93: Be My ....

2 0 0
                                    

Tidak lama kemudian muncul seorang bertopi, bermantel kulit, dengan sebelah tangan yang masih memakai gip untuk membungkus tulangnya yang patah akibat kecelakaan.

"Kau?!" pekik Gaby setelah mengetahui siapa dalangnya.

"Ah, kita bertemu lagi ya," ucap Park Jungwo seraya menurunkan kacamata hitamnya pada pangkal hidung mancungnya itu.

"Apa yang mau kau lakukan padaku, huh? Aku tidak mengerti!" Gaby tak habis pikir, kenapa dia yang menjadi target orang aneh ini.

Selain sebelumnya sempat menjadi bahan cercaannya, Gaby mengatupkan rahangnya.

Menatap tajam lelaki itu, serasa ingin meninjunya. Sudah meminta uang banyak pada Cha Suho dan kini menjadikan Gaby sebagai sandera. Konyol.

"Diam! Atau pisau ini bisa melukai perutmu yang cantik!"

"Dasar preman! Mes*m tak tahu diri! Lepaskan aku!" Gaby terus berontak bukannya cepat dibebaskan justru dia malah akan mendapat masalah.

Benda tajam tadi akhirnya berhasil menyayat lengannya, hingga membuat luka gores yang membuat lengannya mengucurkan cairan merah kental.

"Hoho! Bagus, aku suka sekali pertunjukan ini. Hm, apa kita masih butuh babi ini?" Park Jungwo berseru senang, dia tidak tampak seperti manusia yang layak.

Dia bahkan bisa lebih buruk dari monster.

"Ahk!" rintih Gaby menahan sakit.

"Ah ... Ah ... Ah ... Desahanmu begitu menarik, tapi sayangnya ... Aku tidak tertarik olehmu," ujar Park Jungwo tampak menyeringai senang.

"Dasar psikopat!" pekik Gaby dia memandang tajam ke arah pria itu.

"Bawa dia ke mobil," titah Park Jungwo pada kedua preman yang memegangi lengan Gaby.

***

Beberapa saat berlalu, semua toilet telah dijelajahi olehnya. Tapi tak satu pun ruang yang berisikan Gaby didalamnya.

'Brak!'

"Gaby!' panggil Cha Suho ke toilet terakhir yang ada di rumah sakit itu.

Panggilannya tidak tersahut, Gaby tidak nampak di sana.

Dengan napas tersengal-sengal dia berlari menuju tempat semula untuk memberitahu yang lain.

Tiba di depan kamar Cha Selena, dia masih melihat Chae Dohyuk yang duduk diam di bangku semula.

Karena Cha Jihyun yang masih belum puas bertemu dengan si anak perempuan, ia ingin menatap Selena lebih lama sebelum kembali lagi.

Sementara itu, di luarnya ... Kedua pria bertemu. Chae Dohyuk tampak mendongak heran melihat Cha Suho yang kembali dengan raut berbeda dari sebelumnya.

Chae Dohyuk mengerutkan dahinya. "Kenapa? Ada apa?" tanyanya pada pria tersebut.

"Hhuhh-hhah ... I-itu ... Gaby---hhuhh---"

"Tenanglah dulu, coba ceritakan perlahan." Chae Dohyuk beranjak menyuruhnya menceritakan kronologis yang sesungguhnya.

"Gaby, tidak ada di toilet. Dia menghilang," cetus Cha Suho menatap gelisah sang kakak ipar.

"Apa?! Lalu ke mana dia? Dia pasti masih berada si sekitar sini," ujar Chae Dohyuk mencoba memberikan solusi.

"Bagaimana aku bisa tahu? Dia harusnya ada di sana ... Tapi kini aku sudah cari di mana pun tidak ada," balas Cha Suho.

Rautnya berubah, peluhnya tetus mengucur deras membasahi pelipis. Napasnya tersengal-sengal sehabus berlarian.

"Kalau begitu, ayo kita cari."

Stylist Love | Oh SehunWhere stories live. Discover now