22: Triple J

6 1 0
                                    

Saat melihat kardus yang begitu besar tersebut, ia langsung blank 'bagaimana cara mengangkatnya' ia pun mencoba menggesernya namun tidak kuat.

Dia semakin penasaran apa yang ada di dalamnya, ia memutuskan untuk membukanya di tempat saja. Tepat di depan pintu apartemennya.

'Krek!Krek!Krek!'

'Srek!'

"KEJUTAN!"

"AA KAMCHAGIYA!"

(Terjemahan: Kamchagiya = Mengejutkanku atau ekspresi orang terkejut atau kaget)

"Wah, kita sudah sampai."

"H-hah? Kalian siapa?"

Tiga bocah cilik itu tengah memandang balik Gaby dengan raut wajah yang lucu nan menggemaskan membuat Gaby tidak tega mengatakan hal buruk lainnya, ia mencoba mengunci mulutnya dan membiarkan ketiganya masuk ke dalam.

Selepasnya, gadis itu segera mengabari Cha Suho jika 'paket' yang ia kirimkan sudah sampai.

'Tik.Tik-'

Jarinya mengetikkan sesutu satu per satu merangkai kalimat, pada layar ponselnya yang tertera bubble 'Casuho-nim' ia ternyata kehabisan kata lagi untuk menamai kontak tersebut dengan lebih layak.

Karena kata 'Casuho-nim' merupakan ungkapan kekesalannya atas perilaku Suho yang sangat menyebalkan belakangan ini.

Apalagi ia masih teringat secuplik scene kiss yang ia rasakan, menyapu lembut permukaan bibirnya yang berlapis lipstik saat itu. Ah! Dia kepikiran lagi.

"BIBI! AKU MAU PIPIS, DI MANA TOILETNYA?" Jaeyu berteriak sembari menahan tangannya di celana.

"Hah? A-ah itu di belakangmu."

"Wah, kamar ini benar-benar sempit." Jieun---bocah perempuan yang memakai pakaian cantik.

"Kau tidak boleh bilang begitu di sini, rumah kita lebih besar dari ini," ujar Jaeno menuturi adiknya.

"Siapa sih bocah-bocah ini?" gerutu Gaby sembari terus mengetikkan kalimat yang tiada habisnya.

Gaby: HEI! Dasar kau ini, aku sudah memutuskan kontrak kita.

Gaby: Kenapa kau justru mengirim para bocah ini?

Gaby: Kalau ingin membujukku, jangan menggunakan anak kecil dong.

Gaby: Yang benar saja, mereka akan menghancurkan rumahku nanti.

Gaby: Hei! Kau di mana, balas pesanku jika melihat ini.
(Send) 11.17

Dengan kasar ia meletakkan ponselnya, lalu pandangannya menuju ke benda yang sama sementara suara anak-anak itu terus saja mengusik tempat kediamannya.

'Drrrttt ....'

"HALO! KAU GILA YA, CEPAT BAWA MEREKA PULANG!"

"Jung Minji, k-kenapa kau membentakku?" Bukan suara Cha Suho yang terdengar, melainkan orang lain yang berada dalam sambungan itu.

***

Beberapa saat yang lalu di tempat lain, suara stereo dengan musik berdengung di tengah repotnya para kru menata proyek syuting iklan Cha Suho, untung saja skandal yang muncul justru membuat seorang sutradara iklan memberinya penawaran pekerjaan di saat ia menjalani masa skors dari sang CEO.

"Hyeong, kau sudah melakukan apa yang kuminta, 'kan?"

"Apa? Yang waktu itu? Sudah kulakukan." Jihyang menjawabnya tanpa menoleh dari kertas yang ia bawa.

"Nah, bagus ... lalu apa respon gadis itu?" tanya Suho.

"Tetap ditolak, aku rasa dia memang sudah tidak betah dengan sikapmu itu."

Stylist Love | Oh SehunOnde histórias criam vida. Descubra agora