64: Pulang Jakarta!

0 0 0
                                    

Keadaan Cha Selena sungguh belum pulih seutuhnya, penampilannya sungguh beda dari masa lalu.

Kepalanya tertutup perban, dan di area wajahnya terdapat luka lebam yang tidak terlalu parah.

Lalu kaki dan tangannya masih dalam proses pemulihan, sedangkan Park Jungwo---pria itu hanya mengalami kondisi di mana dia terlika ringan dan sedang mengalami masa penyembuhan.

Park Jungwo menjalani terapinya beberapa hari yang lalu, dan tubuhnya berangsur membaik saat ini.

Park Jungwo merasa ia dibutuhkan di sisi wanita itu, seakan tidak ingin meninggalkan dan ditinggalkan.

Dia bahkan tidak mengetahui identitas asli Cha selena, siapa wanita itu sesungguhnya dan bagaimana latar belakangnya.

"Anda siapa?" Park Jungwoo mengulangi perkataan yang sama dengan yang diucapkan oleh Cha Selena.

"A-aku suaminya," ucap Chae Dohyuk dengan spontan menatap dingin laki-laki yang berada di dekat Cha Selena dan melontarkan seulas senyum pada wanitanya.

"S-suami? Tapi ... kau tunanganku, dia siapa?" tanya Cha Selena bingung kembali menatap Park Jungwo.

Apa? Tidak bahkan tidak ingin mengenali Chae Dohyuk lagi, drama macam apa yang sedang ia saksikan ini.

"Kau bicara apa, Cha selena!" geram Chae Dohyuk terhadap sikap mantan istrinya itu.

"Anda siapa? Dia sudah mengatakannya bahwa Cha Selena tidak memiliki suami," ujar Park Jungwo.

Rahang Chae Dohyuk pun mengersmas melihat situasi konyol yang sedang terjadi di hadapannya. "Seharusnya aku yang bertanya, kau siapa kenapa bisa istriku ini berada bersamamu!" bentaknya.

Cha Selena yang melihat kedua kubu hendak melayangkan tunjunya masing-masing pun berteriak minta tolong. "AAA! TOLONG!" teriaknya membuat Chae Dohyuk berhenti melakukan aksinya.

Perhatian para perawat dan beberapa orang pun tertuju pada mereka, Chae Dohyuk dengan raut tercengang melihat sikap mantan istrinya saat ini.

Apa yang sebenarnya terjadi, mengapa Cha Selena tidak mau memganggapnya sama seperti dulu, dia ingin segera meminta maaf untuk kesalahannya saat itu.

Belasan tahun telah dilaluinya sebagai single mother, tanpa adanya Chae Dohyuk di sisinya kala merawat baby triple J.

Untuk apa Chae Dohyuk ingin mengakui perasaannya sekarang, saat waktu yang tidak tepat dan situasi yang membingubgkan ini membuatnya ingin lari dari kehidupan saja secepatnya.

"Ada apa Nyonya?"

"D-dia ingin bertengkar dengan tunangan saya," ujar Cha Selena semakin membuat Chae Dohyuk meledakkan amarah dalam dirinya.

Matanya berkilat, menatap laki-laki asing itu. Tampak tersenyum mengejek, dan dengan santainya meletakkan tangan pada jari jemari Cha Selena dan menggenggam tangan tangan wanita itu.

"Dokter, dia ini istri saya!" Chae Dohyuk pun berseru dengan kalimat Inggrisnya.

Lalu balik menatap manik Cha Selena yang tampak bingung dan ketakutan untuk balas melihatnya, Chae Dohyuk heran dan kacau sekali hatinya saat ini.

"Panggilkan security!" titah si dokter pada para perawat tersebut.

Kalau saja ... sekali saja ia ingin kembali mengulang ke masa lalu, melihat dirinya yang masih dibahagiakan  oleh pernikahan dan berada di antara Chae Jaeyu, Chae Jaeno, dan Chae Jieun.

Chae Dohyuk pun memiliki ide, dia pergi ke pusat informasi klinik rawat darurat itu dan mencari tahu data yang ada tentang Cha Selena dari hari pertama ia dirawat di sana.

Lalu mendapatkan nomor kontak dokter yang menangani Cha Selena, akhirnya dia memiliki kunci utama. Dengan segera ia kembali ke hotel dan mengabari adik iparnya tentang kondisi Cha Selena.

***

Telah lama Bryan Kim menetap di Amerika, ia telah meninggalkan Mizuko Nakamoto di negeri ginseng.

