61: Batal

1 0 0
                                    

"---JANGAN!" Yumi berteriak mencegah pria itu menutup sambungan. "Kau di mana? Katakan sekarang," kata Yumi.

"Aku ada di xxxx."

Yumi pun segera melemparkan ponselnya ke atas ranjang dan segera beranjak, sekadar mengenakan jaket dan rambut yang dibiarkan terurai membuatnya semakin terlihat menawan.

***

Chae Dohyuk telah mencari informasi ke seluruh sisi bandara, tetap tidak ia temukan berita yang akurat mengenai kecelakaan pesawat yang menuju ke Korea Selatan.

Ada yang berkata penerbangannya saat itu tertunda, ada pula yang berkata jika pesawat telah hancur dan tidak ada yang tersisa lagi.

Seluruhnya sudah tewas dalam penerbangan tersebut, beberapa orang tidak bisa memberitahu dengan pasti.

Karena mereka tidak tahu menahu tentang kejadian itu, Chae Dohyuk pun segera menyadari apa yang ia temuka di internet.

'Breaking News! Kecelakaan pesawat terbang Australia-Korea jatuh di laut Filipina! 60 korban tewas sepuluh orang selamat terluka parah!'

"Apa? Laut Filipina? Aku harus ke sana sekarang," gumam Chae Dohyuk selagi melihat kumpulan artikel yang terkait dengan kejadian itu.

Entah ini sudah hari kedua, dan ia tidak bisa kembali tanpa membawa kabar baik.

Sementara itu Cha Suho yang berada di mansion pun terus memandangi ponsel yang menampilkan artike sama setiap waktunya.

"Argh! Nuna ... Kau di mana?" gumam Cha Suho pelan meratapi kabar burung musibah yang menimpa kakaknya.

Keluar dari kamar, dia tidak mendapati triple J berada di luar ruangannya.

Mungkin mereka bertiga masih tidur, dan setelah Cha Suho mengintip dari balik pintu. Benar saja, ketiga bocah kembar tersebut masih tertidur di masing-masing ranjangnya.

Kamar Triple J sedikit luas, yang berisi tiga ranjang child single bed. Dua berwarna biru donker dengan spray bertabur gambar bintang milik si kembar Chae Jaeyu dan Chae Jaeno, lalu yang  satu  lagi milik Chae Jieun berwarna pink dengan spray bermotif strawbery buah kesukaannya.

"Oh? Paman ... Kenapa kau mengintip seperti itu? Masuklah," celetuk Chae Jaeno yang ternyata sudah terbangun sejak tadi namun ia masih meringkuk di atas kasur.

Mendapati Cha Suho yang sedang memandangi ketiganya, lalu ia memutuskan untuk terbangun dengan posisi duduk dan memanggil pamannya itu.

"Kau sudah bangun? Aku kira belum," ujar Cha Suho yang kemudian memilih masuk ke dalam ruangan itu.

"Paman, Bibi di mana?"

"Bukankah kau bertemu dia tadi?" tanya Cha Suho pada Chae Jaeno.

Namun pertanyaannya disahut dengan gelengan dari anak itu, dan tandanya sejak Cha Suho pergi ke kamarnya kemungkinan Gabybsudah pergi dari sana tanpa memberitahu dia dahulu.

"Sebentar." Cha Suho pun mengambil ponselnya yang ada di sakunya dan mulai mencari sebuah kontak. "Sudah kubilang hati-hati malah keluar rumah, meresahkan," gerutunya sembari menempelkan benda pipih tersebut ke telinga.

Cha Suho pun bergegas ke luar kamar, lalu menunggu panggilannya tersambung ke nomor Gaby.

"Maaf ... Tidak aktif ...-"

"Aish, apa ini? Kenapa dia tidak menjawab. Jangan-jangan ...."

Cha Suho mengambil tindakannya, ia harus mencegah Gaby memberi tahu alamat mansion kakak iparnya.

Jika manajernya sampai tahu alamat ini, dia tidak bisa pergi ke mana pun sebagai tempat persembunyian.

Pria itu segera memanggil baby sitter baru untuk merawat Triple J sementara ini, selagi ia mencari keberadaan Gaby yang semakin lama membuatnya resah.

Cha Suho segera bergegas mengambil kunci mobilnya dan mengenakan jaket.

***

Kini keduanya sedang dalam perjalanan ke tempat yang ditunjukkan oleh Gaby, manajer itu pun terus mendesaknya untuk mengucapkan hal yang sebenarnya tentang Cha Suho.

