45: Semakin Dalam

4 1 0
                                    

"Apa? Kau juga, Gisel. Kita sudah mati-matian menahan malu seperti ini tapi apa yang dia lakukan? Dia seperti menganggap kita sampah!" kecam Oh Hyemi.

"Kenapa! Kalau Eonni tidak suka, kau bisa pergi secepatnya. Kami juga tidak membutuhkanmu!" sahut Choi Haruka membela Kim Hana.

Ini semua bukan kesalahan sang leader, habya saja kesempatan mereka saat ini sangat sedikit. Perbatasan tampil, waktu yang singkat seolah menjadikan emosi mereka juga semakin tersulut.

"Cukup! Kenapa kalian tidak bisa bersikap dewasa? Aku sungguh lelah, aku hanya ingin menyelesaikan semua ini sampai pembubaran kita bulan depan. Hanya sampai situ," ujar Kim Hana memberikan suaranya.

Membuat Oh Hyemi dan lainnya pun tidak bisa unjuk suara lagi, hanya pada bulan akhir nanti grup mereka akan bubar dan memulai kehidupan yang lebih pasti dengan cara masing-masing.

***

"Hyeong, batalkan schedule-ku hari ini," titah Cha Suho saat memasuki van-nya.

Membuat Jihyang pun menoleh padanya. "Hei, kau pikir ini semua rencana yang bisa kau tentukan sendiri?" ketusnya.

Cha Suho pun membuang napasnya kasar. "Argh! Lalu kenapa? Aku ingin bersantai hari ini, bisakah aku mempekerjakan Gaby lagi?" tanyanya.

"Gaby? Siapa?" Jihyang justru balik bertanya padanya.

"Gaby? Eh, kenapa aku terus menyebut namanya dengan salah?" heran Cha Suho.

"Kau itu kenapa, sih? Perlu periksa ke dokter atau tidak?" tawar Jihyang.

Merasa perilaku sang artis nampak sedikit aneh, Jihyang pun tanpa menunggu jawaban lagi segera melajukan mobilnya ke tempat tujuan.

Melaksanakan jadwal Cha Suho sama seperti hari-hari biasa.

"Hyeong, apa ada yang salah pada otakku? Kenapa aku malah menyebutkan nama 'Gaby' setiap aku memikirkan Jung Minji?"

Jihyang yang mendengarnya pun justru mengedikkan bahu. "Kenapa kau tanya padaku bukannya tanya langsung pada otakmu itu, mana bisa aku tahu dengan apa yang salah dengan kepalamu? Apa telah terbentur sesuatu?" katanya semakin melantur.

Cha Suho hanya mengalihkan pandangannya ke luar jendela. "Entahlah, aku tidak merasa telah menyundul sesuatu. Aku sehat, 'kan, Hyeong?" tanyanya lagi.

Jelas itu membuat Jihyang selaku manajernya melirik dengan raut bingung pria itu dari sisi kaca spion tengah, sembari beralih pandang ke jalanan di depannya agar tidak terjadi kecelakaan hanya karena masalah pikiran Cha Suho yang sedang bermasalah.

Lokasi syuting kembali ditempatkan di area pinggiran kota Seoul, saat ini Gaby masih memiliki pekerjaannya.

Karena ia harus mendandani artis sekaligus aktor, siapa lagi jika bukan Cha Suho yang mengontrak-nya menjadi stylist pribadinya.

Bukan Gaby ingin menolak, tapi saat ini ia harus mendapat pekerjaan yang cocok dan tetap.

Sementara itu, sebuah mobil memasuki pekarangan taman itu. Syuting kali ini bertajuk 'Stole The Ring' sebuah film yang dibintangi aktor muda tampan, dan ia akan berperan menjadi pemain utama kedua.

Dan pemain wanita tmyang telah ditetapkan dari produser tersebut, tidak lain adalah Mizuko Nakamoto.

Yang tidak pernah diduga sebelumnya oleh Cha Suho akan memerankan tokoh Jung Ryun dalam serial tersebut nantinya, dan Cha Suho akan memerankan Lee Kevin.

Dalam tanda tanya siapa yang akan memerankan tokoh utama pemeran pria, jika Cha Suho yang biasanya dikenal sebagai raja per-drama-an dan sering memerankan tokoh utama pria yang pertama.

