Jadi ramalan ini lah yang kusiapkan.

"Yang Mulia pasti sudah menerima laporan terkait masalah bandit yang muncul di area perbatasan Duchy. Tapi sesungguhnya mereka bukan bandit. Mereka adalah tentara musuh yang mempelajari pertahanan kita"

"!!!"

Diana terlihat sangat terkejut mendengarnya.

Aku mengingat kejadian ini sebelum aku kembali ke masa lalu.

Pangeran Helios yang mewakili Kaisar yang saat itu sudah jatuh sakit, kesulitan menangani konflik dengan musuh. Akan lebih mudah jika Caelus masih hidup saat itu, karena Caelus merupakan politikus dan diplomat yang cerdas.

Setelah bersusah payah mencegah peperangan, Helios berhasil mencapai persetujuan dan mengakhiri konflik dengan syarat para pedagang dari negara musuh dapat berjualan di kekaisaran tanpa membayar pajak.

Tapi kali ini akan berbeda, karena saat aku sudah turut campur dalam konflik ini dengan dalih 'ramalan', selain itu Caelus juga masih hidup.

Entah itu kedamaian atau apapun, aku tak peduli. Tujuanku menggunakan 'penglihatan' ini hanya untuk memanfaatkan hal yang ingin kuraih dari Diana dan Helios.

Kemudian Diana bertanya.

"Tapi mengapa Anda tidak memberitahu Heli? Apakah Anda mempunyai alasan untuk memberitahukannya padaku?"

Oh itu pertanyaan yang tajam. Aku menunduk seolah aku malu.

"Saya malu mengatakannya, tapi sesungguhnya saya masih takut untuk menemui Yang Mulia Putra Mahkota"

"???"

Mata Diana seolah mengatakan 'Hah?' Sejujurnya ekspresi Diana terlihat manis. Apapun yang dia lakukan pasti terlihat manis karena wajahnya yang cantik.

"Mungkin Putri Mahkota dapat mengerti, kalau Putra Mahkota orang yang tidak bisa saya hadapi. Namun Putri Mahkota yang sebelumnya seorang suci dari kuil yang pernah saya temui, jadi saya merasa lebih nyaman untuk bertemu dengan Anda. Maka dari itu saya ingin bertemu dengan Yang Mulia lebih dulu"

"Begitu kah...."

Untungnya, Diana tidak bertanya lebih jauh. Dia pasti yakin pada alasanku tadi. Memang benar, siapa yang bisa menatap langsung mata tajam Helios? Pasti sulit kecuali untuk pemeran utama wanita.

Tapi sejujurnya, aku tidak takut untuk menatap langsung Helios. Aku ini kembali ke masa lalu dan sudah membaca novel berulang kali, jadi aku percaya diri aku bisa memahami para pemeran utama lebih baik dari siapapun.

Diana kini duduk lebih tegak dan bertanya padaku.

"Jadi apa yang ingin Anda tanyakan?"

"Saya hanya bertanya-tanya apakah akan ada pesta minum teh lagi seperti yang sudah Anda selenggarakan sebelumnya. Walaupun saat itu saya tidak diundang, tapi saya berharap dengan sepenuh hati agar bisa berbagi waktu dengan Yang Mulia..."

Aku berpura-pura tersenyum malu. Walaupun aku istri seorang Marquis, aku ingin menunjukkan bahwa aku juga rakyat biasa yang polos. Aku harap dengan begitu Diana bisa menurunkan batasannya.

Diana sedikit menggeleng dan mendesah kecil.

"Bagaimanapun, memang sudah banyak bangsawan yang mempertanyakannya. Saya berencana mengadakannya dalam waktu dekat ini"

"Oh seperti itu!"

Kemudian aku sedikit memelankan suaraku.

"Maka Anda harus mempertimbangkan daftar undangannya, Yang Mulia. Pada saat seperti ini, Anda harus banyak berteman agar dapat membantu Anda di masa depan. Omong-omong apakah saya boleh mengetahui kapan kira-kira pesta diadakan?"

Demi Biasku yang Tersakiti | For My Abandoned Beloved | For My Derelict FavoriteWhere stories live. Discover now