Karena sekarang yang terpenting bagi Kim Johyang adalah di mana Cha Suho sekarang dan bersembunyi di mana dia, karena seluruh job yang ada terikat kontrak maka jika memang Cha Suho tidak menjalani pekerjaannya itu bukan hanya merugikan dia seorang tapi juga oihak agensi.

"Katakan di mana Cha Suho, kau pasti  mengetahuinya bukan?" tanya Kim Jihyang selaku manajer Cha Suho.

Gaby berpikir sejenak, ia harus menjawab apa. Bukan karena ia takut akan membahayakan Cha Suho tapi memang ia bukan orang kelahiran Korea Selatan, dan mana mungkin dia hapal seluruh wilayah yang ada.

Bahkan gadis itu tidak mengingat rute saat menuju ke mansion Chae Dohyuk bersama Cha Suho, dan bagaimana bisa ia menjelaskannya pada Jihyang saat ini.

"Aku tidak tahu, sungguh!" kata Gaby membuat amarah Jihyang semakin meletup.

"Hei! Kau yang bersamanya terakhir kali, bagaimana bisa kau tidak melihatnya. Katakan yang sesungguhnya," desak Jihyang terus menyatakan pertanyaan yang sama untuk terakhir kalinya.

"Aku berkata yang sesungguhnya, dan aku benar-benar tidak tahu ke mana dia!" timpal Gaby membuat Jihyang mendengus kesal tanpa menolehkan kepalanya terus menatap jalanan.

Mobil yang ia gunakan adalah transport pribadinya, jika bukan mungkin ia akan membanting stir dan mengakibatkan dua nyawa melayang sekarang.

Tapi ia lebih sayang uang, membeli mobil itu bukan sesuatu yang mudah baginya sebelum bekerja menjadi manajer Cha Suho.

Dan kini rasanya lebih sulit untuk mengurus artisnya yang sangat susah diatur, membuat Jihyang terus darah tinggi dibuatnya.

'Ckittt!

Pria itu pun mendadak menekan rem dengan kakinya, sontak membuat tubuh Gaby tersentak maju. Untung saja dia memakai seatbelt, dan menjadikannya selamat dati benturan.

"Kau sungguh tidak tahu? Apa kau sengaja berbohong? Karena kau mulai menyukainya?" tanya Jihyang membuat Gaby cukup terdesak oleh situasi.

Sebelum Gaby berhasil menjawabnya, sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan kendaraan yang mereka tumpangi.

Terlihat familier dengan tampilannya, dan seseorang pun muncul keluar setelah membuka pintunya.

Jaket itu ... pernah dilihat oleh Gaby di suatu tempat.

***

Yumi telah sempurna berdiri di depan gedung yang berdasar oleh alamat yang telah dikirimkan Lee Hyunsoo melalui aplikasi perpesanan mereka.

"Astaga, dia sudah membuatku gila. Apa aku sungguh harus naik ke atas sana?" gerutu Yumi dan kemudian masuk ke dalam gedung karaoke tersebut.

Dengan mendumal ia naik ke lantai sebelas, tempat yang dikatakan Lee Hyunsoo. Yumi yang tadinya ingin mengungkap perasaan pun mengurungkan niatnya, ia ingin mencaci maki pria yang tengah mabuk di hadapannya itu sekarang.

Tapi, situasi berkata lain mendapati Lee Hyunsoo meringkuk lemas nyaris tak sadarkan diri di atas sofa tersebut.

Dengan beberapa botol alkohol yang ada di atas meja, membuat bau khas benda itu tercium oleh Yumi.

Dengan cepat ia segera menghampiri Lee Hyunsoo, ruangan yang diisi dengan bunyi bising alunan musik karaoke.

"Hehe, kau sudah datang ya?" Senyuman samar Lee Hyunsoo tampak seperti tidak memiliki beban apapun.

Bahkan ia seperti telah melupakan ucapan Yumi, seakan tidak mempermasalahkannya lagi gadis itu segera mengalungkan tangan besar Lee Hyunsoo ke pundaknya.

"Kenapa kau sampai mabuk seperti ini, hanya karena ucapanku? Kau patah hati hingga segitunya? Apa kau juga melakukan hal yang sama seperti ini saat cintamu kandas dengan Jung Minji?" gerutu Yumi yang tidak ada habisnya.

Stylist Love | Oh SehunWhere stories live. Discover now