Kini ia menjadi peran kedua dari yang utama, akibat rumornya kala itu menjadikan beberapa job yang ia terima ikut undur dan sebagian turun tangan akan proyek yang melibatkan Cha Suho didalamnya.

"Hai, Jung Minji? Kita bertemu lagi rupanya," sapa Mizuko Nakamoto yang tampak mengenakan kalung dan perhiasan yang glamour itu, dengan balutan dress begitu pas di badannya jadi memperlihatkan lekukan tubuhnya dengan jelas.

"Kau yabg waktu itu dengan jaket putih?" tebak Gaby.

"Hm, benar, kenapa kau ada di sini?" ujar Mizuko.

"Aku---"

"---Jung Minji, aku mencarimu. Ke mana saja kau," sela Cha Suho yang tiba-tiba muncul sontak membuat kedua perempuan itu sedikit tersentak.

"Aku? Kau mencariku?" tanya Gaby pada Cha Suho dengan sedikit terbata.

Ia sedang gugup sekaligus bercampur dengan rasa deg-deg-an saat ini, karena posisinya tepat tangan kekar Cha Suho tengah merengkuh pinggangnya yang terdapat sedikit lemak. Menjadikannya peluk-able.

Sorot mata Mizuko pun terpusat pada rengkuhan tangan lelaki itu yang telah lama berubah tanpa ia sadari, dulunya Cha Suho tampak biasa saja karena kala itu mereka berdua masih sama-sama remaja.

"Hm, tentu saja. Oh? Mizuko-ssi, aku sampai tidak melihatmu karena begitu menyilaukan," sindir Cha Suho begitu ia menolehkan kepalanya mendapati Mizuko sedang memperhatikan tingkahnya memeluk mesra Gaby yang statusnya tidak memiliki hubungan apapun.

Dengan sedikit sindiran itu lun Mizuko terasa salah memilih kostup lapangan, niatnya ingin mengejutkan Cha Suho dengan penampilan barunya tapi kini justru mendapatkan  sindiran keras.

Hingga membuatnya sedikit tertohok dengan kenyataan jika ia telah putus hubungan dari Cha Suho, mengapa juga ia harus mengharapkan sisa kesempatannya.

Kini ia melihat apa yang dilakukan kedua orang di hadapannya, saling tertawa ringan. Seperti dirinya dianggap sebagai nyamuk yang melintas, tidak disaari keberadaannya.

"Oh, Mizuko-ya! Kau di sini ternyata," panggil Bryan Kim yang gantian datang tiba-tiba menghampiri perempuan itu.

Kini kedua pasangan yang lengkap, ketiga artis yang sama-sama ingin beradu kecocokan dengan masalah ini.

"Wah, Bryan Kim?" sapa Gaby.

"Bryan ...," gumam Mizuko dengan tatapannya yang terlihat sedikit terkejut namun ia tahan.

Cha Suho justru berpindah pandang pada gadis di sebelahnya, Gaby yang diingatnya pernah bertemu dengan Bryan Kim waktu di rumah sakit.

Sepertinya gadis itu belum melupakannya sama sekali, kejadian jaket yang membuat Cha Suho sedikit terbakar api.

Kepanasan apa yang kini ia rasakan?

"Jung Minji, kau sudah sembuh?" tanya Bryan Kim membalas sapaannya.

"Minji-ssi? Kau sakit?" sahut Mizuko terlihat sok peduli.

Cha Suho semakin mengeratkan pelukan pada pinggang gadis itu, sehingga membuat Gaby sedikit tersentak ke atas.

"Dia tidak apa-apa, benar bukan?" Cha Suho melontarkan perkataannya dengan senyuman penuh paksaan pada Gaby.

Seakan mengisyaratkan padanya untuk menuruti ucapannya barusan, dan akhirnya Gaby pun mengangguk terpaksa agar tidak terlalu menjadi pembicaraan yabg panjang nantinya.

Di sisi paling dalam hati Cha Suho, sepertinya telah terjadi kebakaran yang membuat api cemburunya membara.

Tanpa ia sadari, dan keduanya lebih memahami perasaan masing-masing secara mandiri dan semakin dalam.

Hingga tidak bisa mengartikan apa yang sebenarnya terjadi, tapi hal itu sebuah kelebihan dari orang yang sedang jauth cinta.

Untuk yang pertama kalinya, kedua kalinya atau bahkan ke sembilan kalinya. Dengan rang yang berbeda.

Stylist Love | Oh SehunDove le storie prendono vita. Scoprilo ora