63: Apa lagi?!

0 0 0
                                    

Tangan Cha Suho pun terangkat mengusap rambut Gaby dengan halus,  tanpa ia sadari juga melontarkan senyumannya secara spontan.

Belum pernah ia merasa kagum oada satu orang yang benar-benar tidak bisa dianggap super cantik, apakah ini yang namanya rasa ketertarikan?

Dia tidak tahu, perasaan itu datang tiba-tiba dengan beberapa kenangan berkelebat muncul saat pria itu tengah bersama Gaby.

"Lucu," kekeh Cha Suho.

"Apanya yang lucu? Kau sudah tidak waras ya?" tanya Gaby seraya menepis tangan besar itu agar tidak terlalu lama mengelus surainya lebih lama.

Karena itu bisa mengakibatkan disco di dalam jantungnya, terasa jedag-jedug seriap kali Gaby berada di dekat Cha Suho dengan waktu yang cukup lama.

***

Satu minggu telah berlalu, Yumi masih memikirkan perasaan hatinya. Antara harus mengungkapkan rasa itu pada Lee Hyunsoo ataukah tidak, itu akan menjadi rahasia darinya.

Kini ia berada di kafetaria, sembari melakukan aktivitasnya. Tiba-tiba Licea---perempuan sok cantik itu datang.

"Baek Kyungmi, hai." Lecia pun dengan santai menyapanya.

"Apa lagi kali ini? Kau mau menanyakan pada tentang Lee Hyunsoo? Aku sedang tidak tertarik." Yumi pun hendak beranjak dari bangkunya dan membawa nampannya pergi.

Namun tangan Lecia berhasil mencekalnya, dan menarik Yumi kembali duduk. "Hei! Kau itu sombong sekali, sih. Pantas saja tidak ada orang yang mendekat padamu---teman pun kau tak punya. Hh," dengusnya menatap remeh Yumi.

Sebenarnya antara risih dan terganggu itu adalah satu, jika Yumi risih dengan perempuan itu maka yang terbesit dalam pikirannya kini adalah menendang Lecia jauh-jauh kalau bisa sampai planet mars pun ia ingin mewujudkannya.

Dan gadis itu oun merasa terganggu akan kehadiran Lecia, hampir setiap hari ia muncul dan mengusik aktivitasnya.

"Lecia, apa kau tidak punya kegiatan lain yang lebih bermanfaat? Kau terus saja muncul seperti orang yang kurang pekerjaan," desis Yumi dan pergi setelah menghempaskan pegangan tangan Lecia dengan keras.

Tegas. Galak. Cantik. Yumi selalu seperti ini, dia sudah terbiasa akan karakter yang membuatnya bisa yakin bahwa dia selalu benar.

Chae Dohyuk tiba di bandar udara ibukota Filipina, yaitu tempatnya di Kota Manila minggu lalu. Lelaki itu sudah mendapatkan penginapan terdekat untuk ia tinggali sementara, dan mungkin saja hingga beberapa hari untuk menemukan sang mantan istri.

Namun hingga sekarang ia belum menemukan Cha Selena, terlebih ia masih mencarinya di beberapa rumah sakit.

Kali ini, ia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit terakhir yang menjadi tujuannya.

Sampai di lokasi, ia segera bertanya ke resepsionis. Mengenai korban kecelakaan pesawat terbang, yang bernama Cha Selena.

Lelaki itu berharap bahwa wanitanya sungguh berada di sana, setelah ia mengarungi lautan kegelisahan selama ini.

"Permisi, apakah ada pasien bernama Cha Selena di sini?" Chae Dohyuk pun berbicara menggunakan bahasa Inggris, karena dia tidak paham bahasa Filipina.

"Sebentar, Tuan. Saya periksa terlebih dahulu ..." Orang tersebut mulai mengetikkan sesuatu di komputernya, dan memeriksa daftar kunjungan lalu list pasien. " Oh, ada ... pasien ruang dua puluh dua, Cha Selena. Apakah benar, Tuan?" jelasnya dengan bahasa Inggris juga.

"Ya, terimakasih," ucap Chae Dohyuk segera menuju ke ruangan itu.

Tepatnya terletak di lantai dua gedung rumah sakit, pandangannya berkeliling sebentar sembari melihat nomor yang tertempel pada pintu.

Tepat saat langkah kakinya berhenti di depan kamar nomor dua puluh dua, lelaki itu mendengar suara yang tidak asing.

