16: Romcom

10 3 0
                                    

"K-kau! D-dengan Cha Suho?!"

Yang benar saja hal yang sama sekali tidak diketahui oleh Baek Kyungmi alias Yumi mengenai sahabatnya sendiri, gadis itu telah menceritakan semuanya padanya tanpa terkecuali.

Karena ia pikir sahabatnya itu perlu mengetahui masalahnya saat ini, syuting bersama Cha Suho hanya sebuah kebetulan semata---perjanjian yang tak bisa terhentikan.

"Hm, maafkan aku---tidak bisa memberikan yang kau minta," ucap Gaby.

"Tanda tangan. Di mana pesananku?"

"Yumi ... makanya itu sebelum aku melihatmu marah padaku, setidaknya aku sudah memberitahukanmu tentang hal ini." Gaby mengucapkannya denga raut sweat tears.

"Ah, baiklah ... aku hanya harus rela kau yang menjadi 'istri' palsu di acara itu dan bukanlah orang lain." Yumi seakan memahaminya dan mencoba menahan amarahnya hanya untuk sesaat saja.

"YUMI YANG TERBAIK!" seru Gaby langsung memeluk sahabatnya itu membuatnya sedikit terperangah kaget.

"Hei, aku masih menunggu tanda tangan jodohku ya." Yumi mengingatkannya seakan tidak ada kata lain yang akan terlontar dari mulutnya itu.

"Nah, yang satu itu ... aku rasa aku tetap tid---"

"-Apa?! Mau bilang tidak bisa lagi? Oh, ayolah ... aku sudah memaafkanmu untuk kejadian yang tak masuk akal itu. Jadi, harusnya kau bisa memintakan satu coretan tangan Cha Suho hanya untukku, hm?" pinta Yumi memohon dengan raut sendu menatap Gaby.

Membuat gadis itu tak berdaya melihat tingkah Yumi yang selalu saja bisa membuatnya kalah telak dalam ekspresinya, akhirnya Gaby menyanggupi permintaan sahabatnya itu hingga ia tidak bisa lagi menyerah atas Cha Suho.

Tepatnya untuk tanda tangan aktor arogan itu ... bagaimana dia mendapatkannya sementara ia saja tidak suka berdekatan dengan pria seperti Cha Suho.

***

"CUT!"

"Terima kasih telah bekerja keras," ucap para staf satu dengan yang lainnya yang berada di lokasi syuting tersebut.

"Jung Minji, kenapa kau di sini? Bergabunglah dengan yang lainnya," ujar Jihyang menghampiri Gaby yang tengah menyendiri di tepi pantai tidak jauh dari kerumunan staf.

"Ah, manajer ... nanti aku ke sana, kau duluan saja." Gaby membalasnya santai, setelah melihat respon Jihyang yang kemudian mengangguk lalu berbalik pergi.

'Wush ... wush ... wush ....'

Deru ombak yag membentur karang tampak asyik dilihatnya, juga angin yang sepoi-sepoi merambat ke permukaan kulitnya.

Membelai surainya hingga melambai berirama seperti jari-jari yang menari di antara sinar matahari yang menimpa pucuknya.

"Kau, sutradara mencarimu. Kenapa kau ada di sini?" Cha Suho yang ternyata datang menemui Gaby.

"Oh, kau ternyata. Kukira kak manajer lagi," celetuk Gaby lalu mengalihkan pandangannya.

Ekor mata Suho beralih mengikuti arah tatapan Gaby. "Kau mencari kak Jihyang? Sebenarnya apa kau ada sesuatu dengan manajerku?" tanyanya kemudian.

"Hah? Sesuatu seperti apa?"

Melihat reaksi Gaby yang terlihat bingung tidak memahami apa maksud pria itu, Suho mengrungkan niatnya untuk bertanya lagi. "Bukan apa-apa, ayo Pak Lim sudah menunggu kita," ajaknya sembari menarik telapak tangan Gaby masuk ke dalam genggaman tangannya itu dengan sengaja.

Sontak Gaby membelalakkan matanya lalu tertuju pada Cha Suho. "K-kau! Pelan sedikit, aku bisa berjalan sendiri, kok," pekiknya lalu reflek ikut berlari menyeimbangkan langkahnya dengan pria tersebut. Karena kaki Gaby tidak sepanjang milik Cha Suho, maka gadis itu bahkan melangkah dengan jarak yang berbeda dengannya.

Stylist Love | Oh Sehunحيث تعيش القصص. اكتشف الآن