82: Rasa Itu Bisa Menelanmu

2 0 0
                                    

Perusahaan berlabel 'CLONA' itu terlihat sama, sibuk dan padat karyawan.

'Tok.Tok!'

"Masuk." Suara bariton terdengar mempersilakan orang itu untuk masuk.

Lee Caesung--dia tampak tegas seperti biasanya, dengan kumis tipis menghiasi dagu.

"Bos, saya menemukan sesuatu tentang Mizuko Nakamoto," cetus si ajudan.

Orang suruhan Lee Caesung telah kembali, membawa apa yang diinginkan sang bos.

Informasi pelengkap rumor Cha Suho, dia memutuskan untuk mencari tahu siapa saja yang ada di kehidupan Cha Suho yang sebenarnya.

Karena Suho telah menjadi artis papan atas, yang bahkan tidak boleh memilih jalur hidupnya sendiri. Semuanya telah diatur, ini maupun itu baik hal yang sepele hingga tersulit sekalipun.

"Katakan, apa yang kau dapat."

"Mizuko Nakamoto ... dia gadis yang cantik, Bos. Lahir di Jepang, dan di-recruite oleh Staren Entertainment. Agen yang sama dengan Cha Suho," jelas Taewong.

"Ah, begitu rupanya. Apa dia masih berhubungan dengan artisku?"

Taewong menggeleng. "Saya kurang tahu tentang itu, tapi sepertinya Cha Suho sudah tidak bertemu lagi dengannya. Justru saya lebih sering melihatnya dengan gadis berponi yang selalu bersama Jihyang dan dia," kata Taewong.

"Gadis berponi?" gumam Lee Caesung berpikir sejenak lalu menatap pada suruhannya lagi dengan tatapan bingung.

"Saya rasa mereka sudah dekat," celetuk Taewong.

Dia memberitahukan apapun yang bisa dia lihat pada majikannya, sekalipun hal yang tidak dia ketahui bebar atau tidaknya.

Jika hal ini sampai pada wartawan, semua akan mengulik seluruh berita hingga dalam dan semakin membuat Gaby jatuh ke jurang dunia hiburan yang begitu pelik.

"Aku mau informasinya juga," titah Lee Caesung seraya mengusap dagunya.

Pria itu akan membuat suatu kabar, hal ini penting tapi sementara harus tertunda agar publik juga menantinya.

***

Chae Dohyuk bersama wanita ini, sepanjang hidupnya dia terlalu nyaman untuk menyebutkan hal tersembunyi di sudut hatinya.

Dingin, dan cukup tidak berperasaan juga. Bercampur dengan rasa yang kini beberapa persen dari dirinya yang mulai ingin memperhatikan seseorang.

Aneh, tapi nyata.

"Chae Dohyuk, kenapa kau membawaku ke sini?" Cha Selena menatapnya bingung.

Dia hampir sembuh, sydah tidak wajib membawa tiang infus lagi ke manapun ia pergi.

Hanya saja, kondisinya bisa tiba-tiba berubah saat mencapai suatu titik tertekan.

"Ah, itu ... aku hanya ingin berjalan-jalan denganmu," cetus Chae Dohyuk lalu menoleh pada wanita di sampingnya.

Kini mereka berdua berdiri di rooftop, memandang hamparan gedung kecil yang ada di seberang rumah sakit.

Tepat saat itu, pipi Cha Selena tersipu samar. Tidak berani balik menatap, dia hanya berusaha memendam rasa itu.

"Begitu kah?" gumam Cha Selena.

"Hm, bagaimana keadaanmu? Sudah baikan?" tanya Chae Dohyuk mencairkan suasana.

"Ehm, sudah. Hanya saja aku tidak tahu kapan diperbolehkan untuk pulang," kesal Cha Selena.

"Haha, tenang saja. Kata Michael, tiga hari lagi kau boleh pulang," cetus Chae Dohyuk menyeringai.

Stylist Love | Oh SehunKde žijí příběhy. Začni objevovat