Benar. Wanitanya berada di dalam sana, tangannya hendak membuka namun ia urungkan kembali sesaat mendengar suara laki-laki yang ikut menyambar ucapan istrinya.

Siapa dia?

***

Satu minggu berlalu saat Cha Suho dan Jihyang terlibat dalam perdebatan, dan kini pria itu kembali menjalani rutinitas sehari-hari sebagai seorang artis.

Sedangkan Gaby, ia tengah berada di lokasi yang sama untuk menata gaya Cha Suho.

Sekarang pria itu yang menjadi atasan langsung, bukan lagi wewenang Bomi Style jika Gaby ingin mengundurkan diri.

Saat ia sudah menyiapkan kata-kata pun, ia belum sanggup mengatakan. Karena jika ia tidak mendapat pekerjaan itu bagaimana juga ia akan melangsungkan hidupnya itu.

"Hm ... gaya ini lebih cocok dengannya, tolong tata rambutnya sedikit ke sini ... Lalu sedikit---penampilannya sudah oke," saran Gaby pada teman seprofesinya.

Dia sudah seperti mendapat asisten pribadi, karena yang menjadi temannya itu sedang magang kerja dan lokasi yang sama.

Dia jadi teringat saat kali pertamanya bekerja sebagai stylist, dan bertemu dengan Cha Suho yang sangat dingin dan memperlakukannya seperti tidak penting.

Namun sekarang, mereka justru memendap perasaan lebih. Tapi tidak berani mengungkapkan satu sama lain, terlebih lagi untuk Cha Suho yang telah mengungkap isi hatinya namun pernyataan cintanya tidak terbalas oleh Gaby.

Terpaksa ia harus mengulur waktu lebih lama, dan tidak mendesak Gaby untuk segera menjawab dia.

"Hei, jika kau ingin memujiku lebih baik katakan langsung. Kenapa kau ktakan hanya ke sesama stylist, 'penampilannya sudah oke' bla ... bla ... bla," sindir Cha Suho yang menirukan nada ucapan Gaby sama persis lalu hanya melirik ke Gaby dengan mata tajamnya tanpa menoleh.

Karena kini ia sedang didandani seseorang, jika menoleh sedikit maka tatanan pun jadi berubah.

Dia ingin pekerjaannya selesai lebih cepat, namun masuh tersisa sembilan jam lagi untuk menjalani jadwalnya hingga rampung.

"Apa? Aku tidak sedang memujimu, kok. Aku sedang memuji keterampilanku menggunakan bakat, dasar," timpal Gaby lalu beranjak pergi meninggalkan Cha Suho.

"Apanya yang tidak memuji? Cih, kau lihat sendir bukan? Seniormu galak seperti itu, kenapa kau masih ramah?" tanya Cha Suho pada orang yang tengah menata penampilannya itu.

"A-ah? U-untuk itu ... Kak Minji tidak galak, kok. Dia seperti itu karena sayang, jadi aku biasa saja dengan sikapnya---toh kedua kakakku yang ada di rumah sama sikapnya denagn Kak Minji," jelas Kang Ryujin santai sembari di dalam hatinya memendap perasaan yang meledak-ledak kepalang senang karena ia bisa bercakap langsung dengan superstar Cha Suho.

***

Sesaat Chae Dohyuk mendengarkan suara laki-laki yang ikut menyambar ucapan istrinya, tanpa menunggu lagi ia mendorong pintu dan melihat apa yang terjadi.

Kenyataannya, Cha Selena dengan bercanda dengan Park Jungwoo. Mereka asyik dengan percakapan hingga tak menyadari keberadaan Chae Dohyuk, lelaki itu pun melangkah menghampiri ranjang istrinya.

"Cha Selena, kau baik-baik saja?" tanya Chae Dohyuk pada wanita itu.

"Maaf? K-kau ... Siapa?"

Bagaikan orang yang sedang tersambar petir di siang bolong, ia tidak bisa mempercayai bahwa wanita itu sedang tidak ingin bertemu dengannya.

Benar,terakhir kalinya mereka berdua terlibat dalam pertikaian kecil dan membuat Cha Selena merasa tidak sanggup dengan semuanya.

"Anda siapa?" Park Jungwoo mengulangi perkataan yang sama dengannya.

"A-aku suaminya," ucap Chae Dohyuk dengan spontan menatap dingin laki-laki yang berada di dekat Cha Selena dan melontarkan seulas senyum pada wanitanya.

Apa Cha Selena baik-baik saja?

Stylist Love | Oh SehunWhere stories live. Discover now