-masing. Jadi kamu tidak perlu menunggu ku dan begitu juga sebaliknya. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku"

"Huh? Tapi..."

Aku merasa panik mendengarnya dan mencoba menolak, namun Caelus mengangkat tangannya hingga aku terdiam.

"Aku tahu kamu tidak percaya padaku, tapi aku bukan anak kecil. Jangan khawatir, aku tidak akan mengikuti mu kesana kemari"

"Tidak! Bukan seperti itu! Bagaimana kalau nanti kamu terjatuh lagi?"

"Aku tidak selemah itu, kamu tahu?"

Sikap keras kepalanya ini sungguh memang salah satu sifat asli Caelus yang sempat terlupakan olehku. Aku merasa kesal sekarang, tapi aku juga sejujurnya merasa senang. Sepertinya Caelus perlahan kembali seperti semula.

"Begitu kah...."

Aku pikir aku akan mengikuti keinginannya saja. Caelus sedikit mengernyitkan dahinya, namun setelah itu kami berdua kembali diam.

Ya, Putri Mahkota yang sibuk menyiapkan pesta minum teh pasti tidak mungkin berkeliaran sebebas itu di istana Kaisar. Aku hanya berharap ia tidak pergi dari istana Lili.

**

Begitu tiba di istana, aku segera meminta kusir untuk berhenti.

"Aku akan turun disini saja dan berjalan menuju istana Lili. Sampai bertemu dirumah nanti"

Sembari berjalan aku bisa mengecek langsung suasana istana lewat para pelayan.

Caelus tidak menentangku. Walaupun ia tidak melihat kearahku, aku turun dan tetap memberinya senyuman. Aku masih berdiri sambil melihat kereta Marquis yang berjalan menjauh, setelahnya aku mulai berjalan menuju istana Putra Mahkota.

Sangat jarang bagi bangsawan berjalan seorang diri tanpa ditemani pelayan. Mungkin karena hal itu orang yang berlalu lalang didalam istana tidak mengetahui kalau aku ini Marchioness Hestia, orang yang sedang banyak dibicarakan akhir-akhir ini.

Aku memang tidak menetapkan waktu untuk janji bertemu dengan Helios, jadi aku berjalan dengan santai. Kupikir bukan ide yang buruk untuk berpisah dari Caelus seperti ini.

Kemudian setelah beberapa saat aku berjalan,

"Ternyata cukup luas......"

Sebelumnya aku tidak tahu kalau aku harus berjalan sejauh ini untuk mencapai istana Lili. Aku menyesal turun dari kereta, tapi aku bisa apa sekarang?

Sepatu yang kupakai mulai terasa sakit. Aku tidak bisa duduk sembarangan, jadi aku sedikit mencari disekitarku. Untungnya aku segera menemukan bangku didekat semak, aku berjalan dengan sedikit pincang.

Aku membuka sepatu yang kupakai. Rasa sakitnya mulai berkurang, kupikir aku masih bisa bertahan hingga nanti.

Kemudian aku mendengar suara orang yang sedang mengobrol dari jauh.

"Seperti nya Madam Merope mengalami kesulitan"

"Ya, ini sudah beberapa waktu sejak diadakannya pesta dengan skala sebesar ini"

"Dan juga bukan hal yang mudah untuk meyakinkan beliau"

"Aku tahu... ini bukan hanya sekedar soal perbedaan selera..."

Suara itu mulai samar terdengar.

Obrolan itu diantara dua gadis pelayan, namun aku bisa menangkap maksud yang sedang mereka bicarakan.

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now