Padahal ia belum mengucapkan sebuah kata special yang sudah ia siapkan sejak lama, pastinya ia masih belum sanggup memberikan hadiah istimewa itu.

'Tok.Tok!'

"Masuk."

Bryan Kim yang kini beralih profesi menjadi seorang CEO Blues corp, terlihat menawan dengan setelan jas yang melekat di tubuh kekarnya.

"Pak, ini laporan keuangan dua minggu terakhir," kata pegawai itu mengulurkan map berisi keterangan yang dipermasalahkan.

Bryan Kim menghela napasnya pelan. "Segera adakan meeting pemegang saham, siang ini juga," titahnya kemudian mencoba memikirkan cara agar perusahaan ayahnya tetap bisa berdiri kokoh.

"Baik, Pak," jawab pegawai itu lalu pergi.

Krisis keuangan di Blues Corp telah melanda sejak satu bulan terakhir, Bryan Kim harus pandai-pandai memilah wewenangnya dan mengundang banyak investor untuk mengembangkan perusahaannya itu.

Blues Corp, perusahaan pusat milik keluarga Bryan Kim yang bergerak di bidang produksi software yang kian mendunia saat peluncuran aplikasinya yang pertama di saat usaha itu masih dikelola oleh ayah Bryan.

Kini satu-satunya pewaris tunggal seluruh perusahaan yang ada hanyalah Bryan Kim, ia harus merelakan kancah pertelevisian juga dunia hiburan.

***

Selain itu di sisi belahan bumi yang lain, Sarah sedang bersih-bersih rumah. Lalu Jung Ram tengah serius menonton acara TV.

"Pa, kapan Gaby kita pulang, ya?" tanya Sarah selaku mama Gaby.

Jung Ram yang terlihat masih menonton TV pun tidak menolehkan kepalanya. "Apa? Yasudah suruh dia pulang, cepat telepon dia. Papa mau bicara sama dia juga," titahnya.

Sarah pun segera mengambil ponselnya dan mendial kontak Gaby.

'Tut...'

"Halo, Ma?" Gaby akhirnya menjawab dari ujung sana.

"Sayang, apa kamu tidak bisa pulang ke sini? Sebebtar saja untuk menemui Papa dan Mama?" pinta Sarah oada putri tunggalnya.

"Ma, Gaby masih belum bisa."

Jung Ram akhirnya menoleh dan memberi isyarat untuk memberikan ponsel padanya. "Berikan padaku, hai sayangnya Papa ... kenapa kamu masih di sana? Sudah setahun kamu belum pulang. Enggak kangen sama kami?" tanyanya.

"Ah, Papa. Aku juga kangen sama kalian, tapi masalahku di aini belum---"

"Masalah apa? Kok kamu enggak cerita pada kami, katakan dengan jujur."

"Tapi kalian jangan marah ya."

"Iya-iya, kami gak marah," ucap Jung Ram pada putrinya melalui sambungan telepon.

"Aku ... tidak sekolah di sini, tapi aku sedang bekerja. Aku tahu aku salah sudah berbohong pada Papa dan Mama, tapi suatu kesalahan membuatku tidak bisa pulang secepat itu, Ma ... Pa," jelas Gaby dengan suara sedikit tercekat.

"GABY, BERANI SEKALI YA KAMU," sentak Jung Ram.

"Sabar, Papa! Ih, udah dibilang jangan marah malah ngamuk, udah-udah," ucap Sarah mencoba menenangkan hati suaminya itu.

"Gaby, Papa ga mau tahu kamu harus pulang sekarang juga---membawa calon ayahnya sekalian, biar dia tanggung jawab! Berani-beraninya dia macam-macam sama anak Papa!"

"P-papa ... masalahnya bukan---"

"Apa? Dia tidak mau bertanggung jawab? Sini, Papa aja yang ke sana nyamperin itu anak! Pokoknya, Papa mau kamu pulang secepatnya."

"Tapi Pa---"

"Ga ada tapi-tapi-an! Pulang secepatnya atau Papa yang gebugin itu anak, huh?"

" ... Pulsa Anda telah habis silakan isi ulang kembali--"

"Bukan itu, Pa! Halo? Halo, Papa? K-kok dimatiin!" teriak Gaby dengan bahasa Indonesia membuat para kru tertoleh ke arahnya termasuk Cha Suho yang memandangnya heran.

Sepertinya Jung Ram sedang salah paham dengan anaknya ....

Stylist Love | Oh SehunWhere stories live. Discover now