46: Manis

1 1 0
                                    

Aturan syuting berjalan seperti yang telah terjadi sebelumnya, namun sang sutradara masih menginginkan take-acting yang lebih halus lagi.

Untung saja hal itu tidak dialami oleh Cha Suho yang harus melakukan beberapa adegan intim dengan sang pemain wanita pertama, karena ia ditempatkan memerankan karakter kedua pria dari pemeran utamanya.

Semacam second lead, dia mengambil peran sebagai seseorang yang oatah hati dalam kisah 'Stole The Ring' ia akan bertindak seperti mencuri cincin lamaran yang diberikan tunangan si wanitanya, karena merasa sakit hati bukan dia yang dinikahi tapi justru pria lain yang akan berada di atas altar pernikahan.

Beberapa touch-up, Gaby bertugas mendandani shoot Cha Suho. Beberapa kali pria itu tersenyum saat memandang wajah gadis itu, yang mendongak merapikan kerahnya.

"Kau kenapa melihatku seperti itu?"

"Manis," celetuk Cha Suho spontan tanpa pikir panjang lagi.

Sontak Gaby menjadi bingung dengan perkataan pria itu, sebentar menjadi sok romantis sebentar lagi menjadi orang yang super duper menyebalkan.

Sebenarnya apa yang sebenarnya diinginkan oleh Cha Suho, first and second kiss-nya sudah diambil. Kini perlahan juga perasaan Gaby akan teranbil oleh laki-laki itu, apa yang harus ia pertahankan lagi nantinya?

'Cup!'

Sebuah kecupan singkat berhasil ia curi dari bibir mungil Gaby, dengan cepat ia melirik tajam ke manik Cha Suho.

"Hei, Cha Suho--kau!" pekik Gaby tertahan.

Cha Suho pun sudah kembali ke dalam set nya dalam beberapa larian kecil, dengan meninggalkan rasa lip-tint yang dipakainya.

Aroma jeruk.

Yang tercium langsung melalui hidung Gaby, tidak salah aroma kesukaannya. Dia semakin aneh dengan tingkah Cha Suho yang sering berubah belakangan ini.

***

Chae Dohyuk telah membawa Triple J pergi, lengkap dengan Jieun yang duduk di bangku belakang mobil.

Ia mengemudikan kendaraannya dalam kondisi tenang, tidak tahu lagi harus membuka percakapan yang bagaimana agar anak-anaknya ikut menimbrung.

Sejauh ini mereka bertiga memilih diam, seoanjang perjalanan belum ada yang bersedia membuka obrolan.

Karena Triple J hanya dekat dengan ibunya, daripada ayahnya karena yang selalu di samping mereka selama ini ya ... hanya Cha Selena seorang.

Dan Chae Dohyuk selalu disibukkan dengan pekerjaannya, Triple J masih dapat menganggapnya maklum untuk soal pekerjaan pamannya yang tidak bisa ditunda karena Cha Suho adalah seorang aktor yang telah diatur oleh perjanjian kontrak dan jadwal tertentu untuk hadir di siaran televisi.

Namun kedudukan Chae Dohyuk sangat berbeda, seorang presdir yang bisa saja meluangkan waktu bagi anak-anaknya untuk berekreasi maupun family time.

Dibandingkan seperti seorang ayah yang lainnya, sangat senang menghabiskan waktu bersama anak-anaknya.

Chae Dohyuk justru lebih sayang akan pekerjaan yang menunggunya di kantor, dan tidak segan-segan ia bisa menghabiskan waktu dua puluh lima jam untuk sebuah pekerjaan yang membutuhkannya di kala penting saja.

"Papa," panggil Chae Jaeyu.

"Hm? Apa?"

"Aku mau es krim," pinta Chae Jaeyu.

Chae Jaeno yang mendengarnya oun ikut meminta hal yang sama. "Aku juga!" Sembari mengangkat tangannya.

Chae Jieun tidak kalah suara dari kedua kakaknya tersebut. "Aku mau juga, es krim strawberry!" serunya.

"Tidak boleh, cuacanya sedang tidak bagus. Kalau kalian sakit---"

"---Sudah kuduga, Papa akan mengatakannya," sela Chae Jaeyu melengos memalingkan pandangannya.

"Iya! Padahal paman Suho dan bibi Minji selalu membolehkan kami, tuh," sungut Chae Jaeno.

"Huh, membosankan," gumam Chae Jieun menyindir larangan dari Chae Dohyuk.

"Papa bilang tidak ya tidak! Lalian paham?!" bentak Chae Dohyuk.

Membuat Triple J tersentak, dan menggenang air mata. Mereka akan menduganya seperti ini, di saat suasana hati Chae Dohyuk yang baik bahkan ia akan sangat melebihi seseorang yang perhatian pada mereka bertiga.

Dan saat ketenangannya terusik ia tidak segan-segan membentak siapapun termasuk anaknya sendiri, itu sudah diterapkan menurun dari kakeknya yang memiliki watak yang serupa.

"Kenapa Papa membentak kami!" teriak Chae Jaeyu.

"Huhu ... Papa jahat!" seru Chae Jaeno berlinang air mata.

"Aku membencinya," gumam Chae Jieun sarkas.

Hanya karena hal sepele saja Chae Dohyuk bisa membuat kelima anak itu tampak menjadi sedih, lantas Cha Selena yang bisa bertahan hingga masanya mengandung anak-anaknya sampai akhirnya ia tidak tahan akan sikap arogan yang dimiliki Chae Dohyuk.

"Baiklah, Papa turuti. Hanya kali ini saja, oke? Jangan marah lagi," titah Chae Dohyuk.

Apa ia melakukan hal yang sama untuk membuat Cha Selena luluh padanya, hanya karena permintaan yang tidak ia turuti lalu tiba-tiba mengabulkannya dengan suaru syarat.

Sungguh kisah kehidupan yang menarik, ia seharusnya tidak akan pernah bisa berbuat seperti itu.

Dalam hal apapun, ia sungguh harus memperhatikan orang itu dengan sebaik-baiknya.

Berbeda dengan suatu tempat yang bernama universitas Korea, tempat Yumi menempuh ilmunya.

Kini ia tengah berada di kantin, dan Lee Hyunsoo terus saja membuntutinya seperti seekor kucing yang tak mau lepas dari majikan.

"Hei, Lee Hyunsoo! Kenapa kau mengikutiku teru?" cetus Yumi menoleh pada lelaki itu yang tetap saja mengikuti gerakannya dan langkahnya pun sama.

"Kenapa? Tidak boleh?" ujar Lee Hyunsoo balik bertanya.

"Hm, sama sekali ridak boleh. Bisakah kau pergi dari hadapanku sekarang?" usir Yumi padanya.

"Kenapa?" tanya Hyunsoo heran.

"Kau lupa kejadian kemarin? Oke kalau begitu aku saja yang pergi," tukas Yumi meletakkan nampannya dan memilih kembali tanpa membawa makanan apapun dari sana.

Dengan cepat tangan berurat Lee Hyunsoo mencekalnya. "Tunggu," cegahnya.

"Apalagi?" geram Yumi menatapnya tajam.

Sejenak Lee Hyunsoo berpikir dan meneruskan ucapannya. "Kau masih salah paham padaku," katanya.

"Apa? Tidak mungkin, kau saja yang memperlakukan sahabatku seenakmu," ujar Yumi berusaha melepaskan cekalan tangan Lee Hyunsoo yang semakin erat.

"Kenapa kau sebegitu ingin tahu? Apa ini salah satu referensi yang ingin kau kumpulkan?" ketus Lee Hyunsoo.

Mata Yumi pun terkulai. "Lepas!" desisnya berusaha melepaskan cengkraman tangan lelaki itu yang koan lama semakin erat.

Bukannya melepaskan tangan itu, Lee Hyunsoo justru menyeretnya pergi. Entah ke suatu tenpat yang mungkin akan menjadi lokasi pengakuannya, tanpa harus menunggu lama lagi ia segera meluruskan kesalahpahaman ini yang bisa saja pada suatu saat nanti meluas tanpa persetujuannya.

Dengan rasa sakit pun Yumi masih sanggup mengimbanginya, pergelangan tangannya terasa panas walau udara di sana semakin dingin.

Pengaruh suhu tubuh Lee Hyunsoo saat ini yang menyalurkan rasa oanasnya pada tangan Yumi, hingga menjalar ke seluruh tubuh yang berbalut jaket itu.

"Sekarang, katakan apa yang ini kau ketahui," tandas Lee Hyunsoo.

Tiba di sebuah taman, di sebelah sisi yang tidak terlalu babyak orang dapat berada di sana.

"Apa ... Kau masih mencintai Jung Minji?" tanya Yumi.

____________
Note: Find Gaby & Suho on Instagram!  @Crownie_Shi

*Jangan lupa Vote dan komentar jika suka dengan karya ini ya kak( ╹▽╹ )
*Dan dukung author dengan Gift juga jika kamu sangat menyukai karya ini 。◕‿◕。
____________

Stylist Love | Oh SehunDove le storie prendono vita. Scoprilo ora